alatbahansumber sehingga siswa mampu membandingkan benda atau fenomena secara kuantitatif. Desain praktikum virtual mampu mengenalkan siswa dengan metode
ilmiah dalam prosedur belajar sains dari laboratorium nyata ke laboratorium virtual sehingga dalam praktikum virtual harus mempunyai goal oriented yaitu siswa diberi
pengetahuan dan pengalaman dalam mengoperasikan praktikum virtual yang akan meningkatkan keterampilan siswa untuk bereksperimen seperti saat melakukan
percobaan di dalam laboratorium nyata. Learning by doing merupakan unsur penting agar siswa mampu melakukan percobaan mandiri seperti menampilkan prosedur
eksperimen sehingga praktikum virtual menjadi lebih bermakna, mendekatkan pada pengalaman nyata dan mengilustrasikan konsep, prinsip, prosedur penting dalam
keterampilan proses sains.
3
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktikum yang dilakukan secara virtual mampu mengembangkan
keterampilan proses sains siswa.
1. Pembahasan Hasil Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan beberapa ranah seperti kognitif, psikomotorik, manual, dan sosial. Keterampilan proses sains
terdiri dari beberapa indikator yaitu mengamati, mengelompokkan, memprediksi, melakukan komunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan
percobaan, menggunakan alatbahansumber, menerapkan konsep, dan melaksanakan
3
Felintina Yuniarti, Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi Pembiakan Virus, Semarang : FMIPA UNS, 2011.
percobaan
4
. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam ranah psikomotorik dari penerapan praktikum virtual yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa maka dilakukanlah pengamatan berupa lembar observasi aktivitas siswa, hasil observasi kemudian dianalisis secara deskriptif.
Mengelompokkan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga akan didapatkan golongan
yang sejenis dari objek yang dimaksud.
5
Keterampilan proses sains pada aspek mengelompokkan ini siswa mengamati objek dari awal sampai selesai pengamatan,
siswa memberi tanda terhadap objek penelitian yang telah diamati dan mencatat hasil penelitian, dan siswa mencatat hasil penelitian praktikum virtual. Siswa
mengelompokkan hasil penelitian berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki objek penelitian. Pada aspek ini memiliki nilai persentase tertinggi dibandingkan aspek keterampilan
proses sains yang lain. Hal ini karena mengelompokkan merupakan hal yang mampu diselesaikan siswa dengan mudah karena dalam pengamatan objek menggunakan
praktikum virtual ini menggunakan tampilan yang menarik, kegiatan pemberian tanda setiap organ tubuh vertebrata pada objek pengamatan di desain supaya siswa merasa
penasaran dengan kegiatan pengamatan selanjutnya, sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat. Hal ini sejalan degan pendapat yang menyatakan bahwa pemanfaatan
teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan akan meningkatkan motivasi siswa dan
4
Muhammad Tawil dan Liliasari, Keterampilan-keterampilan Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makassar : Penerbit UNM, 2014, Hlm 37
5
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2015 Hlm 143
mengembangkan sikap positif siswa, sehingga prestasi akademik siswa akan meningkat. Praktikum virtual berperan penting dalam pengembangan prestasi
akademik siswa karena memberikan kesadaran terkait konsep-konsep ilmiah.
6
Aspek selanjutnya yang diamati yaitu memprediksi dengan mengamati aktivitas siswa berupa mengurutkan apa yang terjadi pada objek penelitian berdasarkan
konsep yang telah dipelajari, siswa mengemukakan pola-pola objek berdasarkan pengamatan praktikum virtual sesuai dengan konsep. Pada aspek ini masih termasuk
kedalam kategori baik dengan perolehan persentase lumayan tinggi. Hal ini dikarenakan sebelum siswa melaksanakan praktikum, siswa diberikan waktu untuk
membaca materi pembelajaran yang telah tersedia dalam program praktikum virtual. Materi yang disajikan disertai dengan berbagai gambar sehingga siswa akan dengan
mudah mengingat apa saja yang telah dibaca sebelumnya meskipun hanya diberikan waktu yang terbatas.
