PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012 2013

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN

FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

oleh

Zulkham Fatturrakhman 3101409055

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum NIP. 19640805 198901 001 NIP. 19730127 200604 1 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo, S.pd., S.S., M.Pd NIP. 19730131 199903 1 002


(3)

iii Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Abdul Mutholib, M. Hum NIP.19541012 198901 1 001

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum NIP. 19640805 198901 1 001 NIP. 19730127 200604 1 001

Mengetahui, Dekan FIS

Dr. Subagyo. M.Pd NIP. 19730131


(4)

iv

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkn kode etik ilmiah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, September 2013

Zulkham Fatturrakhman NIM. 3101409055


(5)

v

tempuh terus maju ke depan, jangan takut, jangan mundur, jangan pernah bersembunyi. Ketika suatu waktu nanti tersadar, kita akan melihat „jalan‟ terbaik yang sudah kita lalui.

PERSEMBAHAN

 Allah SWT yang telah telah melimpahkan rahmat Nya dalam kelancaran penyusunan skripsi.

 Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Rochman dan Ibu Sri Warniati) yang telah memberikan doa restu dalam kelancaran penyusunan skripsi.

 Istri dan anak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi.

 Adik - adik ( Nurul dan Fifi) tersayang yang telah memberikan motivasi.

 Istri dan aak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi.

 Bapak dan Ibu Dosen jurusan sejarah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya.

 Teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi Luki Cangaan, Agus Soebondho, Azriel Mukminin, Lutfi Amiq Ar Rahman dan Riski Rian Azan

 Teman-teman kos Ijo, Iim Nursyihab, Aam Nursyihab dan Ridho Angga Nugroho ( RAN ).


(6)

vi

“Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diselesaikan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam melakuakan penulisan ini, banyak pihak yang ikut membanntu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menuntut ilmu dengan segala kebijakannya.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang dengan kebijaksanaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., ketua Jurusan Sejarah yang telah memotivasi dan mengarahkan penulis selama menempuh studi.

4. Prof. Dr. Wasino, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi.

5. Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi. 6. Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1


(7)

vii

8. Seluruh peserta didik kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri 1 Batang yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.

9. Guru, staf karyawan dan seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Batang yang telah membantu selama penelitian.

Semarang, September 2013

Zulkham Fatturrakhman NIM. 3101409055


(8)

viii

Pembimbing I: Prof. Dr. Wasino, M. Hum., Pembimbing II: Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum.

Kata kunci: Pengaruh, Media Pembelajaran, Film Dokumenter.

Pembelajaran sejarah di SMA N 1 Batang, sumber belajarnya sangat minim. Hanya sebatas menggunakan buku paket dan LKS. Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Kelebihan film sebagai media pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk mendapatkannya. Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs

Youtube. Pada penelitian ini media pembelajarannya memakai film dokumenter.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pemeblajaran film dokumenter terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen pola Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS yang berjumlah 128 siswa, terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Cara ini dilakukan setelah menganalisis hasil Nilai Ulangan Sejarah Semester 1 yang hasilnya homogen dan berdistribusi normal. Dalam pengambilan sampel diperoleh 2 kelas yaitu kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen.

Uji regresi sederhana diperoleh nilai rxy = 0,833, dengan = 5 % dan N =

32, diperoleh nilai rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,828 antara media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasinya r2 = 0,8332 = 0,694. Hal ini berarti 69,4% hasil belajar sejarah siswa ditentukan oleh media pembelajaran film dokumenter, melalui persamaan regresi sisanya 30,6% ditentukan oleh faktor lain. Media pembelajaran film dokumenter pada pembelajaran sejarah lebih berpengaruh.

Saran mengenai penelitian ini yaitu (1) Media pembelajaran film dokumenter bisa dijadikan solusi dalam memaksimalkan pembelajaran sejarah, (2) Perlunya buku-buku atau sumber –sumber penunjang lain yang sesuai dengan materi, terutama tentang masa Pendudukan Jepang di Indonesia pada penelitian ini, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami media film dokumenter ketika pembelajaran, tidak hanya lewat buku paket, LKS maupun internet.


(9)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ... ..ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah………... ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 8


(10)

x

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitiaan ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Instrumen ... 32

G. Metode Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN


(11)

ix

2. Hasil Pre Tes………...……….49

3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Tes………...……...50

4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Tes……….. 50

5. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata- Rata Pre tes………51

6. Hasil Post Tes………...………...51

7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Tes……… 52

8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Tes……….52


(12)

xii


(13)

xiii

2. Uji Normalitas Populasi 68

3. Uji Homogenitas Populasi 69

4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba 70

5. Soal Uji Coba 72

6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba 83

7. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal 84

8. Perhitungan Validitas Butir 86

9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen 87

10.Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88

11.Perhitungan Daya Pembeda Soal 89

12.Kisi-Kisi Soal Penelitian 90

13.Soal Penelitian 92

14.Kunci Jawaban Soal Penelitian 101

15.Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol 102

16.Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 103

17.Data Nilai Pre Test dan Post Test 104

18.Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol 105

19.Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen 106

20.Uji Homogenitas Data Pre Test 107

21.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test 108

22.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol 109 23.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen 110

24.Uji Homogenitas Data Post Test 111

25.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test 112


(14)

xiv

31.Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen 140

32.Foto-Foto Penelitian 155

33.Surat Ijin Penelitian 156


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut kualitas pendidikan yang lebih baik, agar menghasilkan produk pendidikan yang siap menghadapi era gobalisasi.Setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan.Salah satu inti pendidikan yang bermutu terletak pada proses pembelajaran dalam kelas.

Profesionalisme guru bukan terletak pada kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, tetapi lebih pada kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa. Menurut Sugiyanto (2005: 5), daya tarik mata pelajaran ditentukan oleh dua hal, (1) mata pelajaran itu sendiri, (2) cara mengajar guru. Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tidak berarti menjadi bermakna.Agar pembelajaran di kelas dapat berjalan sesuai dengan keinginan guru, maka diperlukan suatu model dan media pembelajaran yang inovatif yang menekankan siswa lebih aktif.

Hal ini mungkin bisa diatasi dengan penggunaan media pembelajaran yang semakin banyak macamnya, diantaranya menggunakan gambar, video, maupun yang berbentuk audio.Media pembelajaran diibaratkan sebagai alat


(16)

komunikasi dalam interaksi pengajar dan pembelajar pada saat pembelajaran berlangsung. Dari komunikasi yang tepat maka informasi yang ingin disampaikan juga akan tepat sasaran, sehingga diharapkan terjalin suatu pemahaman yang sama antara guru dan peserta didik.

