siswa nilainya sudah mencapai batas tuntas keberhasilan belajar. Kondisi ini lebih baik dari siklus I yang hanya 76 siswa yang mencapai nilai di
atas 6,5 yang merupakan Kriteria Ketuntasn Minimal KKM. Setelah menganalisis dan mengolah data hasil observasi serta refleksi
siklus II diperoleh kesimpulan bahwa indikator kinerja ketercapaian tujuan penelitian telah terpenuhi, yaitu hasil belajar siswa telah memenuhi batas
tuntas keberhasilan belajar yang ditetapkan yaitu 6,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas telah berhasil sehingga tidak
perlu dilakukan perbaikan siklus berikutnya.
2. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation GI dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI membuat siswa lebih memahami materi pelajaran lampiran 18, catatan lapangan
2-8. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran hanyalah
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi pembelajaran, akan tetapi setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation
GI siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah lampiran 17-18, catatan
lapangan 1-8. Secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation GI sudah baik namun masih ada hambatan yaitu masih terdapat beberapa siswa yang masih cenderung pasif baik dalam diskusi kelompok maupun
dalam kegiatan presentasi. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif GI. Siswa masih malu untuk bertanya ataupun
mengemukakan pendapat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru langsung mengarahkan para siswa agar dapat ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Usaha
guru ternyata berhasil terbukti pada pertemuan-pertemuan selanjutnya keaktifan dan partisipasi siswa dalam KBM terus meningkat lampiran 19.
2 4
6 8
1 2
3
ulangan ke- n
il a
i r a
ta -r
a ta
k e
la s
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, nilai ulangan harian siswa sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation
GI berkisar antara 3,0 – 9,0 dengan rata-rata kelas 5,66 lampiran 22. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang sebab terdapat banyak
siswa yang belum mencapai nilai 6,5 yang merupakan batas tuntas keberhasilan siswa. Masih rendahnya nilai ulangan siswa ini disebabkan siswa kurang
memahami materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang antusias dalam proses belajar mengajar.
Penyajian materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa lampiran 18, catatan lapangan 2, 3, 5, 6,
7. Hal ini terbukti pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 4,0 – 9,5 dengan nilai rata-rata kelas 6,79. Terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa
sebesar 1,13 dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran GI. Sebanyak 31 siswa 76 mendapatkan nilai di atas 6,5 dari 75 target yang
direncanakan. Pada siklus II nilai ulangan harian siswa berkisar antara 5,5 - 9,5 dengan nilai rata-rata kelas 7,23 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I.
Sebanyak 33 siswa 80 sudah mencapai nilai di atas 6,5 dari 75 target yang direncanakan lampiran 22.
Berdasarkan data dari siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar yang selalu mengalami peningkatan. Jika digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 3 : Grafik nilai rata-rata kelas siswa kelas XI Penjualan 2
Berdasarkan grafik di atas bisa diketahui bahwa nilai rata-rata kelas siswa selalu mengalami peningkatan. Ulangan ke-1 adalah nilai ulangan harian siswa
sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif GI yaitu dengan nilai rata-rata kelas 5,66. Ulangan ke-2 adalah nilai ulangan harian siswa setelah pembelajaran
GI pada siklus I yaitu dengan nilai rata-rata kelas 6,79. Ulangan ke-3 adalah nilai ulangan harian siswa setelah pembelajaran GI pada siklus II yaitu dengan nilai
rata-rata kelas 7,23. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI berdampak
positif terhadap kegiatan pembelajaran IPS ekonomi. Hal ini terbukti pada peningkatan proses pembelajaran yaitu peningkatan peran serta siswa dalam KBM
dan hasil belajar siswa lampiran 1922. Temuan yang muncul selama proses belajar mengajar antara lain :
a Kegiatan belajar mengajar di kelas didominasi dengan kegiatan mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau teman, mencatat materi pelajaran
yang penting, diskusi antar siswa, presentasi kelas, tanya jawab dan mengevaluasi proses pembelajaran.
b Selama penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI peran serta siswa mengalami peningkatan. Sudah banyak siswa yang mau
bertanya kepada guruteman jika ada materi yang belum dipahami. Selain itu, pada saat presentasi hampir semua siswa berani mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, memberikan kritik maupun saran tentang materi yang disajikan oleh teman-teman dari kelompok lain.
c Adanya keleluasan strategi bagi guru untuk menyajikan materi karena penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI bersifat
fleksibel. Hal ini memungkinkan strategi penyajian materi guru bervariasi ada kesempatan belajar sendiri, diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab.
d Penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI pada materi pokok Permintaan dan Penawaran serta Pasar dapat meningkatkan hasil
belajar IPS ekonomi siswa. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa berada di atas standar batas tuntas
nilai IPS ekonomi yaitu 6,5. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa
GRAFIK HASIL PENELITIAN
1 2
3 4
5 6
7 8
1
n il
a i ra
ta -ra
ta k
e la
s
kondisi awal siklus I
siklus II
telah memahami materi yang disajikan dengan baik melalui KBM dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI.
B. Pembahasan
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat IPS ekonomi. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4 : Grafik Hasil Penelitian Grafik di atas memberikan informasi bahwa pada nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI nilai rata-rata kelas siswa adalah 5,66 tetapi
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation GI nilai rata-rata kelas siswa menjadi 6,79 pada siklus I dan 7,23 pada siklus II. Terjadi
peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 1,13 dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran GI. Sebanyak 31 siswa 76 mendapatkan
nilai di atas 6,5 dari 75 target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 7,23 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 33 siswa
80 sudah mencapai nilai di atas 6,5 dari 75 target yang direncanakan.