Menentukan derajat optimalitas individu Meninjau merivisi target pembuat keputusan

min ∈ , … , ∈ kendala: ; , , ; , , , , ; , , ; , … , 3.28 Penyelesaian model 3.28 dilakukan dalam tahap. Pada langkah ke- , komponen ke- dari dioptimisasi dengan menggunakan tambahan kendala ∈ dalam kendala model 3.28. Dengan menggunakan kendala tersebut, diharapkan model memenuhi tujuan-tujuan dengan nilai target ∈ . Langkah berikutnya adalah menginput perolehan nilai variabel deviasi pada kendala sebelumnya. Ini akan menghindari terganggunya nilai fungsi tujuan dari kelas ke- . Kemudian, dioptimalkan komponen ke- dari dan ditambah dengan kendala tambahan ∈ dari kelas ke- ke dalam model. Proses penyelesaian dihentikan ketika terbentuk model yang tidak infeasible.

3.3.2. Penyelesaian Model

1. Menentukan derajat optimalitas individu

Diketahui bahwa pemilihan tujuan yang sewenang-wenang mungkin akan menghasilkan solusi yang tidak feasible dan akan memperoleh hasil yang tidak baik ketika memprioritaskan tujuan. Untuk mendefinisikan optimalitas individu, langkah pertama adalah menentukan solusi terbaik dan terburuk dari masing-masing tujuan, sebagai berikut: ∗ max ∈ min ∈ , , 3.29 Universitas Sumatera Utara di mana adalah ruang feasible untuk model Lexicographic Goal Programming. Maka fungsi derajat optimalitas individu didefiniskan: ∗ 3.30

2. Meninjau merivisi target pembuat keputusan

Tujuan meninjau target pembuat keputusan adalah menemukan target yang lebih memenuhi urutan prioritas fungsi tujuan dan yang sedekat mungkin dengan target pembuat keputusan tersebut karena pembuat keputusan hampir tidak dapat menentukan target yang sesuai dengan data. Jadi, target yang ditentukan pembuat keputusan mungkin tidak feasible walaupun ia tidak menentukan urutan prioritas fungsi tujuan. Untuk memperoleh target yang konsisten dengan prioritas fungsi tujuan, harus dipenuhi: 3.31 Pertidaksamaan 3.31 dapat dituliskan kembali sebagai: 3.32 Dengan menggunakan fungsi keanggotaan kabur seperti pada pertidaksamaan 3.30, harus ditentukan optimalitas individu dari target tertinjau yang sedekat mungkin dengan optimalitas individu dari target pembuat keputusan dan tetap mempertahankan urutan prioritas fungsi tujuan dengan urutan optimalitas individu dari target terevisi. Model yang digunakan adalah: min kendala: ‐ ; , , 3.33 Pada fungsi tujuan model 3.33, akan diminimalkan selisih antara optimalitas individu dari target pembuat keputusan dengan optimalitas individu dari target terevisi. Karena adalah fungsi skalar, maka dapat digunakan pada model 3.33 di atas. Kendala 1 sampai 2 menjelaskan Universitas Sumatera Utara bahwa semakin tinggi prioritas suatu fungsi tujuan, semakin besar optimalitas individunya. adalah bobot fungsi tujuan yang diperoleh dari persamaan 3.25. Persamaan 3.33 di atas adalah suatu program nonlinier, sehingga dibentuk suatu model lininer yang ekuivalen dengan model tersebut. Misalkan untuk , , . | | dan | | . Kemudian, dapat dinyatakan bahwa: , , , 3.34 | | , , , 3.35 di mana . untuk , , . Sekarang model 3.33 dengan formula dan persamaan 3.34 dan 3.35 di atas dapat dituliskan kembali, seperti berikut: min kendala: , ; , , , ; , , 3.36 Model 3.36 di atas akan memberikan target setiap fungsi tujuan pada model 3.28. Target-target terevisi ini dapat menjadi acuan bagi pembuat keputusan. Oleh karena itu, target terevisi tersebut dapat diterima ataupun tidak diterima pembuat keputusan. Mungkin target terevisi tidak konsisten dengan urutan prioritas fungsi tujuan atau bertentangan dengan hirarki fungsi tujuan.

3. Penyelesaian Kasus