Ranah Psikomotorik Hasil Belajar

Hasil belajar yang dikemukakan di atas tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya, dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.

2.1.3. Pengertian Mengajar

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan siswa untuk berlangsungnya proses belajar Oemar,2001:30. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Pengertian mengajar seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok dalam mengajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, dengan proses yang baik, maka akan diperoleh hasil pengajaran yang baik. Menurut Sardiman 2011:49, adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri sebagai berikut : a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”.

2.1.4. Aktivitas Belajar

Sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Menurut Paul B.Diedrich dikutip Sardiman 2011:101 kegiatan aktivitas belajar siswa digolongkan menjadi, yaitu: 1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.2. Model Pembelajaran Kooperatif 2. 2.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Istilah pembelajaran kooperatif dalam wacana Indonesia dikenal dengan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai suatu motif kerjasama, dimana setiap individu dihadapkan pada pilihan yang harus diikuti apakah memilih kerjasama, berkompetensi, atau individualistis Zulkifli,2009. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kooperatif kontruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori vigotsky yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran vigotsky yakni bahwa fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam