pilihan, diantaranya tipe food court, ruko, dan rumah dimana jumlah franchise fee dan investasi yang harus dikeluarkan berbeda-beda disesuaikan berdasarkan tipe
yang diinginkan oleh investor. Sedangkan kerjasama non waralaba masa kontrak disesuaikan dengan perjanjian yang telah ditetapkan antara mitra dengan owner.
Kerjasama non waralaba juga memiliki tiga tipe pilihan jumlah investasi yang harus dikeluarkan sesuai dengan tipe seperti kerjasama waralaba, akan tetapi
kerjasama non waralaba tidak ada biaya franchise fee dan membagi keuntungan dengan sistem bagi hasil, yaitu 50 persen untuk owner dan 50 persen untuk mitra.
Format kerjasama waralaba dan non waralaba dapat dilihat pada Lampiran 3 .
4.2. Kinerja RM Cibiuk untuk Setiap Kriteria
Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence versi 2011-2012 menggunakan tujuh kriteria kinerja yang terdiri dari kriteria kepemimpinan,
perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus pada tenaga kerja, fokus pada operasi, dan hasil.
Hasil kinerja RM Cibiuk berdasarkan kriteria Baldrige tesebut adalah :
Kriteria 1: Kepemimpinan Item kepemimpinan senior menguji bagaimana pemimpin senior
perusahaan memimpin. Pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin dalam memimpin perusahaan sudah cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan adanya
visi dan misi yang ditetapkan. Namun proses penetapan visi dan misi hanya dilakukan oleh owner, dan tidak melibatkan unit-unit kerja yang ada dalam
organisasi. Visi dan misi yang telah ditetapkan, dikomunikasikan oleh pemimpin kepada seluruh elemen rumah makan dan stakeholder. Pendekatan telah
diterapkan yang dibuktikan dengan adanya penyampaian yang dilakukan secara lisan baik pertemuan formal atau informal maupun selebaran yang ditempelkan
pada tempat-tempat tertentu dan di majalah dinding, sehingga mudah untuk dibaca dan diingat para karyawan.
Pendekatan yang dilakukan pemimpin dalam mengkomunikasikan hal-hal atau keputusan penting adalah melalui rapat dengan manajer setiap unit kerja,
kemudian akan disampaikan kepada tenaga kerja secara berjenjang. Akan tetapi, owner lebih sering membuat keputusan sendiri jarang melibatkan unit-unit kerja
dan mengkomunikasikan keputusan penting langsung kepada Manajer HRD atau Manajer Outlet. Contohnya, ketika outlet di Purwokerto mengalami penurunan
baik pelanggan maupun pendapatan, maka owner sendiri yang membuat keputusan untuk menurunkan harga pada outlet tersebut. Hal ini disampaikan
langsung oleh owner kepada Manajer Outlet. Evaluasi untuk pendekatan dalam pengambilan keputusan belum pernah dilakukan dan intergrasinya pun masih
terbilang lemah terlihat melalui owner yang selalu mengambil keputusan secara sepihak.
Mekanisme dalam berkomunikasi dan memperhatikan tenaga kerja yang diterapkan oleh rumah makan dilakukan melalui komunikasi dua arah antara
atasan dengan bawahan maupun sebaliknya. Mekanisme komunikasi dalam rumah makan telah diterapkan dengan baik yang dibuktikan dengan adanya briefing yang
dilakukan setiap harinya. Mekanisme ini terintegrasi dengan baik dibuktikan dengan adanya penerapan mekanisme tersebut di setiap unit kerja.
Pendekatan dalam mempertahankan keberlanjutan rumah makan oleh pimpinan adalah adanya tiga hal yang harus dipelihara dan dirawat yaitu
memberikan pelayanan yang baik, menjaga kualitas makanan, dan kebersihan yang selalu terjaga. Untuk mencapai tiga hal tersebut maka pemimpin selalu
mengontrol dan mengevaluasi setiap kegiatan seluruh divisi dari service, kitchen, dan seluruh karyawan. Pendekatan ini telah diterapkan dengan baik dibuktikan
dengan adanya evaluasi yang dilakukan setiap harinya sebelum pelayanan pelanggan dimulai.
Item tata kelola dan tanggung jawab sosial yang menguji bagaimana
mengelola dan memenuhi tanggung jawab sosial. Pendekatan terkait hal ini yang diterapkan oleh pemimpin senior dalam mengelola rumah makan belum efektif
dikarenakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab setiap unit kerja sering tidak sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Contohnya, Manajer HRD RM
Cibiuk sering melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh Manajer Operasional. Hal ini terjadi karena adanya kekosongan tenaga kerja pada unit
tersebut.
Upaya yang dilakukan RM Cibiuk dalam memastikan perilaku etis tenaga kerja adalah dengan mengamati secara langsung setiap kegiatan karyawan yang
dilakukan oleh Manajer Outlet. Setiap hasil pengamatan akan dilaporkan kepada Manajer HRD dan dievaluasi untuk memberikan sanksi yang tepat bagi tenaga
kerja yang melanggar perilaku etis. RM Cibiuk mempunyai peraturan yang telah ditetapkan untuk mencegah dan menghindari adanya pelanggaran perilaku etis
oleh tenaga kerja. Integrasi pada pendekatan ini selaras dengan kebutuhan rumah makan.
Kriteria 2: Perencanaan Strategis Item
pengembangan strategis
menguji bagaimana
perusahaan mengembangkan strategi. Upaya RM Cibiuk dalam mengembangkan strategi
adalah dengan adanya target per tahun yang telah ditentukan owner. Pada tahun 2012 ini yang menjadi target RM Cibiuk adalah mempertahankan kualitas,
kebersihan, kecepatan, dan kuantitas. Penetapan strategi dilakukan berdasarkan evaluasi yang telah dicapai rumah makan pada tahun sebelumnya. Namun,
penetapan strategi setiap outlet berbeda karena disesuaikan dengan kondisi rumah makan di setiap outlet.
Misalnya outlet di Purwokerto mengalami penurunan pendapatan hampir setiap bulannya maka strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan adalah dengan mengadakan promosi besar-besaran, meningkatkan kualitas, dan menawarkan menu baru. Berbeda dengan outlet
Soekarno Hatta Bandung yang pendapatannya meningkat hampir setiap bulannya, sehingga pendapatan tidak lagi menjadi target utama.
Penetapan strategi per outlet dilakukan oleh manajer outlet masing-masing kemudian meminta persetujuan kepada owner. Setiap tiga bulan sekali
diadakannya pertemuan manajer seluruh outlet untuk mengetahui perkembangan setiap outlet. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah dilakukan
walaupun kegiatan ini belum sistematis dan optimal, sehingga integrasi pada pendekatan ini masih dalam tahap penyelarasan dengan kebutuhan rumah makan.
Mekanisme yang dilakukan RM Cibiuk dalam mengidentifikasi hal-hal mungkin terjadi, sehingga dapat mempengaruhi kinerja rumah makan adalah
dengan melihat adanya komplainkeluhan pelanggan. Melalui keluhan pelanggan
yang masuk dapat diketahui bahwa tenaga kerja tidak menjalankan SOP yang telah ditentukan dan juga quality control tidak berjalan dengan baik.
Item implementasi
strategis menguji
bagaimana perusahaan
mengimplementasikan strateginya. Rencana kerja yang dimiliki setiap outlet rumah makan berbeda disesuaikan dengan kondisi rumah makan. Misalnya
rencana kerja jangka pendek yang dimiliki outlet Soekarno Hatta Bandung yaitu, memperbaiki fasilitas rumah makan dalam tiga bulan. Hal ini dilakukan agar
memberikan kenyamanan kepada pelanggan dan kemudahan kepada karyawan sehingga dapat bekerja secara lebih efektif. Sedangkan rencana kerja jangka
panjang yang dimiliki outlet Karawang yaitu, memperluas lahan untuk penambahan saung dan akan dibuatnya waterboom di tahun 2013. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik rumah makan. Rencana kerja disusun oleh Manajer Outlet dan harus mendapat persetujuan dari
owner. Evaluasi pada pendekatan ini jarang dilakukan sehingga proses pembelajaran learning yang dilakukan rumah makan terhadap implementasi
strategi masih lemah. Pendekatan yang digunakan rumah makan dalam implementasi strategi telah selaras dengan kebutuhan rumah makan namun proses
saling melengkapi masih dibutuhkan untuk peningkatan.
Kriteria 3: Fokus pada Pelanggan Item suara pelanggan menguji bagaimana perusahaan menggunakan
pengetahuan tentang pelanggan. Mekanisme yang dilakukan oleh RM Cibiuk dalam mendengarkan suara pelanggan, terkait keluhan dan kepuasan pelanggan
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Mekanisme yang dilakukan secara langsung adalah pelanggan menghubungi owner melalui telepon atau pesan
singkat ke nomor yang telah tersedia dan dipasang hampir di setiap sudut rumah makan. Selain itu, pihak dari rumah makan akan menanyakan langsung kepada
pelanggan mengenai makanan yang disajikan serta pelayanan yang diberikan oleh
RM Cibiuk, sedangkan untuk mekanisme yang dilakukan secara tidak langsung adalah adanya dengan menggunakan guest comment, berupa kuesioner yang
disebarkan kepada pelanggan.
