Program Aplikasi PERANCANGAN SISTEM

Dengan menggunakan Eucledian Distance, akan ditentukan nilai distance yang paling minimum antara chain code image daun kedelai pada database dengan chain code hasil analisis fourier dari image daun kedelai yang akan diklasifikasikan. Kemudian hasil pencocokan akan menampilkan daun yang akan diidentifikasi dengan daun yang disimpan dalam database

4.2 Program Aplikasi

Untuk memudahkan peneliti menggunakan sistem pengenalan daun kedelai ini, disediakan sebuah antarmuka interface berupa perangkat lunak yang dibangun dengan MATLAB. Pengguna cukup memasukkan citra tanaman yang akan diukur selanjutnya sistem akan memberikan informasi mengenai hasil pengukurannya. Gambar 4.9 menunjukkan tampilan awal dari antarmuka program aplikasi. Gambar 4.9 Tampilan program aplikasi pengenalan daun kedelai menggunakan elliptical fourier descriptor Gambar 4.10 Hasil rekonstruksi Pada tampilan program aplikasi ini, terdapat 3 tombol Browse, yakni browse pertama untuk memuat file citra daun atas-pusat, browse kedua untuk memuat file citra daun atas-samping, dan browse ketiga untuk memuat file citra daun tengah-samping. Selanjutnya user diminta untuk menunjukkan lokasi file dari ketiga citra yang akan diolah. Setelah file ditemukan, nama file akan ditampilkan pada kotak di samping tombol Browse, selanjutnya tampak tampilan ketiga citra yang akan diproses. Selanjutnya langkah yang harus dilakukan adalah menekan tombol yang tersedia secara berurutan, yakni tombol Grayscale, tombol Binarisasi, tombol Deteksi_Edge , tombol Chain_code, tombol Analisis_EFD , tombol Rekonstruksi , tombol Deskripsi Morfologi dan tombol Classification. Langkah pertama adalah menekan tombol Grayscale, pada layar akan muncul tiga citra hasil grayscale yang letaknya berada di bawah masing-masing citra asli. Langkah kedua adalah menekan tombol Binarisasi, pada layar akan muncul tiga citra hasil binarisasi yang letaknya berada pada citra hasil grayscale. Langkah ketiga adalah menekan tombol Deteksi_Edge, pada layar akan muncul tiga citra hasil deteksi edge yang letaknya berada pada citra hasil binarisasi sehingga tampilan citra hasil deteksi edge yang akan tampak terakhir pada posisi di bawah masing-masing citra asli. Langkah keempat adalah menekan tombol Chain_code, pada layar di bawah hasil deteksi edge akan muncul barisan angka-angka yang merepresentasikan masing-masing citra. Langkah kelima adalah menekan tombol Analisis_EFD , pada layar akan ditampilkan hasil analisis koefisien elliptical Fourier descriptor dari ketiga citra. Masing-masing citra memiliki 4 koefisien ternormalisasi, yakni a, b, c dan d. Selanjutnya menekan tombol Rekonstruksi , sehingga akan muncul gambar hasil rekonstruksi ketiga jenis citra. Langkah ini juga bisa dilewatkan dan melanjutkan ke langkah berikutnya. Sampel gambar hasil rekonstruksi dapat dlihat pada gambar di atas. Langkah keenam adalah menekan tombol Deskripsi Morfologi, pada layar akan muncul deskripsi masing-masing citra, yakni panjang, lebar dan luas citra. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menekan tombol Classification, maka akan muncul jenis tanaman yang dianggap cocok terhadap tiga citra masukan. Untuk keluar dari program aplikasi dapat dilakukan dengan menekan tombol Tutup.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Citra daun yang digunakan untuk pengenalan varietas kedelai dalam penelitian ini diperoleh dari kebun Balai Besar Biogen. Varietas tanaman kedelai yang digunakan sebagai sampel sebanyak 10 varietas, yakni : G. 6475, 16821248, Lokal Blitar, MLG 2996, M. 3028, M. 3030, AGS 239, LB 72, 124812913921000, dan 30073-2–5. Selanjutnya diambil 30 sampel trifoliate 3 helai daun pada satu tangkai untuk setiap varietas kedelai, yakni 10 trifoliate tangkai bagian atas, 10 trifoliate tangkai bagian tengah dan 10 trifoliate tangkai bagian bawah. Akan tetapi, pada masing-masing trifoliate yang terdiri dari 3 helai daun ruas samping kanan, ruas pusat dan ruas samping kiri hanya digunakan 2 helai daun sebagai citra sampel, yakni ruas samping kanan dan ruas pusat. Sehingga jumlah sampel citra yang digunakan sebanyak 30x2 = 60 citra daun untuk setiap varietas. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan praproses yang bertujuan untuk mendeteksi tepi citra. Selanjutnya koordinat tepian citra biner daun kemudian dikonversi menjadi barisan angka-angka dengan menggunakan metode chain code. Barisan angka-angka yang dihasilkan kemudian dijadikan sebagai input bagi penerapan metode elliptical Fourier Descriptor yang menghasilkan 4 koefisien fourier. Koefisien-koefisien fourier ini digunakan sebagai ciri atau fitur setiap citra daun dan digunakan sebagai pengenal varietas tanaman kedelai.

5.1. Hasil Praproses Prepocessing

Pada tahap praproses ini, ukuran citra distandarisasi ke dalam ukuran 50x50 piksel. Citra daun kedelai yang bersifat jpeg fullcolor 24 bit terlebih dahulu dikonversi menjadi grayscale. Selanjutnya dilakukan proses pendeteksian tepi citra daun dengan menggunakan pendeteksi tepi Canny. Setelah dilakukan pendeteksian edge selanjutnya hasilnya diperhalus dengan morphological closing dan binary area open. Metode ini digunakan untuk menghapus semua objek dari citra binari yang semua komponennya terkoneksi yang lebih kecil dari banyaknya piksel P yang ditentukan.