17 d.
Tingkat kesulitan disesuaikan dengan kemampuan anak. e.
Meningkatkan kesulitan sedikit demi sedikit. f.
Memberikan kebebasan pada anak untuk menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri sesuai kemampuan.
g. Menghilangkan rasa takut anak untuk belajar matematika.
3. Pembelajaran Matematika di SD
Paul Suparno 1997: 12 menyebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar didasarkan pada teori konstruktivisme. Pandangan tersebut
menekankan pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. Paul Suparno 1997: 49
juga menyebutkan prinsip-prinsip konstruktivisme sebagai berikut. a.
pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, b.
pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar,
c. siswa aktif mengkontruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan
d. guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi siswa berjalan mulus. Dalam pembelajaran matematika guru sekedar membantu konstruksi siswa
dengan menyediakan sarana dan situasi belajar. Oleh karena itu, guru perlu menguasai metode-metode pembelajaran yang inovatif. Metode pembelajaran
yang inovatif akan membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan
18 konsep-konsep baru. Sri Subarinah 2006: 8 mengemukakan bahwa guru akan
dapat menyajikan materi matematika dengan baik perlu menguasai bahan kajian yang akan diajarkannya dan juga menguasai strategi dan pendekatan pembelajaran
matematika. Sedangkan, peranan siswa dalam proses pembelajaran adalah berperan aktif mencari arti dari yang siswa pelajari dan bertanggungjawab atas
hasil belajarnya. Guru sebatas fasilator yang membantu siswa apabila mengalami kesulitan. Dengan demikian pengetahuan siswa menjadi lebih bermakna.
Dalam mengajarkan matematika harus disesuaikan dengan perkembangan intelektual anak. Piaget Pitadjeng, 2006: 3-9 membagi enam tahap
perkembangan belajar matematika anak yang desebut dengan hukum kekekalan, diantaranya, a. hukum kekekalan bilangan 6
– 7 tahun, b. hukum kekekalan materi 7
– 8 tahun, c. hukum kekekalan panjang 8 – 9 tahun, d. hukum kekekalan luas 8
– 9 tahun, e. hukum kekekalan berat 9 – 10 tahun, dan f. hukum kekekalan isi 14
– 15 tahun. Rata-rata usia siswa kelas IV SD adalah 10 tahun, artinya siswa sudah dapat diajarkan mengenai berat suatu benda akan tetap
meski bentuk, tempat, dan penimbangan benda tersebut berbeda.
4. Materi Bilangan Romawi