Media pembelajaran sebagai pengantar pesan antara guru dan murid dalam sebuah pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Kemp & Dayton dalam Daryanto (2010: 6), kontribusi media dalam pembelajaran antara lain : pembelajaran menjadi lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif, waktu pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun diperlukan, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar.

Hasil belajar yang rendah di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini terjadi karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan terkadang siswa sendiri kurang termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga menyebabkan siswa kurang mengerti atau memahami materi pelajaran yang diberikan.Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik (Daryanto, 2010: 1).

Kurang tertariknya siswa terhadap mata pelajaran sejarah dikarenakan ada beberapa latar belakang, salah satunya banyak yang menganggap pelajaran sejarah itu sulit karena sudah terdoktrin dari kecil untuk mengahafal apa yang diajarkan dalam sejarah. Dari hal tersebut menjadikan peserta didik


(17)

kurang termotivasi ketika pembelajaran sejarah berlangsung, sehingga terkadang banyak siswa yang meremehkan dan menyebabkan nilai pelajaran sejarah mereka rendah.

Mata pelajaran sejarah mempunyai kajian yang sangat luas. Kajian yang seluas itu dengan jam pelajaran sejarah yang ada dirasa kurang mencukupi. Siswa hanya mendapat jatah sebanyak 3 jam dalam 1 minggu. Menurut salah satu guru di sekolah penelitian, jurusan IPA sebenarnya sejarah hanya mendapat jatah 1 jam pelajaran. Hanya saja sekolah tersebut membuat kebijakan sendiri dengan menambah jam pelajaran sejarah menjadi 2 jam, itupun karena desakan dari salah satu guru sejarah di sekolah tersebut.Dari hasil pengamatan, pembelajaran sejarah di sekolah penelitian cenderung monoton.Para siswa hanya terpaku pada penjelasan guru dan mengandalkan LKS sebagai bahan belajar utama.Padahal LKS dibuat sebagai buku penunjang, bukan sumber utama belajar siswa.

Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran.Kelebihan film sebagai media pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk mendapatkannya.Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs Youtube.

Penelitian mengenai media film dokumenter memang sudah ada, tetapi membahas tentang nasionalisme ataupun motivasi belajar. Misalnya skripsi milik saudara Winarso yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar


(18)

Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 12 Semarang Melalui Penggunaan Film Dokumenter”.Sedangkan mengenai hasil belajar, penelitian penggunaan media film dokumenter jarang dilakukan. Waktu pembelajaran yang relatif singkat dan materi yang luas, maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga tidak terlepas dari bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejarah dalam mengadakan variasi agar dapat membantu siswa menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran sejarah. Dari pemikiran di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu apakah dengan menggunakan media film dokumenter pada pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang.


(19)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat secara teoretis

a) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi tentang solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang tergambar pada menigkatnya hasil belajar siswa.

b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis a. Bagi siswa

1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta menumbuhkan keaktifan belajar sehingga siswa termotivasi untuk belajar serta memahami konsep-konsep pada mata pelajaran sejarah.

3) Meningkatkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan memahami materi dalam pembelajaran.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan informasi kepada guru dalam rangka memperbaiki proses kegiatan pembelajaran Sejarah yang menjadi tanggung jawabnya demi tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan .


(20)

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada sekolah sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu sekolah.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan agar terjadi kesatuan pandangan dan kesamaan penafsiran. Istilah yang digunakan sebagai berikut :

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar ( Ibrahim& Nana Syaodih, 2003: 112). Media pembelajaran dalam penelitian ini yaitu film dokumenter sebagai media pembelajaran sejarah. Pengaplikasiannya yaitu pada saat pembelajaran berlangsung, guru akan memutarkan sebuah film dokumenter tentang sejarah yang sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu pendudukan pada masa Jepang. Diharapkan dengan film tersebut siswa juga dapat merasakan dan melihat apa yang terjadi di masa lalu, sehingga siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan.

2. Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mengisahkan pengalaman nyata tentang sebuah peristiwa. Penggunaan film dokumenter tidak


(21)

lain agar siswa bisa secara langsung melihat jalannya sebuah peistiwa sejarah, sehingga siswa dapat memahami secara langsung peristiwa sejarah tersebut sesuai konsep pemahamannya sendiri. Hal ini menjadikan siswa menjadi lebih kritis dalam menyikapi sebuah peristiwa sejarah karena telah melihat secara langsung jalannya peristiwa tersebut lewat film dokumenter.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setalah mengalami aktivitas belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 85). Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah seberapa jauh atau sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai oleh siswa (Djamarah & Zain, 2002: 121). Hasil tes didapat melalui post tes pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemudian dilihat pengaruh media pembelajaran film dokumenter setelah diadakan treatmen.


(22)

8

Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3 unsur pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain perubahan tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan tingkah laku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar, stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial.Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsusng efektif pada siswa, guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran secara terpadu.

Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisk.


(23)

Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya (Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivisk memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.

Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran sekarang, karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.

Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon (Winataputra, 2007: 24).


(24)

Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajar-mengajar dalam arti cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung berpusat pada subyek belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220). Konstruktivisme berpegang kepada pandangan keaktifan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam hal ini, pengajar dan siswa sama-sama aktif, siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai fasilitator.

Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55).

a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan perkembangan perilaku siswa.

b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.

c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.

d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman sebagai pengganti.

f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal individu.


(25)

g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang perlu dipecahkan.

h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain. B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Media dalah alat, sarana; perantara atau penghubung (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 726). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar (Ibrahim &Nana Syaodih, 2003: 112).

Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Lewat media, ketidakjelasan materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru jelaskan, bahkan materi yang masih abstrak dapat dikonkritkan dengan menggunakan media. Hal ini dapat menjadikan peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran apabila menggunakan media.

Dalam penggunaan media, seorang guru juga harus melihat apa isi dan tujuan dari sebuah pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal ini dikarenakan tidak semua materi cocok dengan penggunaan media yang sama. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan dalam memilih media yang sesuai.


