pelaksanaan yaitu menginformasika sistem penilaian, pada aspek pengolahan yaitu tindak lanjut hasil analisis penilaian hasil belajar. 2
kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik yaitu a perencanaan yang rumit, b banyaknya komponen yang diperhatikan guru secara bersamaan
dalam pelaksanaan penilaian, c penilaian sikap yang harus memperhatikan secara detail dengan jumlah siswa yang banyak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ela Purwanti adalah subjek dan tujuan penelitiannya, dalam penelitian Ela
Purwanti menggunakan guru ekonomi yang ada di SMA 2 Negeri Ngaglik Sleman sebagai subjek penelitiannya dan dapat mengevaluasi penilaian
autentik yang sudah di implementasikan oleh guru ekonomi SMA 2 Negeri Ngaglik Sleman sebagai tujuan penelitiannya. Sedangkan penelitian ini
menggunakan subjek guru ekonomi di MA Kabupaten Sleman Yogyakarta dan tujuan penelitian adalah menggambarkan pelaksanaan penilaian
autentik guru ekonomi di MA Kabupaten Sleman Yogyakarta. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Ela Purwanti
adalah variabel yang digunakan, yaitu penilaian autentik.
C. Kerangka Berpikir
Standar penilaian pendidikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tertuang dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007.
Sedangkan standar penilaian pendidikan dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 dan diperbaharui menjadi
Permendikbud Nomor 104 tahun 2014. Di dalam KTSP maupun Kurikulum
2013 mengamanatkan kepada semua guru untuk menggunakan penilaian autentik dalam melakukan evaluasi pembelajarannya. Penilaian autentik
sendiri adalah penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai dari mulai input, proses dan output dalam suatu pembelajaran yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 dan Permendikbud
Nomor 104 tahun 2014 tentang standar penilaian pendidikan juga mengemukakan bahwa standar penilaian autentik bertujuan untuk menjamin
perencanaan penilaian autentik sesuai dengan prosedur, sehingga pelaksanaan penilaian autentik sesuai dengan standar penilaian pendidikan dan hasil dari
penilaian dapat dipertanggung jawabkan yang kemudian dibuat laporan untuk diserahkan kepada peserta didik, kepala madrasah maupun orang tua sebagai
hasil penilaian dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui tentang
pelaksanaan penilaian autentik di MA Kabupaten Sleman Yogyakarta baik yang menggunakan KTSP maupun Kurikulum 2013, serta mengetahui kendala
yang diahadapi guru dalam mengimplementasikan peniaian autentik.
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Penilaian Autentik
Kognitif Afektif
Kendala guru Implementasi
Penilaian Autentik Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pelaporan Penilaian Autentik Psikomotor
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menurut tingkat eksplanasi merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono 2002: 11 penelitian deskriptif adalah
“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain”. Dengan demikian penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menjelaskan objek yang
diteliti. Menurut Sukardi 2013: 157 “penelitian deskriptif pada umumnya dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau s ubjek yang diteliti secara tepat”. Objek yang
dideskripsikan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran ekonomi di MA se-Kabupaten Sleman Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA se-Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan subjek penelitian para guru ekonomi di MA se-Kabupaten Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan oktober 2015 sampai
selesai. C.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel menurut Arikunto 2006: 118 adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian
ini adalah penilaian autentik berdasarkan standar penilaian nasional.