Prinsip dan Pendekatan Penilaian Autentik

peserta didik pada akhir satuan pendidikan dengan mengacu pada persyaratan kelulusan satuan pendidikan. 6 Guru bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaiannya kepada orang tuawali murid.

c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Autentik

Menurut Kunandar 2013: 51 penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2 Terepadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan. 3 Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporanya. 4 Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik prosedur dan hasilnya. 6 Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 104 Tahun 2014 prinsip penilaian hasil belajar oleh pendidik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi prinsip umum dan prinsip khusus, prinsip umum dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut: 1 Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Oleh karena itu, menurut Bambang Subali 2012: 20 “instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan”. 2 Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Untuk memudahkan guru agar tidak melakukan subjektivitas dalam menilai maka guru sebaiknya menggunakan rubrik pedoman dalam membrikan skor. 3 Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. 4 Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyaknya peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran kurang baik Bambang Subali, 2012: 21. Dalam hal ini guru harus memperbaiki kembali rencana dan pelaksanaan pembelajarannya. 5 Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini guru harus memberikan gambaran tentang prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik, begitupun dengan pihak orang tua atau guru lain seperti wali kelas atau guru Bimbingan Konseling BK. 6 Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. 7 Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan Bambang Subali, 2012: 21. 8 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya. Dalam hal ini penilaian yang dilakukan guru harus mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif. 9 Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta dalam belajar. Oleh karena itu, penilaian harus sesuai dengan kenyataan yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik atau pihak lain mengetahaui kemajuan yang ada dalam dirinya. Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut. 1 Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. 2 Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. 3 Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. 4 Berbasis kinerja peserta didik. 5 Memotivasi belajar peserta didik. 6 Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. 7 Memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengkontruksi responnya. 8 Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan dan keterampilan. 9 Mengembangkan kemampuan berpikir divergen. 10 Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. 11 Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus. 12 Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. 13 Terkait dengan dunia kerja. 14 Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. 15 Menggunakan berbagai cara dan instrumen. Permendiknas No.104 2014

3. Implementasi Penilaian Autentik