(26)

Jika hal itu diabaikan, maka media bukan lagi alat bantu pembelajaran, melainkan akan menjadi penghambat dalam tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

2. Ciri-Ciri Media

Arsyad (2011: 12), menyatakan tiga ciri media pembelajaran yang menjadi petunjuk mengapa media digunakan :

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek seperti fotografi, film tape, audio tape, disket, komputer, dan film.Dengan ciri fiksatif itu, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu tanpa mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media mempunyai ciri ini.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang.


(27)

Nana Sudjana (dalam Fathurrohman & Sutikno, 2009: 68), mengemukakan sejumlah prinsip-prinsip dalam pemilihan media sebagai berikut:

a. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya perlu diperhatikan apakah penggunaan media tersebut sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.

c. Menyajikan dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan saran.

d. Menempatkan atau memparlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi seperti apa media dapat digunakan dalam pembelajaran. Tentu tidak setiap saat menggunakan media dengan tujuan yang tidak jelas.

Yulaelawati (2004: 133), media berfungsi untuk memudahkan terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya dipilih media yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menarik perhatian dan minat peserta didik.

b. Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme.


(28)

c. Merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha pengembangan nilai-nilai.

d. Berguna dan berfungsi ganda.

e. Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar.

4. Manfaat Media

Arsyad (2011: 25) menyatakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu : a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan motivasinya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. 5. Penggunaan Media Pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada siswa.Oleh karena itu, perlu


(29)

dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran (Arsyad, 2011: 82).

a. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah. Arsyad (2011: 82), menyatakan langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah yang relevan,

2) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah,

3) Mengajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.

4) Tuntun eksplorasi siswa,

5) Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan,

6) Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.

b. Media Berbasis Cetakan

Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan


(30)

lembaran lepas. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak (Arsyad, 2011: 91).

c. Media Berbasis Visual

Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Arsyad (2011: 92), menyatakan beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis visual sebagai berikut :

1) Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambaran garis, karton, bagan, dan diagram.

2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar

keseluruh materi sebelum menyajikan unit pelajaran. 4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk

meningkatkan daya ingat.

5) Gunakan visual untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.


(31)

6) Hindari visual yang tak berimbang.

7) Tekankan kejelasan dan ketepatan semua visual. 8) Visual yang dproyeksikan harus mudah terbaca.

9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.

d. Media Berbasis Audio-Visual

Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan banyak, rancangan, dan penelitian.

e. Media Berbasis Komputer

Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan namaComputer-Managed Instruction (CMI). Arsyad (2011: 96), menyatakan bahwa komputer dapat menyajikan informasi dan tahap pembelajaran.Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta menjadwalkan pelajaran.

2) Mengevaluasi siswa (tes).

3) Mengumpulkan data mengenai siswa.

4) Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.


(32)

5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).

C. Film Dokumenter

1. Pengertian Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mengangkat kenyataan dan fakta di masyarakat yang mempunyia nilai esensi bagi masyarakat luas.Film dokumenter berbeda dengan dokumentasi yang sama-sama merekam kenyataan dan fakta yang benar-benar terjadi, hal yang membedakan adalah esensinya. ( http://kupukupubiru-1401.blogspot.com/2009/04/pengertian-film-dokumenter-dan-film.html, diunduh tanggal 4 September 2013).

Film dokumenter membentuk ingatan populer, menawarkan cara pandang dan penafsiran atas isu-isu, proses dan peristiwa-peristiwa kesejarahan. Pengertian dokumenter ini menampilkan bentuk kenyataan yang bukan suatu kebenaran untuk ditelaah, melainkan hanya sebagai suatu kenyataan sosial historis. Film dokumenter dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan menampilkan rekaman realita suatu peristiwa yang pernah terjadi.

Tahapan dalam pembuatan film dokumenter adalah sebagai berikut:

a. Menentukan ide

b. Menuliskan film statement c. Membuat treatmen atau outline


(33)

d. Mencatat shooting e. Editing script

( http://ganjarrahayu.blogspot.com/2009/04/resensi-buku-cara-pinter-bikin-film.html, diunduh tanggal 18 April 2013)

Film dokumenter memberikan pengaruh yang baik dalam proses pembelajaran sejarah, dimana pembelajaran sejarah bisa menjadi lebih menarik, realistis, dan menyeluruh, karena materi yang diberikan atau disajikan dalam film dokumenter diberikan dalam bentuk unit-unit kecil yang memungkinkan untuk diingat dengan baik oleh siswa.

Film dokumenter dapat menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan, namun demikian tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi. Kegunaan lain dari film dokumenter mampu mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman pribadi secara langsung dari sebuah proses sejarah.

Dalam pembelajaran sejarah, film dokumenter berusaha memberikan inovasi dalam pembelajaran sejarah.Kemampuannya dalam melengkapi pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk memahami, diskusi, konstruksi, dan kegiatan belajar lainnya.Bisa juga sebagai alat pengganti pembelajaran dengan siswa merasa turut serta di dalamnya, karena mereka mengidentifikasikan dirinya kedalam film tersebut.

2. Keunggulan Film Dokumenter

Sebagai film yang menceritakan kisah nyata, film dokumenter mempunyai keunggulan tersendiri karena dapat membawa suatu


(34)

peristiwa di masa lampau ke dalam media yang lebih sederhana dan mudah.Siswa yang menonton pun mendapatkan pengalaman secara langsung, sehingga dapat memahami cerita yang ada dalam materi sehingga terjadi suatu kesamaan persepsi terhadap materi tersebut.Beberapa keunggulan film dokumenter sebagai media, antara lain:

a. Merupakan media pembelajaran yang cukup terjangkau. Harga VCD dan DVD dokumenter semakin terjangkau dan dapat digunakan berulang kali (sebagai inventaris sekolah).

b. Dapat digunakan oleh hampir semua mata pelajaran (bidang studi), baik IPA maupun IPS, Bahasa, Kesenian, PKn, dll.

c. Mampu mengahadirkan suasana dan kejadian seperti yang sebenarnya tanpa membahayakan nyawa manusia, atau dapat menghemat pembiayaan di dalam pembelajaran, misalnya akanmempelajari tentang Afrika Selatan. Kita tidak perlu kesana dan hanya perlu menyaksikan lewat tayangan dokumenter. d. Peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan lebih

baik, karena dalam film terkadung unsur gerak, audio dan visual serta dramatik (menggugah perasaan). Dalam pemilihan film dipilih secara seksama dan jika film tersebut cukup panjang maka dapat diambil potongan klipnya agar lebih efektif. ( http://mudarwan.wordpress.com/2010/06/20/film-dokumenter-sebagai-media-belajar, diunduh tanggal 2 April 2013)


(35)

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.Kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu tercermin dalam hasil belajar.Hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009: 5).

Menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual, kemampuan memastikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas.


(36)

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan kognitif aktivitasnya sendiri. kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir

Keberadaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentunya mempunyai peran yang sangat penting. Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional, hasil belajar, sekaligus berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemilihan media juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.

Berikut adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan dilaksanakan :


(37)

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir 2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009: 96).Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru sebatas berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta yang empiris. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Pembelajaran

Kelas Eksperimen ( dengan media film dokumenter)

Tes Hasil Belajar


(38)

Ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang.


(39)

25

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya ditentukan secara acak untuk diambil data-datanya, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010: 14). Data tersebut nantinya akan diuji dengan teknik analisis yang telah ditentukan dan digunakan untuk menentukan sampel mana yang paling baik.

Dari pendekatan tersebut, maka yang paling cocok adalah dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakanTrue Experimental Design, yaitu mengambil data dari dua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang diambil secara acak setelah sebelumnya dilihat nilai pelajaran sejarah yang tidak terlalu jauh perbedaannya. Sampel akan diambil dari kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang. Desain yang dikembangkan adalah Pretest-Posttest Control Group Design.

Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diajar dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan kelas kontrol diajar tanpa media film dokumenter. Selama pembelajaran, kedua kelompok tersebut diberi materi yang sama yaitu masa pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi terhadap kedua kelompok tersebut untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar antara kelas eksperimen. Sebelumnya soal evaluasi tersebut


(40)

diujicobakan pada kelas yang lain di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal.Kemudian data-data yang diperoleh dari soal evaluasi yang telah diujicobakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis sesuai dengan statistik yang sesuai.

Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian meliputi: 1. Tahap pra lapangan

Meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus surat ijin, observasi awal ke lapangan, mendata informan dan menyiapkan perlengkapan penelitian seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi test dan test.

2. Tahap Uji coba instrumen

Meliputi: uji coba instrumendilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat sudah baik dan bisa digunakan dalam penelitian. 3. Tahap pelaksanaan pretest dan analisis pretest

Dilakukan sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Tujuannya adalah untuk memperoleh data awal kemampuan siswa yang kemudian akan di ujicoba dengan uji homogenitas dan normalitasnya. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah kelas eksperimen maupun kontrol berangkat pada tingkatan yang sama.

4. Tahap evaluasi dan analisis datapost test

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat pengaruh dalam penggunaan media film dokumenter dalam proses


(41)

pembelajaran sejarah terhadap hasil belajarsiswa dalam pembelajaran sejarah.

5. Membuat kesimpulan

Tahapan yang menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan.Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 2.Bagan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian inidi SMA Negeri 1 Batang, yang beralamat di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang dengan mengambil sampel dari kelas XI IPS.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di SMA N 1 Batangdilaksanakan pada kelas XI IPS semester dua tahun ajaran 2012/1013 yaitu pada bulan Mei. Tahap Pre Test

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Pembelajaran Menggunakan Media Film Dokumenter

Pembelajaran Tanpa Media

Post Test


(42)

pelaksanaan penelitian antara lain: penerapan pembelajaran dengan pemanfaatan media film dokumenter dalam materi sejarah masa pendudukan Jepang di Indonesia pada kelas eksperimen, pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran pada kelas kontrol dengan materi yang sama.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian di atas, populasi merupakan keseluruhan objek data penelitian.Dilihat dari sifatnya, populasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Populasi homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

2. Populasi heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, diambil kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128 yang terbagi menjadi 4 kelas sebagai populasi penelitian.


(43)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 118).Sampel digunakan untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang terlalu banyak.Peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu dengan Simple Random Sampling.

Peneliti akan mengambil sampel secara acak dengan melihat nilai pelajaran sejarah dari tes yang terdahulu tanpa memperhatikan tingkatan yang ada pada populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang representatif, yaitu kelas yang mempunyai nilai dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh.

Dari hasil perhitungan lewat uji normalitas kelas dan homogenitas populasi dari hasil ulangan semester 1, didapat kelas XI IPS 2 dan kelas XI IPS 3 dengan rata-rata nilai kelas XI IPS 2 yaitu 72,50 dan kelas XI IPS 3 yaitu 74,59. Ditetapkan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.Hasil perhitungan dapat dilihat dalam lampiran.

D. Variabel Penelitian

Kidder dalam Sugiyono (2010: 61), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Macam – macam variabel dalam penelitian :


(44)

1. Variabel Independen

Variabel Independen disebut variabel bebas.Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah media film dokumenter.

2. Variabel Dependen

Kebalikan dari variabel bebas, variabel dependen disebut juga variabel terikat.Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar sejarah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan tes :

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari tahu tentang data-data awal yang berkenaan dengan penelitian. Seperti jumlah populasi, nilai ulangan semester 1 sejarah yang lalu dan nama-nama sampel yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol.Dalam penelitian ini ditetapkan kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128 sebagai populasi.Kelas XI IPS 2 menjadi kelas eksperimen dan XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.


(45)

2. Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap materi dengan melihat hasil akhir belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing kelas dalam bentuk tes yang sama. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

Soal tes berbentuk pilihan ganda dan sebelum diadakan tes, terlebih dahulu soal diujikan pada kelas lain selain kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal, reliabilitas soal, dan daya pembeda soal. Apabila ada soal yang tidak valid, maka soal tersebut tidak akan dipakai dalam penelitian.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh penggunaan media film dokumenter pada materi masa pendudukan Jepang di Indonesia. Hasil dari angket akan diujikan dalam uji regresi sederhana untuk melihat besarnya pengaruh media film dokumenter.

Tes pada penelitan ini dilakukan dua kali yaitu:


(46)

Merupakan uji awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamanan kondisi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

b. Post test

Merupakan uji akhir eksperiman, yaitu setelah dilaksanakannya eksperimen.Post test dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran yang tidak memakai film dokumenter untuk kelas kontrol dengan pembelajaran yang memakai film dokumenter untuk kelas eksperimen.