Cara yang dilakukan RM Cibiuk untuk mengetahui ketidakpuasan pelanggan diperoleh dari pelanggan yang menegur langsung kepada karyawan
mengenai ketidaksesuaian mutu dan kecepatan pelayanan yang diberikan sehingga mengecewakan pelanggan. Cara yang dilakukan RM Cibiuk untuk mengetahui
kepuasan pelanggan dengan melihat langsung tingkah laku pelanggan mulai dari cara pelanggan duduk hingga selesai makan. Misalnya, ketika pelanggan makan
nasi timbel kemudian setelah makan bungkus nasi timbel ditutup kembali maka diasumsikan pelanggan menyukai makanan yang disajikan. Namun, hal tersebut
belum tentu dapat memastikan bahwa makanan yang disajikan memuaskan karena itu hanyalah sebuah budaya pada orang Sunda.
Mekanisme yang diterapkan oleh RM Cibiuk dalam menilai kepuasan pelanggan belum dapat memastikan bahwa makanan yang disajikan serta
pelayanan yang diberikan memuaskan. Menurut Manajer Outlet pelanggan yang
merasa puas dengan makanan dan pelayanan yang diberikan dengan sendirinya akan datang kembali ke rumah makan tersebut dan memberikan informasi kepada
rekan-rekan kerja atau keluarga bahwa makanan yang disajikan enak. Evaluasi mekanisme dalam mendengarkan suara pelanggan terkait keluhan
dan kepuasan pelanggan hanya dilakukan ketika adanya keluhan yang disampaikan oleh pelanggan yang akan ditindaklanjuti secara langsung oleh
rumah makan serta berdasarkan hasil guest comment yang disebarkan kepada pelanggan. Namun, RM Cibiuk jarang melakukan evaluasi terhadap penerapan
yang digunakan dalam mendengarkan suara pelanggan, terutama guest comment. Proses pembelajaran learning yang dilakukan oleh rumah makan belum
sistematis dan optimal karena penerapan masih dalam tahap penyelarasan terhadap kebutuhan dan kemampuan rumah makan.
Item komitmen pelanggan menguji bagaimana perusahaan menangani
komitmen pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya dan membangun hubungan. Mekanisme identifikasi kebutuhan pelanggan dan pasar untuk produk dan layanan
RM Cibiuk dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Mekanisme yang dilakukan secara langsung adalah pelanggan diberikan produk baru secara gratis
kemudian pihak rumah makan akan menanyakan pendapat pelanggan secara langsung. Sedangkan untuk mekanisme yang dilakukan secara tidak langsung
adalah melakukan survey dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan yang datang ke RM Cibiuk. Kuesioner yang diberikan kepada pelanggan untuk
mengetahui kebutuhan pelanggan sama dengan kuesioner untuk mendengarkan suara pelanggan terkait kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan makanan
yang disajikan RM Cibiuk. Namun, rumah makan jarang melakukan kegiatan ini sehingga evaluasi pada mekanisme ini belum dilakukan secara optimal.
Integrasinya belum menyeluruh karena belum adanya keterlibatan aktif setiap unit dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pendekatan dalam memasarkan, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan yang dilakukan yakni dengan memberikan pelayanan yang baik
dan mengadakan kegiatan promosi. Pendekatan yang dilakukan cukup efektif, diindikasikan dengan seorang greeter yang diwajibkan untuk menyambut para
pelanggan yang datang dan seorang greeter juga sebaiknya menyambut dengan menyebutkan nama pelanggan, ketika nama pelanggan telah diketahui. Seorang
greeter dapat mengetahui nama pelanggan melalui pertukaran kartu nama yang dilakukan antara pelanggan dengan pihak RM Cibiuk. Kegiatan promosi yang
dilakukan melalui media elektronik yaitu, MQ TV dan ditayangkan setiap harinya. Evaluasi dilakukan setiap hari untuk pendekatan dalam membangun dan
mengelola hubungan dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, akan tetapi integrasi yang dilakukan rumah makan
masih kurang karena pendekatan ini hanya dilakukan oleh unit service saja. Tidak
adanya keterlibatan aktif dari unit kerja lainnya dalam mendukung evaluasi terhadap kinerja berfokus pada pelanggan.
