Capital Gain Dividend Efek Emiten Expected Return Harga Pembukaan Harga Penutupan closing price Indeks Harga Saham Pasar Modal Perusahaan Efek Saham stock Variabel Deviasi

adalah deviasi standar standard deviation atau varian variance yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai pengembalian sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.

2.1.4 Terminologi Saham dan Portofolio

Terminologi saham dan portofolio berdasarkan PT. Bursa Efek Indonesia:

a. Anggota Bursa Efek

Perusahaan Efek yang telah memiliki izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dari Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa.

b. Bursa Efek

Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.

c. Bursa Efek Indonesia Bursa

Perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

d. Capital Gain

Keuntungan yang diperoleh karena perbedaan antara harga beli dan harga jual suatu Efek. Apabila perbedaan tersebut bersifat negatif rugi disebut capital loss.

e. Dividend

Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi dan disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada pemegang Universitas Sumatera Utara saham. Pembayarannya diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku pada jenis saham yang ada.

f. Efek

Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

g. Emiten

Perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal, baik dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum kepada masyarakat.

h. Expected Return

Merupakan return yang diharapkan investor atas investasi.

i. Harga Pembukaan

Harga yang terbentuk pada saat periode pra-pembukaan.

j. Harga Penutupan closing price

Harga yang terbentuk berdasarkan penjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek yang tercatat pada akhir jam perdagangan di Pasar Reguler.

k. Indeks Harga Saham

Indikator pergerakan harga saham yang menggambarkan trend pergerakan pasar saham.

l. Pasar Modal

Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Universitas Sumatera Utara

m. Perusahaan Efek

Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.

n. Saham stock

Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.

2.2 Program Tujuan Ganda

2.2.1 Program Linier

Program linier adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah variabel input . Pokok pikiran utama dalam menggunakan program linier adalah merumuskan masalah dengan jelas dengan menggunakan sejumlah informasi yang tersedia. Sesudah masalah terumuskan dengan baik, maka langkah berikut ialah menerjemahkan masalah ke dalam bentuk model matematika P. Siagian, 1987. Model pemrograman linier tidak mampu menyelesaikan kasus-kasus manajemen yang menghendaki sasaran-sasaran tertentu dicapai secara simultan. Kelemahan ini dilihat oleh A. Charnes dan W.M. Cooper. Mereka berdua kemudian mengembangkan model pemrograman linier agar mampu menyelesaikan kasus-kasus tersebut. Dalam hal ini, konsep dasar model yang mereka temukan itu sudah mulai diperkenalkan pada tahun 1955. Selanjutnya, pada tahun 1961, mereka mulai mempopulerkan model tersebut dengan nama Goal Programming. Model ini mampu menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linier yang memiliki lebih dari satu sasaran yang hendak dicapai. Model goal programming merupakan perluasan dari model pemrograman linier, sehingga seluruh asumsi, notasi, formulasi model matematis, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Perbedaan hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan di fungsi- fungsi kendala. Oleh karena itu, konsep dasar pemrograman linier akan selalu Universitas Sumatera Utara melandasi pembahasan model goal programming. Adapun bentuk umum dari metode goal programming adalah: Minimum Z kendala: 2.1 di mana: , , … , , , … , , , … , , , = variabel deviasi yang menyebabkan nilai fungsi tujuan menjadi lebih dari = variabel deviasi yang menyebabkan nilai fungsi tujuan menjadi kurang dari = koefisien fungsi kendala tujuan = variabel pengambilan keputusan = target tujuan ke- = koefisien fungsi kendala sistem sumber daya yang tersedia