Soal diujikan pada kelas XI IPS 4 dengan mengambil sampel 20 siswa.Perhitungan hasil soal uji coba dapat dilihat di lampiran. Data nilai Pre test dan Post test sendiri juga dapat dilihat dalam lampiran F. Teknik Analisis Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168).Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk validitas butir soal, dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment :


(47)

(Arikunto, 2009: 72) Keterangan :

: koefisien korelasi antara X dan Y X : skor tiap butir soal

Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah peserta tes

Kemudian harga yang diperoleh dibadingkan dengan rtabel product-moment dengan taraf signifikan 5%.Jika harga rhitung> rtabel, maka

butir soal yang diuji valid.Dalam penelitian ini, validitas instrumen penelitian dibuat dengan menggunakan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010: 182), validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Dari hasil perhitungan, dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan SPSS, untuk soal no 1 didapat nilai rhitung adalah 0,6287. Dari

taraf signifikan 5%, nilai rtabel = 0,444. Hasil perhitungan menunjukkan

rhitung > rtabel, jadi soal no 1 valid.Perhitungan soal lainnya dapat dilihat

dalam lampiran. 2. Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009: 86). Rumus yang digunakan adalah K-R 20, yaitu:


(48)

r

11

= (

) (

)

(Arikunto, 2009:100) Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item benar

q : proporsi subjek yang menjawab item salah (q = p-1) ∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)

Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel

dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung> rtabel maka dapat

disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.

Hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel, untuk soal no 1 menunjukkan, rhitung = 0,935. Dari n = 20, diperoleh rtabel

= 0,444, karena rhitung>rtabel dapat dismpulkan soal no 1 reliabel.

Perhitungan soal lainnya dapat dilihat pada lampiran. 3. Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk lebih berpikir dalam pemecahannya. Soal yang terlalu sukar akan membuat siswa kesulitan, sehingga siswa


(49)

tidak bersemangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan rumus :

P =

(Arikunto, 2009: 208)

Keterangan :

P: Indeks kesukaran

B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS: jumlah seluruh siswa tes

Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah : 0,00< P ≤ 0,10 maka dikategorikan soal sukar

0,11< P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar 0,31< P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang 0,71< P ≤ 0,90 maka dikategorikan soal mudah P > 0,90 maka dikategorikan soal sangat mudah.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang. 4. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya


(50)

pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. rumus untuk menentukan Dadalah :

D = - = PA– PB

(Arikunto, 2009: 213) Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : jumlah peserta tes kelompok atas

JB : jumlah peserta tes kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar

PA= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik.Hasil perhitungan lainnya dapat dilihat dalam lampiran.

G. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Sebelum dikenakan


(51)

perlakuan pada kelompok eksperimen, perlu diadakan persamaan kondisi dengan kelompok kontrol.Hal ini dilakukan supaya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan secara signifikan.

a. Uji Normalitas

Sebelum menganalisis data dari lapangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat:

k

i i

i i

E E o X

1 2

(Sugiyono, 2007: 107)

: Chi-kuadrat

: Frekuensi pengamatan : Frekuensi yang diharapkan

Kriterianya, jika harga X2hitung < X2tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1dan taraf signifikansi 5% adalah X2hitung< X2tabel, maka data

berdistribusi normal. b. Uji homogenitas

Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua varians data pretest

dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui keseimbangan nilai


(52)

pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini menggunakan uji-F. Rumus yang digunakan:

F =

(Sugiyono, 2007: 140)

Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika Fhitung < F1/2

(nb-1) : (nk-1) dengan taraf nyata 5%.

2. Metode Analisis Tahap Akhir a. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil belajar sejarah antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diadakannya penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Analisis data dengan uji t fihak kanan digunakan untuk menguji hipotesis tersebut. Rumus yang digunakan adalah :

(Sugiyono, 2007: 96)

Keterangan: t = t hitung

= rata-rata xi

2

1 n

1 n

1 s

x x


(53)

s = simpangan baku n = jumlah anggota sampel Untuk mencari S digunakan rumus :

Keterangan:

=Nilai rata-rata kelompok eksperimen =Nilai rata-rata kelompok kontrol

=Banyaknya subyek kelompok eksperimen =Banyaknya subyek kelompok kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol s2 = varians gabungan

Kriteria pengujiannya adalah jika harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika t hitung lebih besar daripada harga t tabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak. b. Uji Regresi

Untuk menguji adanya pengaruh media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajarsejarah digunakan rumus sebagai berikut:

Persamaan regresi: = a+bx Keterangan:


(54)

= subyek dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisien regresi

x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Anava Untuk Regresi Linear

Sumber Variasi Dk JK KT F

Total N _

Regresi (a) Regresi (b/a) Sisa

1 1 n-2

JK (a) JK (b/a) JK (s)

JK (a) S2reg (b/a) S2 sisa = Tuna Cocok

Galat

k-2 n-k

JK (TC) JK (G)

S2 TC = S2 G = Keterangan:

JK (T) = JK (a) =

JK (b/a) = b

=


(55)

JK (G) =

JK (TC) = JK (s)- JK (G) (Sugiyono, 2010: 266). c. Uji Keberartian

Hipotesis

H0 : koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)

H1 : koefisien arah regresi berarti (b 0)

Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk

penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0

ditolak. Jadi koefisien arah regresi berarti.

Sedangkan jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = 1

dan dk penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0 diterima. Jadi koefisien arah regresi tidak berarti (Sugiyono,

2010: 273).

d. Uji Linearitas Regresi

Uji linear ini digunakan untuk mengetahui apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak.Kalau tidak linear maka regresi tidak dapat dilanjutkan.

H0 : = 0 (persamaan garis regresi membentuk linear)


(56)

Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0

ditolak. Jadi regresi non linear.

Sedangkan Jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = (k-2)

dan dk penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0 diterima. Jadi persamaan regresi linear (Sugiyono, 2010:274).

e. Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variable bebas X dan variable terikat Y dengan banyaknya kumpulan data (X1, Y1) adalah

n digunakan rumus:

(Sugiyono: 2010, 274).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

tidak ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa

ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran pembelajaran terhadap hasil belajar sejarah siswa

Jika dengan N=32 dan taraf signifikansi = 5%, maka diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa.


(57)

Koefisien determinasinya digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran film dokumenter.