Kriteria 4: Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Item pengukuran, analisis, dan perbaikan kinerja perusahaan menguji
bagaimana perusahaan mengukur, menganalisis, dan kemudian memperbaiki kinerja organisasional. Pendekatan yang dilakukan oleh RM Cibiuk dalam
menyeleksi, mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasi data dan informasi untuk menelusuri kinerja rumah makan dilakukan dengan
mengumpulkan laporan kinerja dari setiap outlet. Laporan kinerja setiap outlet akan dilaporkan atau diinformasikan kepada Cibiuk Support Center CSC setiap
hari melalui telepon, email, dan fax. Laporan kinerja setiap outlet akan dianalisa
langsung oleh Manajer HRD dan Manajer Operasional. Laporan kinerja yang dilaporkan antara lain, kinerja manajer, supervisor, dan karyawan, dan setiap
laporan kinerja harus dilaporkan kepada owner untuk ditindaklanjuti. Evaluasi terhadap pendekatan yang RM Cibiuk dalam menyeleksi,
mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasi data dan informasi untuk menelusuri kinerja rumah makan dilakukan satu minggu sekali oleh owner. Hal
tersebut menunjukan bahwa pendekatan tersebut telah diterapkan dan dijabarkan sekaligus membuktikan adanya learning melalui proses evaluasi. Hasil evaluasi
akan dijadikan panduan oleh owner dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan. Review pencapaian kinerja
keuangan dilakukan setiap bulan oleh manager keuangan dan owner untuk pengambilan keputusan dan perbaikan.
Item manajemen informasi, pengetahuan, dan teknologi informasi
menguji bagaimana perusahaan mengelola informasi, pengetahuan organisasional, dan teknologi informasi. Pengelolaan informasi dan data rumah makan agar aman
dan rahasia dilakukan melalui adanya proteksi dengan diberinya password untuk setiap unit kerja, sehingga setiap unit kerja tidak dapat melihat data dan informasi
dari unit lain. Setiap bulan password akan diganti agar keamanan data dan informasi tetap terjaga. Data setiap unit kerja disimpan dalam bentuk softcopy dan
hardcopy. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah unit kerja lainnya dalam memperoleh data yang dibutuhkan serta semua data dan informasi dalam bentuk
hardcopy diarsipkan sesuai dengan penggunaan dokumen. Namun, tidak semua data dan informasi dapat digunakan seluruh unit, seperti data keuangan rumah
makan hanya manajer keuangan saja yang mengetahui password untuk membuka data tersebut. Pada pendekatan ini telah dilakukan evaluasi terbukti dengan
adanya penggantian password untuk data dan informasi setiap bulan. Perangkat lunak atau software pendukung yang digunakan oleh rumah
makan awalnya adalah Microsoft Office terutama Excel yang digunakan untuk akunting dan stock opname. Software yang digunakan saat ini cukup efektif,
namun untuk memudahkan karyawan maka rumah makan menerapkan software yang lebih canggih, yaitu Myob yang digunakan untuk standar akunting. Uraian
tersebut menunjukkan adanya pendekatan yang diterapkan oleh RM Cibiuk.
Penggunaan Myob merupakan hasil evaluasi bahwa software yang digunakan sebelumnya belum efisien dan pendekatan ini masih dalam tahap penyelarasan
dengan kebutuhan rumah makan.
Kriteria 5: Fokus pada Tenaga Kerja Item lingkungan tenaga kerja menguji bagaimana perusahaan membangun
lingkungan tenaga kerja yang efektif dan mendukung. HRD perusahaan mempunyai empat fungsi diantaranya perekrutan, pembinaan, pengembangan, dan
pemutusan. HRD dalam menjalankan keempat fungsi tersebut mengacu pada UU no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh negara.
Pendekatan merekrut dan menempatkan tenaga kerja dilakukan berdasarkan kebutuhan rumah makan dan melihat adanya kekosongan di setiap divisi. Ada tiga
langkah dalam proses perekrutan diantaranya pemanggilan, psikotes, dan wawancara. Selain itu, proses penempatan tenaga kerja dilakukan jika calon
tenaga kerja memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan rumah makan. Pendekatan dari proses merekrut hingga menempatan tenaga kerja yang
dilakukan oleh rumah makan masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan jarangnya dilakukan penilaian kebutuhan dan kapasitas tenaga kerja serta proses
perekrutan dan penempatan yang tidak dilakukan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran untuk pendekatan ini belum menunjukan adanya
evaluasi yang dilakukan secara berkala. Proses pengelolaan tenaga kerja, kebutuhan tenaga kerja, dan kebutuhan
perusahaan untuk memastikan kelancaran, mencegah penurunan tenaga kerja, dan meminimalisasi dampak pengurangan tenaga kerja dilakukan dengan mengadakan
kegiatan yang dapat meningkatkan semangat kerja. Kegiatan yang dilakukan berupa meeting, kegiatan eksternal, dan mengadakan pelatihan. Meeting dilakukan
setiap harinya setengah jam sebelum pekerjaan dimulai dan para karyawan juga melakukan yel-yel. Hal itu dilakukan agar para karyawan dapat bekerja lebih baik
dari hari sebelumnya dan mencapai target yang telah ditetapkan. Pelatihan yang diterapkan oleh rumah makan adalah in house training dimana pelatihan yang
diberikan kepada karyawan dilakukan oleh Manager HRD rumah makan. Pelatihan diberikan untuk setiap divisi yang membutuhkan. Kegiatan ini
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi karyawan sesuai dengan yang dibutuhkan RM Cibiuk.
Kegiatan eksternal yang dilakukan oleh rumah makan adalah adanya outbond dan makan bersama yang dilakukan setiap tahunnya. Upaya yang
dilakukan rumah makan dalam mencegah tenaga kerja dan meminimalisasi dampak pengurangan tenaga kerja dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga
kerja. Upaya yang dilakukan dengan adanya bonus dan insentif yang diberikan. Bonus biasanya owner yang memberikan langsung kepada karyawan teladan
sedangkan insentif diberikan setiap mencapai target yang telah ditetapkan.
Item keterlibatan aktif tenaga kerja menguji bagaimana perusahaan
menempatkan tenaga kerja untuk mencapai sukses organisasional dan personal. Cara yang digunakan rumah makan dalam menjadikan tenaga kerja terlibat secara
aktif adalah dengan adanya sistem penilaian kinerja tenaga kerja dan pemberian reward untuk menjaga keterikatan tenaga kerja. Penilaian kinerja dilakukan
berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Indikator penilaian tenaga kerja berdasarkan tujuh kriteria, yaitu :
1. Ketaatan beribadah
5. Kepatuhan terhadap PP 2.
Kecepatan kerja 6. Ketahanan fisik
3. Kualitas kerja
7. Semangat kerja 4.
Kerja sama Hasil penilaian kinerja tenaga kerja akan dijadikan bahan pertimbangan
dalam memberikan reward bagi setiap tenaga kerja dalam bentuk kenaikan jabatan maupun gaji. Rumah makan telah melakukan evaluasi terhadap program
peningkatan keterlibatan aktif tenaga kerja. Namun evaluasi untuk pendekatan ini jarang dilakukan dan integrasinya pun masih terbilang lemah terlihat melalui
owner yang selalu mengambil keputusan secara sepihak tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan.
Kriteria 6: Fokus pada Operasi Item sistem kerja menguji bagaimana perusahaan mendesain, mengelola,
dan memperbaiki sistem kerja. Desain sistem kerja RM Cibiuk mengarah kepada kegiatan operasional rumah makan yang berkaitan dengan pelanggan. Sistem
kerja ini melibatkan pihak-pihak yang terkait, yaitu internal dan eksternal. Sistem
RM Cibiuk adalah ala carte restaurant, dimana pengunjung bebas untuk memilih makanannya. Pihak internal yang terlibat adalah tenaga kerja divisi service dan
tenaga kerja divisi kitchen. Ketika adanya pesanan pelanggan maka pesanan akan disampaikan ke divisi kitchen, yaitu food checker yang akan memberikan tugas
kepada setiap bagian, seperti gorengan, sambal, dan tumisan. Kemudian ketika hidangan telah siap untuk disajikan kepada pelanggan terlebih dahulu dicek oleh
food checker untuk mengetahui makanan yang dihidangkan layak disajikan. Food checker akan menilai makanan dilihat dari kualitas, kuantitas, serta penampilan
makanan, sedangkan pihak eksternal yang terlibat adalah pemasok yang menyediakan kebutuhan rumah makan.
