2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar di Perguruan tinggi, sama halnya dengan belajar dalam arti luas, bertujuan untuk terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
akhir yang diharapkan adalah tercapainya pengetahuan, sehingga individu yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik.
Tingkah laku kecakapan dan keberhasilan seseorang dalam belajar disebut prestasi. Untuk mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri individu faktor intern, dan
faktor yang terdiri dari luar individu faktor ekstern. Dalam kaitannya belajar di perguruan tinggi, factor yang terutama mempengaruhi mahasiswa dalam mencapai
prestasi belajar adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri individu antara lain adalah
faktor keluarga, kampus, masyarakat dan sebagainya. a.
Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang
dapat digolongkan
ke dalam
faktor intern
yaitu kecedersanintelegensi, bakat, minat dan motivasi, tingkat kecemasan dan
kesehatan. 1.
Kecerdasanintelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar di perguruan tinggi,factor kecerdasan
mahasiswa mempunyai hubungan yang positip dengan hasil belajar. Ini berarti bahwa seseorang dengan taraf kecerdasan yang tinggi akan
mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Menurut Kartono 1995:1 kecerdasan merupakan “salah satu
aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal
atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”. Slameto 1995:56 mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”. Muhibbin 1999:135 berpendapat mengenai intelegensi
yaitu “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”.Dapat disimpulkan pengertian
kecerdasan meliputi :
a. Kemampuan untuk mengemukakan masalah pada situasi baru secara
cepat dan berhasil guna efektif b.
Kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep abstrak secara berhasil guna
c. Kemampuan untuk mengerti adanya hubungan antara beberapa hal dan
untuk belajar secara cepat 2.
Bakat Dalam kaitannya bakat yang dimiliki oleh seseorang, dapat
dikatakan bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya pendidikan tersebut. Bakat adalah
kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto 1986:28 bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata attitude yang berarti kecakapan, yaitu
mengenai kesanggupan-kesanggupan
tertentu.”. Kartono
1995:2 menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan
kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin 1999:136 mengatakan “bakat
diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada
upaya pendidikan
dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan
dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar
bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu
hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang dosen atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 3.
Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut
Winkel 1996:24 minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidanghal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto 1995:57 mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”.
Prestasi belajar erat hubungannya dengan minat mahasiswa terhadap bidang pendidikan yang dimasukinya. Seseorang yang tidak
berminat mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan akan berhsil mempelajarinya dengan baik. Misalkan calon mahasiswa yang berminat
pada bidang keperawatan dan tidak menyukai masalah kimia, maka dia akan kesulitan dan dapat diramalkan tidak akan berhasil dengan baik
mencapai tujuan akhir studinya.
Materi kuliah yang menarik minat mahasiswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk
menambah minat seorang mahasiswa di dalam menerima pelajaran di kampus diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya
sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat mahasiswa
besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar 4. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong tingkah laku individu untuk
mencapai tujuan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan perkuliahan seorang mahasiswa akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Tanpa motivasi yang kuat
seseorang akan sulit mencapai keberhasilan dalam belajar. Nasution 1995:73 mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman 1992:77 mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk
melakukan sesuatu
atau ingin
melakukan sesuatu.”.
Dalam
perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu a motivasi instrinsik dan b motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah
motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut melakukan kegiatan
belajar. Dalam memberikan motivasi seorang dosen harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian
mahasiswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri mahasiswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni
mata kuliah tersebut. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
belajar secara aktif. 5. Kecemasan
Prestasi akan mencapai hasil yang baik pada tingkat kecemasan yang sedang. Terlalu tinggi atau terlalu rendah tingkat kecemasan
seseorang akan menghambat proses belajar yang terjadi. Oleh karenanya untuk mencapai prestasi belajar yang baik dibutuhkan tingkat kecemasan
sedang. 6. Kesehatan
Yang dimaksud disini adalah sehat fisik dan psikis. Orang yang berbadan sehat tentu lebih baik dalam belajar dari pada orang sakit.
Namun kesehatan badan ini harus diimbangi dengan kesehatan psikis yang
baik. Kesehatan psikis atau kesehatan mental merupakan faktor yang sangat besar perannya dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan.
Adanya gangguan atau hambatan mental atau kejiwaan seseorang akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya dari luar diri individu, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan kampus dan
lingkungan sosial masyarakat. . Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut
Slameto 1995:60 faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “lingkungan keluarga, keadaan kampus dan lingkungan masyarakat.”
1. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Pada dasarnya keberhasilan belajar seseorang di kampus berkaitan erat dengan tidak adanya gangguan atau
hambatan emosional yang berhubungan dengan relasi yang terjadi antara dirinya dan keluarga atau orang yang terdekat dengan dirinya. Gangguan
emosi sering dalam bentuk ketegangan, konflik yang dirasa individu dan sering tercermin dalam tingkah lakunya. Hal ini menyebabkan individu
kurang perhatian penuh pada saat kuliah, konsentrasi menurun dan prestasipun menurun. Mereka kurang berprestasi meskipun secara
potensial dia cerdas. Sebaliknya hubungan yang baik pada keluarga atau
orang terdekat, suasana hangat, banyak memperoleh kesempatan dan rangsangan intelektual akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar
artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman
dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar
secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah
1994:46 mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang
tua dan dosen sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. Dalam keluarga
individu mempunyai kesempatan menjalani pendidikan secara bertahap
sebagai hasil bentuk hubungna sejak lahir. Rismiyati E Kusman 2003:10 menyimpulkan faktor keluarga yang berpengaruh pada prestasi belajar
meliputi: a. Tekanan prestasi, yaitu tuntutan orang tua terhadap pendidikan
anaknya, minat mereka pada pengetahuan, serta standar hadiah bagi mereka yang berhasil dalam pendidikannya.
b. Model bahasa, yaitu kualitas bahasa orang tua dan standar yang dibuat untuk cara berbicara anak.
c. Bimbingan akademis, yaitu kualitas bimbingan serta bantuan yang diberikan orang tua di rumah
d. Aktivitas di rumah, berkaitan dengan stimulasi yang tersedia di rumah. e. Intelektualitas di rumah, yaitu minat-minat intelektual dan aktivitas
intelektual f. Kebiasaan kerja dalam kaitannya dengan penggunaan ruang dan
waktu yang teratur di rumah. 2. Keadaan kampus
Kampus merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar mahasiswa, karena itu
lingkungan kampus yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan kampus ini meliputi daya tampung peserta didik, lingkungan
fisik yang memadai, cara penyajian perkuliahan, hubungan dosen dengan mahasiswa, media pembelajaran, kurikulum dan kehadiran dosen akan
mempengaruhi mahasiswa dalam menerima materi pembelajaran.
Lingkungan kampus yang tidak menyenangkan akan membuat mahasiswa malas belajar yang tentunya akan mempengaruhi prestasi belajarnya juga.
Hubungan antara dosen dan mahasiswa yang kurang baik akan mengakibatkan seseorang tidak senang pada dosen dan tidak menyukai
segala sesuatu yang berhubungan dengan dosen tersebut. Termasuk perkuliahan yang diajarkannya sehingga ini akan mempengaruhi hasil-
hasil belajarnya. Menurut Kartono 1995:6 mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki
tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, dosen juga dituntut untuk menguasai bahan perkuliahan yang disajikan, dan memiliki
metode yang tepat dalam mengajar. 3.
Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan masyarakat juga merupakan
salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang dalam proses pelaksanaan pendidikan karena lingkungan sosial
berpengaruh relatif besar terhadap perkembangan proses belajar mahasiswa. Perkembangan kecerdasan seseorang misalnya dipengaruhi
oleh lingkungan sosial karena lingkungan sosial dalam hal ini turut membentuk proses belajar dan cara berpikir seseorang. Mereka yang hidup
di masyarakat dengan sosial ekonomi rendah akan cenderung bersifat ”malnutrition” yang berakibat pada prestasi belajarnya. Karena merasa
kekurangan mereka berkembang menjadi orang yang selalu mengarahkan dirinya pada hal yang bersifat material. Pemuasan kebutuhan rasa lapar
dirasa lebih penting dari pada perkembangan intelektual sehingga mereka akan terhambat dari segi material, fisik dan mental, yang akhirnya
berpengaruh pada prestasi belajarnya. Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang, sebab
dalam kehidupan akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana dia itu berada.
Lingkungan masyarakat sekitar baik di rumah maupun tempat kost berpengaruh pada pola belajar mahasiswa. Apabila seseorang berada di
lingkungan sesama mahasiswa , yang rajin belajar, maka dia akan terangsang untuk rajin belajar. Sebaliknya jika orang-orang di lingkungan
sekitarnya merupakan kumpulan orang-orang yang bukan pelajar, misalnya adalah pekerja atau bahkan pengangguran,maka hal ini akan
mempengaruhi pola belajar mahasiswa,. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian seseorang, karena dalam pergaulan sehari-hari seseorang akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Oleh karena itu, apabila seorang mahasiswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal
tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Tri Minarni dengan judul .”Pengaruh Disiplin dan