Konflik Hambatan Komunikasi AntarPribadi

kelompok primer paling penting dalam masyarakat, yang terbentuk dari hubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan ini yang paling sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Murdok 1949 dikutip oleh Dloyana, 1995: 11. Menurut Rae Sedwig 1985, Komunikasi Keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh gesture, intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian Dikutip dari Achdiat, 1997: 30. Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pnengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini adalah memprakarsai dan memelihara interaksi antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan Friendly, 2002: 1. Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga adalah pasti membicarakan hal-hal yang terjadi pada setiap individu, komunikasi yang dijalin merupakan komunikasi yang dapat memberikan suatu hal yang dapat diberikan kepada setiap anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik. http:all-about-theory.blogspot.com201010pengertian-komunikasi-keluarga.html Hubungan yang baik dapat dicapai dengan membina dan memelihara komunikasi yang baik di dalam keluarga dan dengan masyarakat di luar keluarga. Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberi rasa aman bagi anak-anak. Hubungan serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak dan keluarga yang kelak dibentuknya. Komunikasi yang baik terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu, dan anak Gunarsa, 2000: 205.

2.2.5 Konflik

Istilah konflik berasal dari kata kerja Latin ‘configere’ yang berarti saling memukul. Dari bahasa Latin diadopsi ke dalam bahasa Inggris, conflict yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, konflik Wirawan, 2010: 4. Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia Universitas Sumatera Utara yang mempunyai karakteristik yang beragam. Selama perbedaan karakteristik tersebut masih ada, konflik tidak dapat dihindari dan akan selalu terjadi. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain Johnson, 1981. Robbins dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat sudut pandang yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang menurut Luthans konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Berbagai mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu tradisional maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Menurut Myers, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan. http:rimuu.wordpress.com20100402konflik-dalam-hubungan-antarpribadi Menurut DeVito 2007: 286, konflik adalah pertentangan antara orang- orang yang berhubungan: teman dekat, kekasih, anggota keluarga, atau rekan kerja. Kata berhubungan menekankan fakta bahwa posisi masing-masing orang dan tindakan setiap orang mempengaruhi orang lain. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari pada suatu hubungan, termasuk pada hubungan antara orangtua dan anak. Apabila konflik yang muncul tidak dihadapi dengan benar, akan dapat menimbulkan dampak negative pada hubungan antara orang tua dan anak seperti menurunnya kepercayaan, menyebabkan perubahan sikap masing- masing pihak dan menimbulkan jarak di antara mereka. Selain itu konflik antara orang tua dan anak juga dapat menimbulkan rasa depresi pada anak. Apabila Universitas Sumatera Utara konflik dihadapi dengan benar akan dapat menimbulkan dampak positif yaitu semakin eratnya hubungan antara anak dan orang tua. Pada penelitian ini, konflik didefinisikan sebagai pertentangan antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah, baik pertentangan tersebut disebabkan oleh perbedaan keinginan, perasaan, maupun perilaku antara anak dan orang tua. Konflik lain diantaranya berupa masalah keuangan yang tidak dapat terpenuhi dengan baik. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena kurangnya intensitas komunikasi tatap muka antara anak dan orang tuanya. Untuk memperjelas dan menyederhanakan apa yang telah diuraikan, berikut peneliti skemakan model teoritik dalam pelaksanaan penelitian ini pada gambar 2.2.

2.3 Model Teoritik Gambar 2.2

Model Teoritik Sumber : Penelitian 2013 Komunikasi bermedia antara anak dan orang tua yang tinggal terpisah Konflik yang terjadi Elemen komunikasi antar pribadi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita Di Kampus Universitas Sumatera Utara)

0 52 117

Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Banyak Anak Yang Kurang Mampu Dalam Mem-bentuk Konsep Diri Anak (Studi Deskriptif Di Kecamatan Medan Johor / Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 56 126

Hubungan Antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dengan Pembentukan Konsep Diri Melalui Penyesuaian Diri Pada Penyandang Cacat Fisik Bukan Bawaan Usia Dewasa Awal Correlation Between The Effectiveness of Interpersonal Communication With The Formation

0 35 424

PERBEDAAN KEBUTUHAN RASA AMAN ANTARA ANAK YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA DAN YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

0 8 2

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Antar Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan

0 20 130

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

6 27 87

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Yang Mengikuti Komunitas Punk).

2 3 90

Studi Komunikasi Antarpribadi Anak Dengan Orang Tua Tiri

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian 2.1.1 Konstruktivisme - Komunikasi Antarpribadi Bermedia Antara Anak Dan Orang Tua Yang Tinggal Terpisah

0 0 23

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

1 0 21