23
2 Bank Syariah
Bank syariah
menerapkan aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam. Penentuan harga atau mencari
keuntungan bagi bank syariah adalah dengan cara pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah,
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musharakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan murabahah, pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah, atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.
4. Kinerja Perbankan
a. Pengertian Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi
bank sesungguhnya, termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen
bank selama satu periode. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan assets dan jenis-jenis
kekayaan yang dimiliki di sisi aktiva. Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang
serta ekuitas modal sendiri yang dimilikinya. Kasmir, 2012:280
24
b. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Menurut Kasmir 2012:282, pembuatan laporan keuangan bank tidak hanya ditujukan untuk manajemen dan pemilik
perusahaan itu sendiri melainkan juga berbagai pihak seperti: 1
Pemegang Saham Bagi pemegang saham, kepentingan terhadap laporan
keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode.
2 Pemerintah
Bagi pemerintahm laporan keuangan baik bagi bank- bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk
mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan.
c. Analisis RGEC
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank
Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan model manajemen risiko menggantikan penilaian
CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI No.610PBI2004. Jika dahulu kesehatan bank diukur dengan CAMELS yaitu
Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity Sensitivity to Market Risk
, maka berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.131PBI2011 penilaian kesehatan bank diukur
25
dengan RGEC yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings
Capital. Berikut ini adalah penjelasan dari RGEC: 1
Risk Profile Penilaian kesehatan bank yang pertama adalah profil
risiko. Faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko
dalam aktivitas operasional bank. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas
risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi
mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik risiko inheren bank ditentukan oleh faktor internal maupun
eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas bank, industri dimana
bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan
memperhatikan parameterindikator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penetapan tingkat risiko inheren atas
masing-masing jenis risiko mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Risiko yang wajib dinilai terdiri atas delapan jenis risiko.Risiko tersebut diantaranya risiko kredit, risiko pasar,
26
risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.
a Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung
pada kinerja pihak lawan counterparty, penerbit issuer, atau kinerja peminjam dana borrower. Risiko
kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis,
produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko Konsentrasi Kredit dan
wajib diperhitungkan pula dalam penilaian risiko inheren.
Risiko kredit dapat diukur melalui Rasio Net Performing Loan
NPL. Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh pihak bank. =
ℎ
b Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
27
akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko pasar meliputi antara
lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas.
c Risiko Operasional
Risiko operasional
adalah risiko
akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional bank. Sumber risiko operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia,
proses, sistem, dan kejadian eksternal. d
Risiko Likuiditas Risiko
likuiditas adalah
risiko akibat
ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, danatau
dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan funding liquidity risk. Risiko likuiditas juga dapat
disebabkan oleh ketidakmampuan bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya
pasar aktif atau adanya gangguan pasar market
28
disruption yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko
likuiditas pasar market liquidity risk. Menurut Kasmir 2012: 319, risiko likuiditas bisa
diukur melalui Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
= ℎ
e Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis.
Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
f Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam mengambil keputusan danatau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber
risiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan
dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam
29
implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
g Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul
karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku
umum. h
Risiko reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya
tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Salah satu pendekatan
yang digunakan dalam mengkategorikan sumber risiko reputasi bersifat tidak langsung below the line dan
bersifat langsung above the line. 2
Good Corporate Governance GCG Dalam metode RGEC, penilaian terhadap faktor GCG
didasarkan dalam tiga aspek utama yaitu governance structure,
governance process,
dan governance
output .Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang
disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank: “governance
30
structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.Governance process
mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern,
penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana
besar, serta rencana strategis bank. Governance output mencakup transaparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility,
Indepedency, dan Fairness
TARIF”. Akan tetapi pada penilitian kali ini, peneliti tidak
menggunakan Good Corporate Governance sebagai alat ukur penelitian.
3 Earnings
Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas,
kesinambungan sustainability rentabilitas, dan manajemen rentabilitas.
Penilaian dilakukan
dengan mempertimbangkan tingkat, tren, struktur, stabilitas
rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja peer group¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif
31
maupun kualitatif. Dalam menentukan peer group, bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik, danatau
kompleksitas usaha bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki.
Return on Asset ROA Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah
pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menujukkan adanya
efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen.
� =
Sumber: Mishkin, 2010:232 Net Interest Margin NIM
Net Interest Margin NIM merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva
produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. =
ℎ −
32
4 Capital
Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap
kecukupan permodalan
dan kecukupan
pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam
melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko
bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.
Untuk mengukur penilaian permodalan dibutuhkan rasio Capital Adequacy Ratio
CAR. CAR menggambarkan rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko
kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. � =
Penilaian kesehatan bank dapat dikategorikan dengan 5 komposit. Berikut matriks peringkat komposit tingkat
kesehatan bank:
33
Tabel 2.1 Matriks Peringkat Komposit
Peringkat Penjelasan
PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain
profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak
signifikan
. PK 2
Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh
negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari
peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas
dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara
umum
kelemahan tersebut
kurang signifikan
. PK 3
Mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup
mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari
peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas,
dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka
secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan
dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat
mengganggu kelangsungan usaha Bank. PK 4
Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat, sehingga dinilai
kurang mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan
kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor
penilaian,
antara lain
profil risiko,
penerapan GCG,
rentabilitas, dan
34
permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum
signifikan
dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu
kelangsungan usaha Bank. PK 5
Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak
mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dari faktor eksternal lainnya tercermin dari
peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas,
dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan secara umum
sangat
signifikan
sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari
pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.
Sumber: Lampiran SE BI No.1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011
B. Kredit