Melakukan komunikasi merupakan keterampilan menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, dan menyampaikan
laporan secara sistematis.
7
Keterampilan melakukan komunikasi pada aspek ini meliputi membaca grafik berdasarkan hasil percobaan dan menjelaskan hasil
percobaan secara sistematis sesuai dengan konsep. Perolehan persentase pada aspek ini termasuk kedalam kategori baik, hal ini dikarenakan pada aspek melakukan
6
Huda Muhammad Babateen,, The role of Virtual Laboratories in Science Education. vol.12, Singapore: IACSIT Press, 2011, 5th International Conference on Distance Learning and
Education,IPCSIT
7
Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung : UPI, 2003 Hlm 95
komunikasi siswa dapat menyampaikan gagasan mereka sesuai dengan apa yang ada dalam fikirannya berdasarkan grafik pada hasil percobaan.
Aspek selanjutnya yaitu mengajukan hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan
tertentu.
8
Indikator yang diukur dalam aspek mengajukan hipotesis meliputi melakukan cara pemecahan masalah pada fenomena yang terjadi dan mengajukan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi dengan penjelasan yang tepat. Berdasarkan tabel 17 menunjukkan bahwa aspek mengajukan hipotesis memperoleh
persentase paling rendah diantara aspek yang lain. Hal ini dikarenakan dalam pemecahan masalah, siswa cenderung mengungkapkan solusi-solusi yang masih dalam
satu lingkup dan solusi yang ditawarkan kurang disertakan dengan penjealasan yang tepat.
Aspek selanjutnya yaitu merencanakan percobaan. Sebelum siswa melakukan percobaan, siswa melakukan perencanaan percobaan seperti menentukan alat dan
bahan yang akan digunakan sesuai dengan praktikum virtual dan menentukan langkah kerja berdasarkan praktikum virtual. Siswa masih kurang faham dengan alat dan bahan
yang akan digunakan, hal tersebut dikarenakan siswa masih awam dengan peralatan laboratorium sehingga harus diperkenalkan terlebih dahulu untuk memudahkan siswa
melaksanakan percobaan. Untuk percobaan selanjutnya, siswa telah memahami alat
8
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, Jakarta : PT Gramedia Widiasmara, 1992 Hlm 25
dan bahan yang akan digunakan sehingga siswa lebih menguasai praktikum pembedahan tanpa harus mendapatkan bimbingan berulang ulang.
Aspek terakhir yang diamati yaitu menggunakan alatbahansumber. Keterampilan menggunakan alatbahansumber merupakan keterampilan penting
dalam pelaksanaan percobaan. Keterampilan ini akan memudahkan siswa melaksanakan setiap percobaan yang dilakukan tanpa takut akan melaksanakan
kesalahan dalam penggunaan alat maupun bahan. Meskipun dalam pelaksanaan praktikum virtual tidak menggunakan alat maupun bahan yang sesungguhnya, namun
pemahaman terkait kegunaan dan alasan penggunaan alat dan bahan tersebut sangatlah penting guna memperlancar mempelajari fenomena ilmiah yang terjadi. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa : Pendidikan harus mementingkan pengintegrasian teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran sains, untuk memfasilitasi siswa dalam mempelajari fenomena ilmiah yang tidak bisa dipelajari secara eksperimental
karena berbahaya, biaya tinggi atau kurangnya waktu untuk menyelesaikan eksperimen.
9
Pada aspek ini persentase yang didapatkan sebesar 78,47 sehingga termasuk kedalam kategori baik. Selain melibatkan keterampilan psikomotorik, keterampilan
proses sains juga melibatkan keterampilan kognitif yang dapat diukur menggunakan tes keterampilan proses sains.
9
Shaie dan Dillon dalam. Babateen, Huda Muhammad. The role of Virtual Laboratories in Science Education. vol.12. Singapore: IACSIT Press, 2011, 5th International Conference on Distance Learning
and Education, IPCSIT.
2. Pembahasan Hasil Tes Keterampilan Proses Sains