Desain Ruang ICU TINJAUAN PUSTAKA

ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif dalam jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik. Semua pasien yang masuk ke dalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis intensive care Hanafie,2007.

2.3. Desain Ruang ICU

Standar ruang ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat. Letak area ICU dibagi dalam pintu-pintu rintangan. Pintu-pintu rintangan mempunyai fungsi untuk melindungi pasien yang kritis dari kuman-kuman. Ruangan sebaiknya diatur sedemikian rupa, sehingga perawat dapat mengontrol pasien secara ergonomis, dapat mengontrol penerimaan pasien, jalan masuk petugas, transportasi barang, dan bahan yang termasuk proses kerja WHO, 1992. Letak ruangan ICU harus dekat dengan gedung gawat darurat, laboratorium, radiologi, dan bedah supaya dapat diakses dengan cepat. Pasien- pasien darurat yang memerlukan penanganan dan perawatan intensif dapat segera dipindahkan ke ruang ICU dengan cepat. Ruang laboratorium dan radiologi harus dekat dengan ruang ICU agar penanganan pasien di ruang ICU cepat ditangani apabila diperlukan segera. Dan gedung harus terletak pada daerah yang tenang Depkes RI, 1991. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Kepmenkes 1204MenkesSKX2004 Tentang Persyaratan Universitas Sumatera Utara Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Keputusan ini mewajibkan bagi setiap Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit. Konstruksi ruang ICU yang termasuk zona dengan resiko tinggi mempunyai ketentuan sebagai berikut : 1. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang. 2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus. 3. Langit-langit terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. 4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai. 5. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai. 6. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya. Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir. 7. Kualitas udara ruang a. Tidak berbau terutama bebas dari H2S dan Amoniak b. Kadar debu particulate matter berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 gm dan tidak mengandung debu asbes. Universitas Sumatera Utara c. Indeks angka kuman untuk unit ICU : konsentrasi maksimum 200 mikroorganisme per m3 udara CFUm3 8. Penghawaan : sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban sesuai standar. Standar suhu ruang ICU 22-23ÂșC, kelembaban 35-36, bertekanan positif. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter diatas lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit. 9. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang, satu kali sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol resorcinol, trietylin glikol, atau disaring dengan electron presipitator atau menggunakan penyinaran ultra violet. Pemantauan kualitas udara ruang minimum dua kali setahun dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara kuman, debu, dan gas. Program ruang terdiri dari ruang pasien, ruang perawat, ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang tempat pembuangan bahan kotor, ruang staf dokter, ruang tunggu, laboratorium. Area kerja meliputi ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan pasien; ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi, penyimpanan obat dan alat; ruang isolasi yang dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri; mempunyai pendingin ruangan yang dapat mengontrol suhu Universitas Sumatera Utara dan kelembaban; mempunyai ruang tunggu keluarga pasien, mempunyai cadangan pengganti listrik jika arus listrik terputus Depkes RI, 1991. Beberapa contoh denah ruangan ICU Kunders, 2004: Gambar 2.1. Gambar denah ruangan ICU 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Gambar denah ruangan ICU 2 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Gambar denah ruangan ICU 3 Dari beberapa contoh denah diatas menggambarkan ruang kerja perawat diatur agar dapat menjaga kontak visual perawat ke pasien sehingga perawat puas bekerja dalam memonitor pasien. Universitas Sumatera Utara

2.4. Standar Pelayanan di ICU