8 Gambar 3. Bentuk morfologi sel bakteri S. aureus sumber: microbeworld.com
Terdapat 23 spesies staphilokoki, tetapi bakteri S. aureus merupakan jenis yang paling banyak menyebabkan keracunan pada makanan. Jumlah enterotoksin yang dibutuhkan untuk
menghasilkan penyakit dari bakteri ini antara 0,1 hingga 1 mikrogram Omaye 2004. Gejala pertama dari keracunan tersebut mual, muntah, kram perut, dan diare akan muncul selama 1-6
jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi S. aureus. Berkeringat, dehidrasi, lemah, anoreksia, dan shock juga dapat terjadi. Proses pemulihan biasanya membutuhkan waktu
selama 1-3 hari. Kematian jarang terjadi akibat bakteri ini Pusa 2008.
E. BELALANG
Pracaya 1995 menyebutkan Valanga nigricornis belalang kayu adalah sejenis belalang berwarna kuning kehijauan yang memiliki kisaran hidup yang hemimetabola yaitu bermula dari
telur, nimfa, dan akhirnya tumbuh menjadi belalang dewasa Gambar 4. Belalang kayu merupakan salah satu hama daun yang penting karena mempunyai kisaran inang yang luas,
meliputi rumput, padi, jagung, kelapa, dan palem. Penduduk di daerah Wonosari, Jawa Tengah, menjual belalang di pasar atau di pinggir jalan, kemudian digoreng menjadi makanan yang gurih
Amir dan Kahono 2003. Berdasarkan taksonomi, belalang kayu termasuk dalam: Kingdom
: Animalia
Philum :
Arthropoda Class
: Insecta
Ordo :
Orthoptera Family
: Acriididae
Genus :
Valanga Spesies
: Valanga nigricornis
Gambar 4. Valanga nigricornis belalang kayu Secara umum bagian tubuh belalang terbagi atas tiga bagian utama, yaitu kepala, dada
thorax, dan perut abdomen Gambar 5.
9 a
b
c Gambar 5. Bagian tubuh serangga secara umum: a kepala, b thorax, dan c abdomen
Hama belalang mempunyai kisaran inang yang luas karena hampir semua tanaman menjadi inang dari hama ini. Hal tersebut menyebabkan populasi dari hama belalang sulit
dikendalikan karena kisaran inang yang cukup luas sangat mendukung pesatnya perkembangbiakan dari hama belalang. Belalang kayu biasanya memilih tempat
perkembangbiakan terutama di hutan jati, kemudian setelah dewasa akan muncul bersama-sama sampai ratusan ribu jumlahnya. Tanaman yang sering diserang oleh hama belalang ini adalah
jati, kelapa, pisang, nangka, keluwih, mangga, kapuk randu, aren, waru, cemara, kopi, cokelat, jagung, jarak, wijen, kapas, tebu, padi dan lain-lain.
Sebenarnya belalang termasuk salah satu sumber pangan yang bergizi karena mengandung nilai protein yang tinggi. Durst et al. 2008 mengatakan protein belalang lebih tinggi
dibandingkan protein sapi, domba, babi, ataupun unggas Tabel 1. Oleh sebab itu belalang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber protein ke depannya.
Tabel 1. Nilai nutrisi ternak dibandingkan dengan belalang Hewan
Protein Lemak
Sapi 15,8
24,3 Domba
14,6 30,5
Babi 13,0
33,3 Unggas
20,5 4,3
Belalang 24,4
1,5
Sumber: Durst et al. 2008 Belalang juga memiliki ciri lainnya, yaitu adanya kutikula keras yang membentuk rangka
luar eksoskeleton. Eksoskeleton terdiri dari kitin. Kitin disekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri
dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Susunan eksoskeleton tidak mengganggu pergerakan hewan tersebut. Ketahanan asam eksoskeleton