Pendekatan dalam mendesain sistem kerja telah dijabarkan dan diterapkan berdasarkan unit kerja yang sesuai. Kegiatan yang dilakukan mengindikasikan
bahwa evaluasi telah dilakukan. Selain itu adanya evaluasi untuk seluruh kegiatan yang dilakukan per meja setiap harinya bagi pihak internal. Pada pihak eksternal
evaluasi diindikasi dengan adanya pengecekan terhadap barang yang dikirimkan. Barang dikirimkan oleh pemasok setiap hari dan jam 9 sampai 10 pagi semua
barang telah tersedia. Sebelum memesan barang-barang yang dibutuhkan bagian logistik akan mengecek terlebih dahulu jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan
dan mendapatkan persetujuan dari Manajer Outlet. Intergrasi pada pendekatan ini sudah cukup baik diindikasikan dengan saling terkaitnya unit kerja dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Pendekatan yang dilakukan RM Cibiuk dalam mencegah kerusakan,
pelayanan yang error, pengerjaan ulang dan minimnya biaya garansi atau kehilangan produktivitas pelanggan adalah dengan membagi waktu kerja tenaga
kerja menjadi tiga shift, yaitu pagi, middle, siang. Ketika jam makan siang banyaknya pelanggan yang berdatangan sehingga membutuhkan tenaga kerja
yang lebih banyak untuk dapat melayani para pelanggan. Oleh karena itu, karyawan yang mendapat shift middle dan siang akan dipanggil untuk bekerja
lebih awal. Waktu bekerja para karyawan adalah 8 jam per hari. Pendekatan yang dilakukan dalam memastikan kesiapan sistem kerja dan tempat kerja dalam
menghadapi bencana atau darurat adalah dengan penyediaan stok barang pada hari raya besar karena rumah makan tetap buka atau beroperasi. Stok harus tersedia
minimal tiga hari sebelum hari raya besar dan untuk sayuran jika pemasok tidak bisa memenuhi maka dapat dibeli sendiri sesuai kebutuhan rumah makan. Pihak
rumah makan harus memastikan para pemasok untuk mengirimkan barang pada hari yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar barang yang dibutuhkan tetap
tersedia dan menunjukkan adanya evaluasi pada pendekatan ini. Pendekatan yang diterapkan selaras dengan kebutuhan rumah makan terbukti adanya sistem yang
diterapkan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Item proses kerja menguji bagaimana perusahaan mendesain, mengelola,
dan memperbaiki proses kerja. Belum adanya upaya yang baik dalam mendesain, mengelola, dan memperbaiki proses kerja RM Cibiuk. Namun, hanya adanya
standarisasi untuk produk yang digunakan dimana semua bahan-bahan yang dibutuhkan seluruh cabang berasal dari rumah produksi. Standarisasi pada bahan
baku dilakukan agar makanan yang disajikan tetap terjaga kualitasnya. Pada saat menerima barang dari pemasok harus di cek terlebih dahulu agar
barang yang diterima sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan. Pengecekan dilakukan rutin setiap harinya. RM Cibiuk melakukan
sistem First In First Out FIFO pada bahan-bahan yang digunakan, oleh karena itu untuk mengetahui barang lama atau baru maka setiap barang diberi label atau
keterangan waktu barang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses pembelajaran yang dilakukan pada pendekatan tersebut. Pendekatan ini selaras
dengan kebutuhan rumah makan terbukti adanya standarisasi, sehingga menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
Pendekatan RM Cibiuk dalam mengelola rantai pasok adalah dengan membuat perjanjian kerjasama dengan pihak pemasok, mitra, dan distributor yang
berperan penting dalam penyediaan bahan baku rumah makan. Akan tetapi, tidak ada perjanjian tertulis dengan pemasok hanya mengandalkan sistem kepercayaan.
Hal ini dikarenakan owner sudah mengenal para pemasok dan sudah bekerja sama selama bertahun-tahun. Namun, ada perjanjian tertulis berupa kontrak dengan para
mitra, seperti kerjasama dengan Coca-cola Company dan Teh Pucuk. RM Cibiuk memiliki beberapa kriteria dalam memilih pemasok agar
kualitas dan kuantitas bahan baku terjamin. Salah satu contoh dalam memilih pemasok sayuran, yaitu pemasok harus mengetahui kualitas sayuran, harga murah,
dan bahan baku dapat dikirim setiap hari. Setiap satu jenis bahan baku memiliki dua pemasok untuk mengantisipasi jika barang tidak ada pada pemasok utama,
sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan tetap tersedia. Jika barang yang dikirim oleh pemasok rusak maka barang tersebut akan dikembalikan dan meminta barang
yang baru. RM Cibiuk akan memberikan teguran kepada pemasok jika kinerja pemasok tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya evaluasi yang dilakukan
dalam pendekatan mengelola rantai pasok. Pendekatan ini selaras dengan kebutuhan rumah makan yang diidentifikasikan dalam persyaratan item.
Kriteria 7: Hasil
Kriteria MBCfPE berorientasi pada hasil yang terbagi kedalam lima item kriteria yaitu, hasil kinerja produk dan proses, hasil fokus kepada pelanggan, hasil
fokus kepada tenaga kerja, hasil kepemimpinan, dan hasil finansial dan pasar. Penjelasan berikut ini adalah hasil temuan kinerja RM Cibiuk yang berdasarkan
lima item kriteria berorientasi hasil.
Hasil kinerja produk dan proses menguji bagaimana hasil kinerja produk
dan efektivitas proses. Hasil kinerja produk dan efektivitas proses RM Cibiuk dilihat dari tingkat pendapatan yang diterima setiap bulannya. Pengukuran kinerja
produk tidak ukur menurut kelompok produk dan pelayanan berdasarkan kelompok pelanggan dan segmen pasar. Salah satu contohnya tingkat pendapatan
pada outlet Soekarno Hatta Bandung mengalami peningkatan di tahun 2011 Tabel 3.
