Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

96 Siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 75 belum mencapai 100, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melihat catatan-catatan penting yang masih perlu direfleksikan lagi untuk pembelajaran berikutnya. Tindakan yang dilakukan pada siklus II masih tetap menggunakan model quantum teaching, namun guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang heterogen baik berdasarkan prestasi, jenis kelamin, karakteristi maupun kebiasaan bergaul. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin Etin Solihatin, 2009: 4 yang mengungkapkan bahwa pembagian kelompok yang heterogen dimaksudkan agar anggota kelompok dapat bekerja sama dan dapat menularkan pengetahuannya satu sama lain. Para siswa yang ramai dan acuh tak acuh menjadi lebih fokus belajar, dan hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus II hasil pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dari 73,4 menjadi 83,2. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai ≥ 75 lebih banyak dibanding siklus I, yaitu sebanyak 25 atau seluruh siswa mencapai nilai ≥ 75 100. Model quantum teaching yang digunakan pada siklus II ini lebih efektif dibandingkan pada siklus I karena guru lebih intensif memberikan bimbingan terhadap kelompok-kelompok belajar dalam menarik kesimpulan dan memotivasi siswa melakukan presentasi sehingga aktivitas siswa cenderung meningkat dibandingkan dengan siklus I. Selain siswa diberi bimbingan dan motivasi, guru juga memberikan penghargaan bagi 97 kelompok yang aktif. Hal tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran antara lain diskusi dalam mengerjakan soal dan presentasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djarah Aswan Zain 2002: 168-176 yang mengungkapkan bahwa cara mengetahui hasil yang telah dilakukan anak didik dengan pemberian hadiah merupakan bentuk motivasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Model quantum teaching yang langkah pembelajrannya menggunakan langkah TANDUR merupakan suatu model yang cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Terbukti dari hasil penelitian ini yang disebutkan di atas. Langkah TANDUR akan efektif bila langkah- langkahnya divariasi dengan cara; langkah tumbuhkan dengan pemberian lagu, langkah alami dengan memberikan pengalaman langsung, langkah namai dengan pemberian tugas, langkah demonstrasi dengan mempresentasikan, langkah ulangi dengan tanya jawab, dan langkah rayakan dengan pemberian pujian. Data yang dihasilkan pada siklus II ternyata sudah memenuhi keberhasilan penelitian, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 98

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Percobaan yang dilakukan saat pembelajaran menghabiskan waktu yang lama, sehingga membutuhkan jam pelajaran yang cukup. 2. Pengamatan terhadap siswa dilakukan secara keseluruhan, belum memfokuskan siswa secara individu. 3. Beberapa indikator pada lembar pengamatan ranah psikomotorik siswa kurang tepat. 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuna Alam IPA siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta dapat ditingkatkan dengan cara memvariasi langkah TANDUR; langkah tumbuhkan dengan pemberian lagu, langkah alami dengan memberikan pengalaman langsung, langkah namai dengan pemberian tugas, langkah demonstrasi dengan mempresentasikan, langkah ulangi dengan tanya jawab, dan langkah rayakan dengan pemberian pujian. Pembagian kelompok diskusi berdasarkan kemampuan dan karakteristik siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil tes pra tindakan siswa yang semula hanya ada 8 siswa atau 32 yang mendapat nilai ≥75 meningkat menjadi 15 siswa atau 60 pada siklus I, dan kemudian meningkat lagi menjadi 25 siswa atau 100 pada siklus II. Ranah afektif siswa juga meningkat dari kategori “baik” menjadi “sangat baik”. Begitupun denngan ranah psikomotorik siswa dari kategori “cukup” menjadi “baik”.

B. Saran

1. Bagi guru: saat melakukan percobaan sebaiknya menyiapkan alat-alat yang akan digunakan supaya jam pelajaran yang disediakan cukup untuk melakukan percobaan. 100 2. Bagi siswa: hasil yang telah dicapai hendaknya dipertahankan dan lebih semangat lagi dalam proses pembelajaran agar dapat memahami materi dengan lebih baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya: dapat melakukan penelitian menggunakan model quantum teaching untuk materi atau mata pelajaran yang lain. 101 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2014. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press. A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching Buku Pintar dan Praktis. Yogyakarta: Diva Press. BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2007. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Depdiknas. DePorter, Bobbi. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Kelas. Bandung: Kaifa. Djamarah, S. B. Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta. Mitra Cendikia. Maslichah. 2006. Penerapan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di SD. Yogyakarta: Sanata Darma. Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: CV. Sinar Baru Algesindo.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUMILIR 05 CILACAP

0 35 244

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL QUANTUM Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012.

0 0 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN.

0 1 197

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 0 156

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PEDES SEDAYU KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

1 2 230

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD

0 0 12

Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru

0 0 12