(58)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum daerah penelitian

SMA Negeri 1 Batang terletak di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang, Desa Dracik, Kabupaten Batang.SMA Negeri 1 Batang dalam pembelajaran sehari-hari menerapkan moving class, hal ini ditunjang dengan sarana yang cukup memadai.Jumlah gedung yang memang sudah mencukupi untuk menerapkan moving class dan kualitas pembelajaran yang terhitung bagus.Fasilitas yang ada cukup lengkap dengan sarana area hotspot yang bisa menunjang pembelajaran menjadikan sekolah ini sebagai favorit para siswa di daerah sekitar untuk meneruskan ke jenjang SMA, selain juga karena prestasi yang sudah dicapai SMA ini.

Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Batang sebenarnya berjumlah 3 orang, tetapi 1 orang difungsikan sebagai guru Sosiologi pada tahun ajaran 2012/2013. Dua orang yang mengampu mapel Sejarah adalah Bapak Bambang Indriyanto, S.Pd sebagai guru kelas XI IPS dan XII IPS serta Ibu Sri Umi Adiati, S.Pd sebagai guru kelas X, XI IPA dan XII IPA. SMA Negeri 1 Batang sendiri sekarang dikepalai oleh Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd.

2. Gambaran Umum Kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3. Pemilihan kelas berdasarkan nilai ulangan sebelumnya


(59)

dengan menggunakan populasi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Batang sebanyak 128 siswa, yang terbagi dalam 4 kelas. Selain itu peneliti juga menggunakan data dari nilai ulangan semester 1 sebagai uji homogenitas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai homogenitas yang sama. Peneliti mengambil secara acak dari populasi sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, kemudian diperoleh kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dengan media dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dengan film dokumenter.

1) Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 dengan jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas ini dilakukan dengan pemberian treatment yaitu dengan menggunakan media pembelajaran film dokumenter.Pada kelas eksperimen, guru terlebih dahulu memberikan pengetahuan awal tentang materi yang dalam penelitian ini tentang masa pendudukan Jepang di Indonesia.Kelas dibagi menjadi 6 kelompok dan diberikan tugas untuk mereview film selain film dokumenter yang berkaitan dengan materi ini. Tujuan dari pemberian tugas ini adalah untuk memberikan pengetahuan awal tentang materi yang akan diberikan.

Setelah diberikan tugas oleh guru, siswa diharuskan aktif dalam mencari sumber-sumber dari berbagai buku, LKS, dan internet.Segi


(60)

positif dari pemberian tugas ini yaitu siswa lebih aktif dalam mencari sumber yang relevan tentang kaitan film dengan materi.

Pada pertemuan selanjutnya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada saat presentasi di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dan bertanya kepada kelompok yang presentasi didepan kelas. Pembelajaran menjadi lebih aktif ketika masing-masing kelompok bertanya, mengemukaan pendapat, dan menyanggah jawaban kepada kelompok yang sedang presentasi di depan kelas.

Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran.Selain itu, guru juga sebagai penengah ketika ada jawaban yang dianggap kurang tepat. Diakhir pembelajaran, guru menyimpulkan hasil pembelajaran agar siswa mempunyai pemahaman yang sama tentang hasil diskusi yang baru saja dilaksanakan.

2) Kelas Kontrol

Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 dengan jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas ini dilakukan dilakukan tanpa menggunakan media pembelajaran film dokumenter. Guru dalam hal ini adalah peneliti menyampaikan materi pembelajaran di depan kelas. Sementara itu siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan yang disampaikan guru.


(61)

Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebagian siswa bertanya kepada guru dan yang lainnya hanya pasif dalam pembelajaran.

Selama pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol, terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru.Beberapa siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah.Kegiatan pembelajaran menjadi kurang menyenangkan karena siswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru.

3. Jalannya Penelitian

Langkah penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya:

a. Tahap 1: Peneliti memberikan pre test kepada siswa-siswa yang masuk dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan item-item soal yang sama atau seragam. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan selama 45 menit. Hasil dari pre tes kemudian diuji dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan untuk mengetahui homogenits dan normalitas kelas serta uji perbedaan dua rata-rata. b. Tahap 2: Setelah diadakan pre test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, guru mengajar pada kedua kelompok tersebut dengan materi yang sama yaitu masa pendudukan Jepang di Indonesia, namun dengan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diajar dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan film dokumenter.


(62)

c. Tahap 3: Setelah empat kali pertemuan, siswa dikenakan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi masa pendudukan Jepang di Indonesi yang telah diberikan dengan menggunakan media film dokumenter untuk kelas eksperimen dan tanpa media film dokumenter untuk kelas kontrol. Setelah diberikan post test, siswa disuruh mengisi angket yang telah disiapkan untuk mengetahui repon siswa terhadap pemakaian film dokumenter pada materi masa pendudukan Jepang di Indonesia saat pembelajaran.

d. Tahap 4: Tabulasi dan pengolahan data hasil post test ke dalam tabel hasil penelitian dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Produk dari tabulasi dan pengolahan data adalah berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata. Serta hasil angket digunakan dalam uni regresi sederhana untuk mengukur pengaruh media film dokumenter.

e. Tahap 5: penerjemahan hasil tabulasi dengan uraian diskriptif. 4. Deskripsi Proses Penerapan Media Film Dokumenter

Pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran film dokumentertentang masa pendudukan Jepang di Indonesia mendorong siswa untuk lebih aktif dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya.Para siswa menjadi lebih paham karena dengan film dokumenter tersebut mereka dapat melihat langsung sebuah peristiwa yang dulu pernah terjadi, sehingga terjadi suatu pemahaman konsep yang sama


(63)

tentang sebuah peristiwa. Dari film dokumenter masa pendudukan Jepang di Indonesia tersebut siswa dapat mengembangkan sendiri pemahamannya dengan mencari sumber-sumber lainnya baik dari buku, internet maupun dari sosial masyarakat.

Dalam pembelajaran sejarah, film dokumenter sangat membantu sekali karena dapat menghadirkan sebuah peristiwa yang dulu pernah terjadi dan sama dengan aslinya tanpa ada suatu rekayasa dari pihak tertentu. Unsur subjektifitas dapat diminimalisir, sehingga apa yang dipahami oleh siswa adalah suatu kenyataan historis yang dulu pernah terjadi. Siswa dapat membandingkan berbagai sumber yang ada sehingga pemahaman siswa sendiri dapat berkembang sesuai dengan keaktifan siswa. Tentunya dengan begitu, rasa nasionalisme para siswa juga akan bertambah.