Berdasarkan pada tingkat Level hasil produk RM Cibiuk yang ditunjukkan pada Tabel 3, kinerja dilaporkan pada sedikit area dan kinerja rumah makan yang
dilaporkan masih sedikit keseuaiannya terhadap persyaratan yang diinginkan Item kriteria hasil. Trend hasil kinerja produk belum dilakukan dan RM Cibiuk belum
melakukan benchmark terhadap data hasil kinerja produk pesaing atau rumah makan lain yang menyediakan produk sejenis.
Hasil fokus kepada pelanggan menguji bagaimana hasil kinerja fokus pada
pelanggan perusahaan. RM Cibiuk menyebarkan kuesioner untuk mengukur kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Indikator yang digunakan dalam
mengukur kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah pelayanan dan makanan. Kinerja pelayanan RM Cibiuk diukur dari penampilan dan sambutan. Kinerja
makanan RM Cibiuk diukur dari kecepatan pelayanan, tampilan, rasa, per porsi, harga, dan variasi menu. Namun, kuesioner ini jarang dilakukan sehingga data
untuk mengetahui tingkat kepuasan dan ketidapuasan pelanggan tidak ada. Sehingga diasumsikan bahwa rumah makan tidak melakukan pengukuran
terhadap data tersebut. Ketidakpuasan pelanggan dievaluasi melalui suara pelanggan yang masuk
ke rumah makan. Semakin banyak pelanggan yang menegur atau komplain terhadap pelayanan dan makanan yang disajikan maka tingkat ketidakpuasan
pelanggan tinggi dan sebaliknya. Namun, tingkat ketidakpuasan pelanggan terhadap RM Cibiuk pada saat ini tidak ada. RM Cibiuk tidak menunjukkan
adanya data tingkat kepuasan pelanggan. Tidak adanya trend untuk hasil kinerja fokus kepada pelanggan. Rumah makan juga tidak melakukan benchmark
terhadap pesaing atau rumah makan lain yang menyediakan produk sejenis. Sedangkan integrasinya terlihat dari hasil-hasil yang penting dan terkait untuk
mendukung tujuan dari rumah makan.
Tabel 3. Tingkat pendapatan bersih Outlet Soekarno Hatta Bandung 2010-
2011 Bulan
Pendapatan Bersih Rp 2010
2011
Januari 220.814.500
284.184.409 Februari
229.180.250 254.657.655
Maret 198.879.750
288.046.818 April
223.597.273 278.425.909
Mei 261.524.045
330.591.364 Juni
221.218.273 326.905.455
Juli 263.080.909
385.170.572 Agustus
354.553.409 381.376.745
September 344.619.773
424.956.750 Oktober
230.945.909 353.063.450
November 227.026.364
300.956.170 Desember
285.643.636 Sumber: Laporan Keuangan RM Cibiuk 2010-2012
Hasil fokus kepada tenaga kerja menguji bagaimana hasil kinerja fokus
kepada tenaga kerja. Level keterlibatan aktif tenaga kerja RM Cibiuk dilaporkan melalui hasil Penilaian Kinerja Karyawan. Penilaian kinerja karyawan diterapkan
pada setiap unit kerja yang dilakukan untuk mengukur kinerja dan memperbaiki yang menjadi kebutuhan tenaga kerja. Skala yang digunakan dalam pemberian
skor pada penilaian kinerja karyawan adalah 1 buruk sekali, 2 buruk, 3 cukup, 4 baik, dan 5 baik sekali. Total skor yang diperoleh akan diklasifikasi
berdasarkan kriteria karyawan yang telah ditentukan dimulai dari di bawah garis, di dalam garis, dan di atas garis. Skor yang dicapai kurang dari 17 poin
menunjukkan di bawah garis maka kinerja karyawan diasumsikan kurang memuaskan. Jika skor yang dicapai berada antara 18-20 poin menunjukkan di
dalam garis maka kinerja karyawan diasumsikan memuaskan dan skor yang dicapai berada antar 21-35 poin menunjukkan berada di atas garis maka kinerja
karyawan diasumsikan sangat memuaskan. Salah satu contoh penilaian kinerja karyawan yang dilakukan outlet Soekarno Hatta Tabel 4.