2.2.2 Metode Lexicographic Goal Programming

H. Babaei, et al 2009 mengatakan bahwa lexicographic goal programming merupakan sebuah pendekatan yang menyelesaikan permasalahan Goal Programming dengan prioritas pada fungsi-fungsi tujuannya. Lexicographic goal programming memberikan solusi optimal dari beberapa tujuan dengan meminimumkan jumlah penyimpangan atau deviasi dari tujuan-tujuan yang memiliki tingkat prioritas berbeda terhadap masing-masing nilai tujuan atau goal yang dikehendaki Ignizio, 1985. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian-penelitian yang terdahulu oleh H. Babaei, et al 2009, Siliwangi Fitra, dkk 2012, dan Safitri dan Endang 2012. Penelitian yang dilakukan oleh H. Babaei, et al 2009 membahas mengenai pengoptimalan portofolio saham dengan mengambil data saham pada sepuluh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memaksimalkan tingkat pengembalian return dan meminimalkan risiko. Penelitian yang dilakukan oleh Siliwangi Fitra, dkk 2012 membahas tentang pengoptimalan portofolio saham perusahaan pada sektor tambang. Metode yang digunakan pada penelitian tersebut adalah goal programming. Penelitian ini bertujuan meminimalkan penyimpangan antara fungsi objektif dengan nilai ideal fungsi objektif yang menghasilkan proporsi dana yang harus diinvestasikan pada masing-masing saham. Safitri dan Endang 2012 melakukan penelitian tentang pengoptimalan saham. Dalam penelitian ini dianalisis 20 saham teraktif pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menghasilkan expected return yang maksimal karena nilainya lebih besar dari pada expected return pasar dan risiko yang minimal. H. Markowitz telah mengembangkan model varians sebagai dasar teori portofolio sebagai berikut: max min kendala: ; , … , 2.2 di mana: Universitas Sumatera Utara = return atau tingkat pengembalian yang diharapkan dari perusahaan = porsi investasi pada perusahaan ∈ , … , = jumlah perusahaan yang tersedia = kovarians antara return perusahaan dengan perusahaan Fungsi pertama menunjukkan keuntungan dari portofolio yang akan dimaksimalkan. Fungsi tujuan kedua merupakan risiko portofolio yang didefinisikan sebagai varians dari return. Kendala ∑ adalah kendala modal di mana adalah jumlah total modal. Tanpa mengubah makna, kendala modal dapat dikonversi menjadi ∑ , sehingga diasumsikan bahwa merupakan persen modal yang diinvestasikan pada perusahaan . Model Lexicographic Goal Programming yang didefinisikan oleh Ignizio adalah sebagai berikut: min min min kendala: , , , , , , , , , dan j , , , 2.3 di mana: = tingkat prioritas yang diberikan pada variabel deviasi = variabel deviasi yang menyebabkan nilai fungsi tujuan menjadi lebih dari = variabel deviasi yang menyebabkan nilai fungsi tujuan menjadi kurang dari = jumlah kendala tujuan = target tujuan ke- = vektor variabel keputusan, yaitu , , , , = bobot yang berhubungan dengan variabel deviasi dan Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Terminologi Lexicographic Goal Programming

Istilah-istilah yang digunakan dalam goal programming juga digunakan dalam lexicographic goal programming.

a. Variabel Deviasi

Karakteristik metode Goal Programming adalah dengan menetapkan target atau nilai setiap fungsi tujuan menurut tafsiran pembuat keputusan. Karena tidak terdapat aturan tertentu untuk menetapkan target, maka diperlukan suatu teknik agar model tetap dapat memberikan hasil optimal. Teknik tersebut adalah dengan menggunakan variabel deviasi yang berperan untuk memenuhi atau mencapai target. Dalam penyelesaiannya, nilai optimal fungsi tujuan dapat melebihi atau kurang dari target. Oleh karena itu, variabel deviasi dibagi menjadi dua variabel yang saling independen, yaitu variabel deviasi negatif dan variabel deviasi positif. 1. Variabel Deviasi Negatif Variabel deviasi negatif berfungsi untuk menampung penyimpangan nilai fungsi tujuan optimal dari target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, variabel ini membuat nilai fungsi tujuan optimal lebih kecil dari target. Digunakan notasi untuk menandai jenis variabel deviasi ini, dan bentuk umum persamaannya adalah: 2.4 dengan: , , , , 2. Variabel Deviasi Positif Variabel deviasi positif berfungsi untuk menampung penyimpangan nilai fungsi tujuan optimal dari target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, variabel ini membuat nilai fungsi tujuan optimal lebih besar dari target. Digunakan notasi untuk menandai jenis variabel deviasi ini, dan bentuk umum persamaannya adalah: 2.5 dengan: , , , , Universitas Sumatera Utara Secara umum, oleh sifat metode Goal Programming, fungsi tujuan kendala dengan menggunakan variabel deviasi negatif dan variabel deviasi positif, ditulis sebagai berikut: 2.6

b. Variabel Keputusan