Kendala dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik

5. Crosstabs berdasarkan Latar Belakang Madrasah Siswa Gambar 16. Hubungan latar belakang madrasah siswa dengan penilaian terhadap kinerja guru ekonomi Pada gambar di atas menunjukkan bahwa persepsi siswa MA negeri sedikit lebih baik dibandingkan dengan persepsi siswa MA Swasta mengenai tingkat kinerja guru ekonomi dalam mengimplementasikan aspek teknik dan instrumen penilaian sikap dan keterampilan. Dapat dilihat pada kurva garis siswa MA negeri pada aspek Teknik dan instrumen penilaian sikap dan keterampilan lebih tinggi dibandingkan dengan kurva garis siswa MA swasta. Sedangkan untuk lainnya tidak terlalu berbeda signifikan.

3. Kendala dalam Mengimplementasikan Penilaian Autentik

Dalam Kurikulum 2013 maupun KTSP 2006 penilaian yang sebaiknya digunakan oleh pendidik adalah penilaian autentik. Penilaian autentik sendiri memang menuntut guru untuk membuat pembelajaran yang inovatif. Karena dengan pembelajaran yang inovatif, guru bisa 2,76 2,75 1,85 2,28 2,04 2,80 2,83 1,66 2,36 1,85 1,60 2,10 2,60 3,10 Pe lak san aa n p e lap ora n si ka p p e n ge ta h u an kete ra m p il an tingkat kinerja guru ekonomi terhadap penilaian autentik Negeri Swasta menggunakan berbagai teknik dan instrumen penilaian autentik seperti penilaian kinerja, projek, portofolio dan lain-lain. Dengan adanya tuntutan ini, guru ekonomi di MA se-kabupaten sleman masih mengalami banyak kendala dalam mengimplementasikan penilaian autentik yang ideal sesuai dengan standar penilaian pendidikan. Dari hasil wawancara dengan guru ekonomi di MA se-kabupaten Sleman didapat beberapa kendala tersebut, yaitu. Tabel 23. Kendala Implementasi Penilaian Autentik No Aspek yang Diamati Kendala 1. Perencanaan Penilaian Autentik a. Terlalu banyak memakan waktu saat membuat perencanaan penilaian di dalam RPP b. Banyaknya keriteriakomponen penilaian yang harus direncanakan dalam penilaian autentik c. Dalam menentukan indikator dan membuat rubrik masih sulit dilakukan, karena belum terbiasa dan memakan waktu dalam pembuatannya. 2. Pelaksanaan Penilaian Autentik a. Sulit merubah kebiasaan dengan penilaian yang tradisional menjadi autentik b. Motivasi siswa yang masih kurang dalam pembelajaran yang inovatif, sehingga penilaian autentik sulit di laksanakan 3. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap a. Terlalu banyak komponen pada penilaian sikap b. Memakan waktu yang cukup banyak jika penilaian sikap dilaksanakan secara ideal sesuai dengan tuntutan kurikulum c. Guru harus menilai secara detail perilaku dan sikap siswa secara simultan, sedangkan kapasitas siswa pada umumnya masih sangat banyak 4. Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan a. Untuk mengadakan penilaian seperti membuat kuis, pre test dan post test,dan teknik penilaian lainnya, seringkali tidak sempat terlaksana karena keterbatasan waktu 5 Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan a. Kurangnya motivasi siswa dalam mengerjakan penugasan. b. Memakan biaya dan waktu yang banyak c. Sarana madrasah, serta perizinan untuk observasi di luar madrasah yang terbatas 6. Analisis dan Pelaporan Penilaian Autentik a. Banyaknya instrumen sehingga memakan waktu dalam mendeskripsikan dan sulit membuat kesimpulannya b. Banyaknya dokumentasi yang hilang sehingga guru sulit untuk mendeskripsikan penilaian c. Masih menggunakan rapor yang hanya berupa angka dan deskripsi secara singkat Dari beberapa kendala tersebut, salah satu kendala guru ekonomi di MA se-kabupaten Sleman yang perlu di triangulasi adalah motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran yang inovatif. Hasil triangulasi keabsahan data mengenai pendapat guru terhadap kendala tersebut, yang terjadi pada aspek pelaksanaan penilaian autentik dan aspek teknik dan instrumen penilaian keterampilan juga didukung dengan hasil wawancara dengan siswa dan bagian kurikulum mengenai kinerja guru dalam melakukan pembelajaran yang inovatif. Hasil wawancara dengan bagian kurikulum yang menyatakan bahwa terkadang memang siswa sulit jika diberikan pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran sebagai penugasan. Terkadang metode ceramah juga masih banyak siswa yang kurang memahami materi yang sudah disampaikan guru. Hasil wawancara dengan siswa juga menyatakan bahwa mereka lebih senang dengan pembelajaran seperti biasa yaitu metode ceramah. Hal ini dikarenakan jika guru memberikan penugasan, terkadang siswa merasa malas, ribet dan sulit jika diberikan penugasan yang mengharuskan siswa mencari sendiri sumber materi pelajaran seperti buku, internet ataupun koran.

C. Pembahasan