Penilaian kinerja karyawan ini jarang dilakukan sehingga sedikitnya level yang dilaporkan. Trend untuk hasil kinerja fokus kepada tenaga kerja belum
dilakukan. Tidak adanya data pembanding dari pesaing atau rumah makan lain yang menyediakan produk sejenis. Integrasi dari hasil keterlibatan aktif tenaga
kerja sudah cukup baik diindikasikan hasil kinerja tenaga kerja dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Hasil kepemimpinan dan tata kelola
menguji bagaimana hasil kepemimpinan dan tata kelola. Pencapaian rencana strategi mengacu pada
pendapatan yang didapat oleh RM Cibiuk. Pendapatan rumah makan mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir, namun tidak setiap bulan pendapatan yang
diterima meningkat karena mengalami fluktuasi pada bulan-bulan tertentu. Trend hasil kinerja ini belum dilakukan, serta benchmark dengan pesaing atau rumah
makan lain yang menyediakan produk sejenis tidak dilakukan. Integritas hasil kinerja ditunjukkan dengan pentingnya pencapaian rencana strategis untuk
menentukan rencana strategi kinerja selanjutnya. Berdasarkan kinerja yang ditunjukkan, masih sedikit keseusaiannya terhadap hasil-hasil yang dikehendaki
oleh persyaratan item kriteria hasil.
Tabel 4. Penilaian kinerja karyawan Outlet Soekarno Hatta Februari 2009
Jabatan Kriteria Penilaian
Total Nilai
1 2
3 4
5 6
7 Ketaatan
beribadah Kecepatan
kerja Kualitas
kerja Kerja
sama Kepatuhan
thd PP Ketahanan
fisik Semangat
kerja
Cashier 4
3 4
4 3
4 4
26 Cashier
4 3
3 4
3 3
3 23
Greeter 4
4 4
4 3
4 4
27 Greeter
4 3
4 4
3 3
4 25
Snack Counter 4
3 3
4 3
2 3
22 Snack Counter
4 3
3 3
3 3
3 22
Waitress 4
4 4
4 3
4 4
27 Waitress
4 3
3 3
3 3
4 23
Waitress 4
4 3
4 3
4 4
26 Waitress
4 2
3 3
3 2
3 20
Waitress 4
3 3
3 3
2 3
21 Waiter
3 4
3 4
3 4
4 25
Waiter 3
4 3
3 3
4 4
24 Waiter
4 4
3 4
3 3
4 25
Waiter 4
4 3
4 3
3 4
25 Waiter
3 4
3 4
3 3
4 24
Waiter 3
3 3
3 3
3 3
21 Pantry
3 3
3 3
2 3
3 20
Pantry 3
3 3
3 2
3 3
20 Pantry
3 3
3 3
3 3
3 21
Pantry 3
3 3
3 2
3 3
20
Sumber: Laporan Kepegawaian RM Cibiuk Februari 2009
Hasil finansial dan pasar menguji bagaimana hasil finansial dan kinerja
pasar. Hasil kinerja keuangan RM Cibiuk dilihat dari pendapatan, harga pokok penjualan HPP, dan pengeluaran terdiri dari dua biaya yaitu, biaya operasional
dan biaya umum Tabel 5. Pendapatan RM Cibiuk di tahun 2011 meningkat
dibandingkan tahun 2010 ditunjukkan pada Tabel 3. Akan tetapi, HPP dan pengeluaran RM Cibiuk mengalami fluktuasi. Data dilihat berdasarkan kinerja
rumah makan pada tahun 2010 dan 2011. Level hasil kinerja keuangan dilaporkan
kepada sedikit area. Tidak adanya data pembanding dari pesaing atau rumah makan lain yang meyediakan produk sejenis.
Tabel 5. Hasil kinerja keuangan tahun 2010-2011
Bulan HPP Rp
Pengeluaran Biaya Operasional
Biaya Umum 2010
2011 2010
2011 2010
2011
Januari 98.333.195
123.033.201 52.847.924
59.593.353 16.242.909
8.487.941 Februari
107.875.631 110.187.266
54.883.116 50.219.224
39.641.888 7.091.469
Maret 99,864,731
119.193.506 54.164.469
56.017.843 38.897.635
7.061.010 April
97.169.875 109.938.694
53.867.749 56.153.328
15.267.458 7.808.606
Mei 114.482.523
132.104.678 52.723.805
59.398.553 10.807.146
8.404.172 Juni
97.057.939 133.320.560
51.466.808 61.746.875
13.592.336 18.276.651
Juli 115.607.296
158.010.963 55.077.079
59.753.131 20.677.195
19.119.527 Agustus
151.204.969 161.845.246
60.606.206 61.496.252
16.434.675 7.606.934
September 150.877.495
168.761.812 56.549.691
58.932.709 19.994.746
42.339.241 Oktober
103.021.620 140.895.173
62.222.988 61.024.954
23.007.802 20.524.144
November 95.183.531
129.260.711 51.467.935
59.681.808 15.530.409
8.692.490 Desember
119.801.203 55.377.464
14.845.222
Sumber: Laporan Keuangan RM Cibiuk 2010-2011
4.3. Strength dan Opportunity for Improvement OFI Setiap Kriteria