Human Capital Return On Investment

Dari perhitungan aspek financial human capital pada PT. Mutiara Mukti Farma dapat diketahu bahwa Investasi yang diberikan kepada karyawan menunjukkan karyawan dapat menghasilkan lebih dari investasi yang ada sehingga hal ini berpengaruh positif terhadap perkembangan perusahaan. Akan tetapi masih perlu dilakukan program pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik dan efektif karena jika dilihat dari perhitungan Human Capital Return On Investment walaupun hasilnya positif akan tetapi terjadi penurunan dari tahun 2010 ke 2011 meskipun penurunannya tidak terlalu tinggi. Pengukuran sumber daya manusia terhadap human capital merupakan suatu hubungan yang sejalan. Apabila sumber daya manusia yang terdapat diperusahaan tidak baik, maka human capital pada perusahaan tersebut juga akan menurun. Sumber daya manusia merupakan kemampuan yang ada di diri setiap manusia, sedangkan human capital merupakan modal kerja yang terdapat di dalam diri manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai investasi perusahaan terhadap karyawan dengan tujuan mendapatkan nilai penjualan yang sebesar-besarnya. Untuk mendapatkan sumber daya yang kompeten secara menyeluruh, maka diperlukannya human capital sebagai suatu metode yang bertujuan untuk melihat kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Dengan adanya perhitungan human capital dari segi perhitungan revenue per Employee, human capital cost factor HCCF, human capital value added dan human capital return on investment dapat diketahui seberapa besar hasil dari kontribusi karyawan yang diberikan kepada perusahaan dari segi finansial. Penilaian ini telah sesuai dengan prestasi yang telah dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan. Penilaian kontribusi karyawan ini sangat bermanfaat bagi pekerja itu sendiri maupun bagi perusahaan. Manfaat yang didapat bagi pekerja dari perhitungan nilai kontibusi karyawan ini sendiri sebagai alat ukur mengenai prestasi bekerja karyawan selama melakukan kontribusi bagi perusahaan. Dari hasil yang telah diketahui, pekerja dapat mengetahui kelebihan atau kelemahan yang ada, baik dari perusahaan maupun dari pekerja sendiri. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, antara lain sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap karyawan yang berkaitan dengan promosi jabatan, penentuan gaji dan kompensasi yang lebih tepat. Dan juga tepat dalam melakukan mutasi demosi, atau pemberhentian kerja. Dengan perhitungan human capital ini, perusahaan dapat memberikan penilaian yang lebih objektif terhadap karyawan dan secara tidak langsung akan memacu seluruh karyawan untuk termotifasi dalam melakukan prestasi yang pada akhirnya dapat memberikan nilai investasi kepada PT. Mutiara Mukti Farma yang lebih baik.

6.2. Rancangan Perbaikan

Perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Perbaikan-perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan : 1. Perbaikan prosedur dalam melaksanakan proses kerja yang tergambar dalam sebuah standard operasional procedure SOP. Adapun standard operating procedure pada PT. Mutiara Mukti Farma dapat dilihat pada gambar 6.7. Gambar 6.7. Standard Operasional Procedure PT. Mutiara Mukti Farma Untuk Standard Operasional Procedure PT. Mutiara Mukti Farma bisa di lihat pada Tabel 6.7. berikut ini. Tabel 6.7. Standard Operasional Procedure PT. Mutiara Mukti Farma Nomor SOP Penjelasan SOP 1 Bahan baku berada di ruang penyimpanan bahan baku dan bahan lain diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengawasan mutu untuk mengetahui apakah bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan pemasok bahan baku yang mutunya terjamin. 2 Bahan baku dan bahan lain yang akan diproduksi ditimbang di atas surat perintah pembuatan obat yang telah dikeluarakan oleh manajer produksi yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. 3 Bahan baku masuk ke ruang pencampuran. Pencampuran yang telah dilakukan adalah sistem pencampuran batch, yaitu jika bahan yang akan dicampur volumenya dibatasi sedemikian rupa sehingga bisa ditempatkan dengan baik dalam suatu mixer yang sesuai, maka pencampuran batch biasanya yang paling layak. 3A Pengujian daya guna pencampur untuk zat cair mengikuti metoda pencampuran zat warna cair di dalam serbuk, kemudian konsentrasinya ditentukan secara optimis setelah proses pencampuran selesai. 4 Setelah di lakukan pencampuran zat warna cair dengan bahan baku pada saat Mixer basah, baru dilakukan proses Oven yang berfungsi untuk memadatkan dan mengeringkan bahan baku yang sudah dilakukan pencampuran sebelumnya. 5 Bahan baku yang sudah dipadatkan selanjutnya dilakukan Lubrikasi yaitu pencampuran bahan pelicin dengan granul yang telah dihaluskan sampai merata. 5A Bahan baku yang sudah di Lubrikasi selanjutnya dilakukan proses pengeringan granul. 5B Penggunaan proses granulasi untuk mencampur bahan berkhasiat secara merata yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel yang sudah dicampur sebelumnya, Penggunaan proses granulasi ini berfungsi untuk dalam mesin Granulator yang berfungsi untuk merperkceil ukuran bahan baku. 6 Setelah pengeringan dan memperkecil ukuran bahan baku, baru dilakukan proses pengayakan dengan lubang lebih kecil dari pada yang biasanya, proses pengayakan dilakukan tergantung pada ukuran Punch yang dipakai obat tablet yang akan diproduksi. 7 Ada 2 jenis macam mesin pencetak obat dalam proses pencetakan, untuk pencetakan obat dilakukan sesuai jenis obat yang akan dicetak dimana obat kapsul menggunakan mesin Vibount Rotary dengan model ZP-21 dan untuk obat tablet menggunakan mesin Rotary Tablet Press dengan model ZP-19. 8 Bahan baku yang sudah dicetak, kemudian di sortir untuk apakah bahan baku yang sudah dicetak mengalami kecacatan seperti retak, sompel atau pecah. 9 Produk jadi siap dikemas dan diberi cap atau label oleh perusahaan. 10 Produk jadi yang sudah dikemas dan diberi cap lalu di masukkan ke dalam gudang penyimpanan produk jadi. Sumber: PT. Mutiara Mukti Farma 2. Penambahan beberapa peronil baru di beberapa aktivitas atau mengubah posisi SDM yang sudah ada untuk mengoptimalkan kinerja dari masing-masing aktivitas. 3. Memperbaiki dan menambah sejumlah alat yang vital bagi proses kerja, seperti mesin, peralatan, komputer, fasilitas jaringan, dan sebagainya sehingga menjadi memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.