Gambar 3.4
Pengolahan Data Koordinat-2 3.
Masukkan koordinat lintang selatan dari GPS. Y adalah latitude dalam decimal degree yang dihitung seperti
formula pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.5
Pengolahan Data Koordinat-3 Latitude
diberi angka negatif jika pada LS Lintang Selatan dan tetap positif jika LU Lintang Utara. Yakinkan
tidak ada data, spasi atau apa pun selain di dalam tabel. Hapuslah angka, huruf, garis yang berada di luar tabel jika
ada.
4. Berikut ini adalah hasil dari prosess 1-3:
Gambar 3.6 Pengolahan Data Koordinat-4
Simpan data tersebut, agar nantinya dapat dikoneksikan dengan ArcGIS yang terlampir.
3.7. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model pengembangan
sistem RAD
Rapid Application
Development menggunakan teori Kendall dan Kendall 2008 dengan notasi UML
Unified Modelling language Rational Rose . Alat bantu diagram yang
digunakan yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence
diagram.
1 Fase Requirements Planning Perencanaan Syarat
Dalam fase ini terdiri atas dua tahap yaitu: 1.1. Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi
Fase ini adalah fase di mana peneliti dan staf Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kota Tangerang Selatan
bertemu untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan aplikasi sistem serta mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari
tujuan-tujuan tersebut. Adapun perencanaan syarat-syarat itu adalah yang pertama menentukan sistem yang berjalan. Analisis
sistem yang berjalan dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses penyampaian informasi kawasan rawan banjir kota
Tangerang Selatan. Hasil dari pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan pada BAPPEDA kota Tangerang Selatan diketahui
bahwa prosedur penyampaian infromasi kawasan rawan banjir kurang baik dikarenakan hanya menggunakan peta konvensional
dan informasi berupa berita melalui media cetak ataupun televisi. Adapun mengenai sistem yang berjalan dalam penyampaian
informasi kawasan rawan banjir kota Tangerang Selatan. Dari hasil analisis sistem berjalan yang peneliti dan staf BAPPEDA kota
Tangerang Selatan lakukan diharapkan adanya media yang dapat menunjang informasi tentang kawasan rawan banjir yang
terintegrasi satu sama lain, salah satunya yaitu sistem informasi spasial. Sistem informasi spasial dibutuhkan untuk memudahkan
masyarakat dalam mengetahui informasi kawasan yang terkena dampak rawan banjir di kota Tangerang Selatan, karena pada saat
ini informasi yang ada masih manual dan menggunakan peta konvensional, sehingga menyulitkan masyarakat yang belum
mengetahui wilayah Tangerang Selatan untuk mengetahui kawasan rawan banjir.
Tahap mengumpulkan data-data hasil observasi dan wawancara untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya
mengenai: a. Data profil BAPPEDA kota Tangerang Selatan, data mengenai
visi misi kota Tangerang Selatan dan data struktur organisasi yang ada di BAPPEDA kota Tangerang Selatan.
b. Data mengenai sistem yang berjalan
Berisi data dan informasi mengenai sistem yang digunakan oleh BAPPEDA dalam menginformasikan pada kawasan
rawan banjir di kota Tangerang Selatan.
1.2. Identifikasi sistem untuk menyelesaikan masalah di BAPPEDA Kota Tangerang Selatan, yaitu:
a. Identifikasi masalah pada sistem yang lama Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi
masalah apa saja yang dihadapi dengan menggunakan sistem yang lama.
b. Identifikasi tujuan sistem yang baru Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai
dengan sistem yang baru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah yang ada pada penggunaan sistem yang baru.
c. Identifikasi kebutuhan sistem yang baru Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan
untuk membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan proses dan kebutuhan output yang digunakan
berupa sistem informasi spasial.