Penerapan media film dokumenter pada materi masa pendudukan Jepang di Indonesia, tidak sepenuhnya siswa disuruh menonton sebuah film, tetapi juga diselingi dengan tanya jawab maupun diskusi kelompok agar siswa tidak terpaku pada pemahaman yang didapat dari menonton film tersebut. Guru bertugas memberikan pengarahan kepada siswa tentang materi dari film dokumenter tersebut dan menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat kita ambil dari menonton film dokumenter. Pemakaian media film dokumenter pada materi masa pendudukan Jepang di Indonesia membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak terkesan kaku, sehingga membangkitkan minat belajar sejarah siswa yang berkorelasi dengan peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri. Penggunaan media film


(64)

dokumenter dalam pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa di kelas XI IPS Negeri 1 Batang, khusunya siswa kelas XI IPS 2.

5. Deskriptif tahap awal Hasil Penelitian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batang tentang Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013, dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi hasil analisis tahap awal, dan hasil analisis tahap akhir.

Data yang digunakan untuk melakukan analisis tahap awal adalah data pre testdalam pembelajaran sejarah materi masa pendudukan Jepang di Indonesia. Gambaran umum hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Gambaran Umum Hasil Pre Test Kelas N Mean Simpangan

Baku

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Eksperimen 32 71,50 8,81 87 57

Kontrol 32 72,75 9,37 90 60

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran a. Uji normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas data Pre test dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test


(65)

Kelas χ2hitung Dk χ2tabel Kriteria

Eksperimen 3.08 5

11,07

Normal

Kontrol 8.58 5 Normal

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran. b. Uji homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre test

Kelas Mean Dk Fhitung Ftabel Kriteria

Eksperimen 77.61 31

1.13 2.05 Homogen

Kontrol 87.80 31

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data pretes, diperoleh Fhitung=

1,13<Ftabel= 2.05, jadi dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan

kelas kontrol mempunyai varian yang sama. c. Uji perbedaan dua rata-rata.

Uji perbedaan rata-rata data pretest digunakan untuk mengetahui kondisi kecerdasan siswa sebelum diberikan treatmen yang berbeda, hasil uji perbedaan rata-rata data pretest dapat dilihat pada table 5.


(66)

Kelas Mean Dk thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 77.61 31

-0.550 2,037

Tidak ada perbedaan Kontrol 87.80 31

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung dengan nilai

-0,550, sedangkan ttabel dengan nilai 2,037.Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel,

maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan nilai rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan rata rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada dasarnya adalah sama.

6. Deskriptif tahap akhir Hasil Penelitian.

Data yang digunakan untuk melakukan analisis tahap akhir adalah nilai posttest dalam pembelajaran sejarah materi masa pendudukan Jepang di Indonesia. Gambaran umum hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Gambaran Umum Hasil Post Test Kelas N Mean Simpangan

baku

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Eksperimen 32 82,81 7,63 97 67

Kontrol 32 77,09 8,45 93 63

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013


(67)

a. Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas data post test disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test

Kelas χ2hitung Dk Rentang χ2tabel Kriteria

Eksperimen 4.96 5 30

11,07

Normal

Kontrol 9.05 5 30 Normal

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran

Karena χ2hitung padakedua kelas <χ2tabel maka dapat disimpulkan

bahwa data post test berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas

Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test

Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel Kriteria

Eksperimen 58.22 31

1.227 2.048 Homogen

Kontrol 71.44 31

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran

Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung adalah 1.227, sedangkan

Ftabel adalah2.048. Karena Fhitung< Ftabel jadi dapat disimpulkandata awal

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama, dengan kata lain kedua kelas homogen.


(68)

c. Uji Perbedaan rata-rata.

Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test

Kelas Mean Dk thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 82.81 31

2.842 2.040

ada perbedaan Kontrol 77.09 31

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung =2,842,

sedangkan ttabel = 2,040, karena ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka dapat

disimpulkan ada perbedaan nilai rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dikatakan rata rata kecerdasan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda dimana hasil belajar kelas eksperimen yang diberikan media film dokumenter dalam materi masa pendudukan Jepang di Indonesia memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari kelas kontrol yang diajar tanpa media film dokumenter.

d. Angket

Angket disebar setelah dilakukannya treatmen, yaitu penggunaan media pembelajaran film dokumenter. Tepatnya ketika kelas eksperimen telah melakukan uji post test. Dari kriteria yang telah ditentukan, pada responden 1 diperoleh nilai respon sebesar 80.Lewat hasil tersebut dapat


(69)

dismpulkan bahwa pada responden 1, siswa terbantu dengan pemakaian media pembelajaran film dokumenter pada materi masa pendudukan Jepang di Indonesia, tetapi masih ragu-ragu terhadap kesukaan responden pada media film dokumenter.Perhitungan lainnya dapat dilihat dalam lampiran.

e. Uji Regresi

Uji regresi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa, yang diimplementasikan pada kelas eksperimen

Jika dengan N=32 dan taraf signifikansi = 5%, maka diterima, dengan kata lain ada pengaruhyang signifikan media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari perhitungan diperoleh nilai rhitungadalah 0,833, dengan = 5 % dan N = 32

diperoleh nilai rtabel adalah 0,349. Karena rhitung> rtabel maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima karena terdapat pengaruh positif dan signifikan sebesar 0,833 antara media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa.

Koefisien determinasinya r2 dengan nilai 0,8332= 0,694. Hal ini berarti 69,4% hasil belajar sejarah siswa ditentukan oleh media pembelajaran film dokumenter pembelajaran, melalui persamaan regresi


(70)

B. Pembahasan

1. Hasil Penelitian Kelas Eksperimen

Dalam pembelajaran kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPS 2 digunakan media pembalajaran film dokumenter.Siswa diputarkan film dokumenter tentang materi masa pendudukan Jepang di Indonesia.Penggunaan media pembelajaran ini menjadikan suasana pembelajaran lebih santai dan tidak terkesan kaku.Hal ini dikarenakan siswa tidak hanya diberikan materi lewat penyamoaian secara verbal saja, tetapi juga melalui sebuah film.

