Teknik Penentuan Informan Teknik Pengumpulan Data

3.5 Teknik Penentuan Informan

Teknik yang peneliti gunakan dalam pemilihan informan adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pemilihan sampel yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan risetpenelitian Kriyantono, 2010: 158. Kegiatan sampling dimaksudkan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Pada penelitian kualitatif, informasi data pada umumnya diperoleh dari orang-orang yang diyakini mengetahui persoalan yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa informan yang diyakini mengetahui persoalan yang diteliti. Pengambilan dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana informan yang digunakan sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah informan merupakan anak yang tinggal terpisah berbeda kota dengan orang tua. Peneliti juga membatasi subjek berdasarkan lama waktu informan tinggal terpisah yaitu selama lebih dari 1 tahun dan telah atau sedang mengalami konflik dengan orang tua. Pemilihan informan akan berhenti ketika peneliti sudah menemukan data jenuh saat melakukan penelitian pada informan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data.. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam riset kualitatif dikenal metode pengumpulan data : observasi field observations, focus group discussion, wawancara mendalam intensivedepth interview dan studi kasus Wimmer, 2000: 110; Sendjaya, 1997: 32 dalam Kriyantono, 2010: 95. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.6.1 Observasi

Karl Weick dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976: 253 mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan Universitas Sumatera Utara pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris” Rakhmat, 2012: 83. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Yang di observasi adalah interaksi perilaku dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset. Sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam bentuk interaksi dan percakapan. Artinya selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati. Ini mencakup antara lain apa saja dilakukan, perbincangan apa saja yang dilakukan termasuk bahasa-bahasa gaul serta benda-benda apa saja yang mereka buat atau gunakan dalam interaksi sehari-hari. Dalam riset dikenal dua jenis metode observasi, yaitu observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Observasi partisipan adalah metode observasi di mana periset juga berfungsi sebagai partisipan, ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan kelompok yang diriset, apakah kehadirannya diketahui atau tidak. Observasi nonpartisipan merupakan metode observasi di mana periset hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti dilakukan kelompok yang diriset, baik kehadirannya diketahui atau tidak Kriyantono, 2010: 112. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi nonpartisipan, karena peneliti hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut serta melakukan aktivitas seperti yang dilakukan informan yang diriset. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap hal yang dianggap berhubungan dengan masalah penelitian. Peneliti melakukan observasi dari oktober 2012.

3.6.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya Kriyantono, 2010: 100. Wawancara ini merupakan salah satu metode pengumpulan data pada riset kualitatif. Esterberg 2002 dalam Sugiyono 2008: 233 mengemukakan beberapa macam wawancara yang biasa ditemukan dalam Universitas Sumatera Utara kegiatan riset, diantaranya, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara pada informan yang ada, karena mereka merupakan informan kunci yang menjadi pelaku dalam komunikasi bermedia yang diteliti. Sedangkan bentuk wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam melakukan wawancara, peneliti menyusun pertanyaan untuk wawancara yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Sebagai peneliti, pewawancara harus memahami apa tujuan ia melakukan wawancara terhadap informan, dengan demikian pewawancara senantiasa terikat dengan tujuan-tujuan melakukan wawancara, termasuk juga terus mengembangkan tema-tema wawancara baru di lokasi wawancara. Sebagai pewawancara maka ia adalah peneliti yang bekerja di lapangan bersama informan, untuk itu interaksi sosial dengan informan dan lingkungan sosialnya lain harus dijaga agar wawancara dapat berjalan dengan sukses Bungin, 2010: 109.

3.7 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita Di Kampus Universitas Sumatera Utara)

0 52 117

Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Banyak Anak Yang Kurang Mampu Dalam Mem-bentuk Konsep Diri Anak (Studi Deskriptif Di Kecamatan Medan Johor / Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

0 56 126

Hubungan Antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dengan Pembentukan Konsep Diri Melalui Penyesuaian Diri Pada Penyandang Cacat Fisik Bukan Bawaan Usia Dewasa Awal Correlation Between The Effectiveness of Interpersonal Communication With The Formation

0 35 424

PERBEDAAN KEBUTUHAN RASA AMAN ANTARA ANAK YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA DAN YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

0 8 2

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Antar Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan

0 20 130

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

6 27 87

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK KOMUNITAS PUNK di KOTA CIREBON (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Yang Mengikuti Komunitas Punk).

2 3 90

Studi Komunikasi Antarpribadi Anak Dengan Orang Tua Tiri

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian 2.1.1 Konstruktivisme - Komunikasi Antarpribadi Bermedia Antara Anak Dan Orang Tua Yang Tinggal Terpisah

0 0 23

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

1 0 21