Hasil uji parsial untuk variabel lingkungan belajar X
3
diperoleh t hitung sebesar 3.574 dengan probabilitas 0.001 0.05 yang berarti variabel
tersebut signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial, ada pengaruh yang nyata antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar. Semakin baik lingkungan
belajar maka semakin tinggi prestasi yang diraihnya, sebaliknya apabila kondisi lingkungan belajar memburuk maka akan mengakibatkan menurunnya prestasi
belajar
d. Kontribusi Koefisien DeterminanR
2
Berdasar hasil analisis pada lampiran IV hal 168 diperoleh koefisien
korelasi R secara simultan sebesar 0.878 dan koefisien determinasi secara simultan R
2
sebesar 0.771. Dengan demikian menunjukkan bahwa secara bersama-sama motivasi, minat dan lingkungan belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar sebesar 77.1 mengandung makna pula bahwa prestasi belajar juga dipengaruhi oleh selain faktor di atas sebesar 22.9
e. Kontribusi Parsial Koefisien determinasi parsial, r
2
Berdasar hasil analisis korelasi secara parsial pada lampiran IV hal 169 diperoleh koefisien korelasi parsial r motivasi belajar sebesar 0.362 dan
determinasi parsial r
2
sebesar 0.13. koefisien korelasi parsial r minat belajar 0.470 dan determinasi parsial r
2
sebesar 0.22 dan koefisien korelasi parsial r lingkungan belajar 0.466 dan determinasi parsial r
2
sebesar 0.22. Dengan demikian menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh motivasi belajar, minat
belajar serta lingkungan belajar terhadap prestasi belajar masing-masing sebesar 13 , 22 dan 22 .
6. Pembahasan
a. Motivasi Belajar Mahasiswa
Hasil analisa data menunjukkan tingkat motivasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo Tahun Akademi 20092010 tergolong tinggi,
dengan nilai 80 . Faktor yang dominan adalah karena adanya ketertarikan terhadap perkuliahan di Akafarma ditunjang dengan tekun menghadapi tugas.
Lulusan Akafarma pada saat ini sangat dibutuhkan dimana semakin hari terjadi permasalah kesehatan yang semakin komplek termasuk di dalamnya maraknya
peredaran produk farmasi dan makanan yang memerlukan pengawasan lebih serius. Adanya ketertarikan terhadap masalah yang terjadi di masyarakat akan
memotivasi seseorang untuk mempelajari lebih jauh mengenai permasalahan tersebut, tanpa adanya ketertarikan seseorang tidak akan mempelajari maslah
tersebut kecuali terpaksa dan sifat terpaksa tidak akan menumbuhkan motivasi seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi akan menjadi kuat apabila dalam
diri mahasiswa ada ketertarikan dengan masalah yang dihadapi sehingga ada dorongan untuk mempelajari lebih jauh terhadap masalah tersebut dengan
berbagai cara. Motivasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo tahun
akademi 20092010 mempunyai hubungan yang nyata terhadap prestasi belajarnya. Hasil ini ditunjukkan nilai yang diperoleh bahwa motivasi belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 13. Dengan kata lain menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo. Hal ini berarti bahwa makin tinggi motivasi belajar mahasiswa akan dapat mengoptimalkan prestasi
belajarnya, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar akan dapat menurunkan prestasi belajarnya.
b. Minat Belajar