Sekolah penelitian mempunyai sarana yang cukup memadai sehingga memudahkan dalam menerapkan media film dokumenter dalam pembalajaran. Pemkaiannya juga tidak telalu sulit, peneliti hanya diharuskan mampu mengoperasikan komputer dan menyambungkannya ke layar infokus (LCD).Hambatan yang terjadi ketika pelaksanaan penelitian adalah dalam kelas sejarah belum ada LCD, sehingga harus mencari kelas yang sudah ada LCD nya. Juga ketika pembelajaran berlangsung setelah jam olahraga, sehingga siswa sudah capek dan terlihat kurang siap untuk pembelajaran.

Media film dokumenter membuat siswa dapat mengembangkan materi sesuai dengan pemahaman mereka ketika menonton film dokumenter. Hal ini dimungkinkan karena siswa dapat menilai film dokumenter sesuai dengan sudut pandang mereka sendiri.Siswa tidak terpaku pada sumber yang ada, karena mengkaji film dokumenter tidak


(1)

 Latar belakang Jepang ingin menguasai Indonesia

Sebagai negara besar di Asia, Jepang menginginkan seluruh negara di Asia Pasifik berada di bawah kekuasaannya. Lewat kemenangan atas Rusia dalam pertempuran tahun 1905, Jepang semakin yakin dengan kekuatan militernya. Sebagai negara industri, Jepang tidak mempunyai sumber daya yang mencukupi. Indonesia dijadikan Jepang sebagai daerah jajahan sekaligus penyuplai sumber daya bagi keperluan industry Jepang dan keperluan perang menghadapi sekutu.  Awal pendudukan Jepang di Indonesia

a. Penyerangan Pearl Harbour

Pearl Harbour adalah pangkalan Amerika Serikat di wilayah kepulauan Hawaii yang bertugas untuk mengawasi kawasan Asia Pasifik. Demi kelancaran untuk menguasai kawasan Asia Pasifik, maka Jepang menyerang pangkalan tersebut dengan semangat kamikaze. Pangkalan tersebut pun berhasil dihancurkan, dan banyak pasukan Amerika yang tewas terbunuh.

b. Penyerahan tanpa syarat Belanda kepada Jepang

Setelah menyerang Pearl Harbour, Jepang bergerak dengan cepat menguasai kawasan disekitarnya. Hingga akhirnya sampai di kawasan Asia Tenggara, dan pada tanggal 10 Januari 1942 Jepang menguasai Tarakan. Tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Banten, Indramayu, dan Rembang. Batavia dapat dikuasai pada tanggal 5 Maret 1942. Hingga akhirnya tanggal 8 Maret 1942, lewat Panglima Militer Ter Poorten dan Gubernur Jenderal van Starkenborgh Stachouwer, Belanda menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang. c. Propaganda Jepang di Indonesia

Jepang segera melancarkan propaganda kepada rakyat Indonesia agar mau bekerjasama. Diantaranya adalah Gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia.


(2)

Gerakan 3A tersebut tidak bertahan lama karena tidak mendapat respon yang banyak dari rakyat. Sebagai gantinya, Jepang membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda, diantaranya adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Untuk memfasilitasi para pemimpin tersebut, maka Jepang mendirikan Putera (PusatTenaga Rakyat).

 Perlawanan terhadap militer Jepang a. Pasukan PETA di Blitar dan Aceh b. Tengku Abdul Jalil di Aceh

c. K.H. Zaenal Mustafa di Tasikmalaya d. Haji Madriyas di Indramayu

 Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia Bidang Politik

Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, baik yang bersifat politik maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan agama. Organisasi-organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang, walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang menentang pendudukan Jepang di Indonesia.

Bidang Ekonomi

Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara imperialisme lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya, sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang


(3)

sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang. Diantaranya adalah pemberlakuan sistem autarki, yaitu mewajibkan rakyat untuk menyetor kepada pemerintah sebesar 30% dari hasil panen, 30% untuk lumbung, dan hanya 40% yang menjadi hak sendiri. Sistem ini mirip dengan otonomi daerah yang mengharuskan setiap daerah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri. Namun tidak semua daerah diberlakukan sistem autarki ini.

Bidang Pendidikan

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi lawan-lawannya pada Perang Pasifik.

Bidang Kebudayaan

Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat ke arah matahari terbit. Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari. Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk propaganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku "Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah" menulis "kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi kemajuan kita, mulai berkurang.


(4)

Bangsa kita yang telah bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu 'nun inggih' kini telah berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar menginsafinya. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk kebiasaan sehari-hari yang tertentu (misalnya Senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaaan yang diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesia.

Bidang Sosial

Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat dijadikan romusha (kerja paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit. Pada masa pendudukan Jepang juga dikenal adanya Jugu Ianfu, sebutan ini diperuntukkan kepada wanita-wanita sebagai pemuas nafsu para tentara Jepang.

Bidang Birokrasi

Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih penting yang sebelumnya hanya bisa dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan


(5)

gubernur dan walikota di beberapa tempat, tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan Sumatera lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan Angkatan Laut Jepang agak buruk.

Bidang Militer

Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidikan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaannya. Selain PETA juga masih ada Keibondan, Seinendan, dan Jawa Hokokai yang dijadikan Jepang untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia. Tujuan sebenarnya dari pendidikan militer tersebut adalah menyiapkan pasukan dari daerah jajahan untuk dipakai dalam perang.

 Akhir pendudukan Jepang di Indonesia

Jepang semakin terdesak karena mengalami kekalahan di beberapa pertempuran dengan sekutu. Agar mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, Jepang mengeluarkan Janji Kemerdekaan bagi negara-negara jajahannya oleh Perdana Menteri Koiso di Tokyo pada tanggal 7 September 1944. Sebagai bukti dari janji tersebut, Letnan Jenderal Kumakichi Harada (pemimpin militer Jepang di Jawa) mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI). Badan ini bertugas menyelidiki hal-hal yang berkaitan dari segi politik dan ekonomi yang bagi pembentukan negara Indonesia merdeka.

 Tidak berapa lama, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Pada tanggal 7 Agustus 1945, badan ini diresmikan. Namun karena di bom atomnya kota Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945 oleh USA, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Maka berakhirlah


(6)

LAMPIRAN 32

DOKUMENTASI


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH CARA BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 6 188

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 BATANG TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 117

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN T.A 2012-2013.

0 1 24

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 21

PENDAHULUAN Pengaruh Kesulitan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 11

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XI IPS Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Purwodadi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 18

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XI IPS Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Purwodadi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 11

(ABSTRAK) KONTRIBUSI PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 BATANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 3

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BANDONGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 137