Ciri-ciri Teks Narasi Pengertian Narasi

2. Struktur Narasi

Keraf 2000: 145 menjelaskan bahwa sesuatu dikatakan memiliki struktur apabila terdiri dari bagian-bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lain. Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu alur, perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. a. Alur Plot Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Secara garis besar, alur dibagi dalam tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir Wiyatmi, 2008: 36. Keraf 2000: 147 menjelaskan alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik, dibatasi sebagai sebuah interelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, pikiran suasana hati, dan sudut pandang. Alur dapat menandai kapan sebuah narasi akan mulai dan kapan berakhir. b. Perbuatan Ciri yang membedakan antara narasi dan deskripsi adalah perbuatan atau tindak-tanduk. Keraf 2000: 156 mengemukakan perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur sebuah karakter, latar, dan sudut pandang juga merupakan sebuah struktur dan membentuk suatu struktur. Dalam narasi, setiap tindakan harus dijelaskan secara rinci dalam komponen-komponennya, sehingga pembaca benar- benar merasakan apa yang dirasakan dan dilihat oleh penulis. Tindakan tersebut harus dirangkai satu sama lain dalam hubungan yang logis. Dengan demikian, maka perbuatan atau tindakan tersebut merupakan rangkaian kejadian yang diikat oleh waktu. c. Penokohan Sayuti 2000: 44 mengatakan penggambaran tokoh secara tidak langsung dapat menggunakan beberapa cara yaitu penamaan tokoh, cakapan, penggambaran pikiran tokoh, arus kesadaran, pelukisan perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, pandangan tokoh terhadap tokoh tertentu, dan pelukisan fisik. d. Latar Sayuti 2000: 60 menjelaskan empat unsur yang membentuk latar, yaitu lokasi geografis yang sesungguhnya, pekerjaan dan cara tokoh hidup sehari-hari, waktu terjadinya peristiwa tindakan, dan lingkungan religius, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh-tokohnya. e. Sudut Pandang Sayuti 2000: 74 menjelaskan sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang akuan sertaan, sudut pandang akuan tak sertaan, diaan mahatahu, dan diaan terbatas. Sudut pandang memasalahkan siapa yang bercerita Wiyatmi, 2008: 40. Sudut pandang adalah cara pengarang memandang siapa yang bercerita di dalam cerita. Sudut pandang ini berfungsi untuk menggabungkan tema dengan fakta cerita. Pardiyono 2007: 96 mengidentifikasi struktur narasi menjadi empat bagian, sebagai berikut. a. Orientation Orientasi berisi mengenai topik aktivitas atau kejadian yang bersifat “luar biasa” yang akan diceritakan. Orientasi harus menarik dan mampu memprovokasi pembaca untuk mengetahui detailnya.