Pembelajaran AL-Quran Hadits di MTS a. Pengertian Al-Quran Hadits

Atas dasar tersebut maka dimasukanlah materi khusus tentang Al-Qur’an Hadits pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal yang memiliki ciri khas agama Islam. Bidang studi Al-Qur’an Hadits. Menurut kurikulum Departemen agama tahun 2004, merupakan mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu, mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan Al-Qur’an Hadits tapi yang terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya dalam proses belajar mengajar harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah afektif, kognitif dan psikomotorik. 24 Dengan demikian pengajaran Al-Quran Hadits adalah suatu pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang study Al-Qur’an Hadits dan membawa perubahan bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, dapat memahami isi dan kandungan ayat Al-Quran dan Hadits, dapat menafsirkan Al-Qur’an dan mengaplikasikan Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan dan fungsi pengajaran Al-Qur’an Hadits 1 Tujuan

Mata pelajaran Al-Quran Hadits bertujuan agara peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenaranya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. Tujuan pembelajaran Al-Quran Hadits di MTS adalah: 24 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Standar Kompetensi Mts Pelajaran Al-quran Hadits, Jakarta : 2004,hal.1-2 a Siswa dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid b Hafal surat-surat tertentu, terutama untuk keperluan salat c Mengartikan menerjemahkan ayat-ayat atau surat tertentu d Memahami isi kandungan ayat-ayat atau surat-surat tertentu. 25 2 Fungsi Mata pelajaran Al-qur’an Hadits pada Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pesrta didik meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan maupun jenjang pendidikan sebelumnya. b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,pemahaman,pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. c. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan meghambat perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. d. Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehhiupanya sehari-hari 26

c. Standar kompetensi Al-qur’an Hadist

Untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, telah dirumuskan tujuh standar kompetensi sebagai berikut : 25 Departemen Agama RI, Standar kompetensi madrasah tsanawiyah,… hal.4 26 Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah Jakarta departemen R.I. hal.....4-5 1 Melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. 2 Menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an. 3 Mendeskripsikan ilmu Al-Qur’an dan Hadits dan manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari. 4 Menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. 5 Menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. 6 Memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an . 7 Menerapkan kandungan Al-Qur’an dan Hadits dan manfatnya untuk kehidupan sehari-hari.

E. Pengertian Minat Belajar

Menurut Alisuf sabri minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitanya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. 27 Sedangkan Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu,karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. 28 27 .Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Jakarta: cv.pedoman ilmu jaya, 1996, cet-2, h.84 28 .Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-maarif, , cet-ke1, h.73 Sementara Zakiah Daradjat mengatakan minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang berharga dari orang, sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhanya. 29 Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa minat adalah kecenderungan hati untuk memperhatikan suatu hal tanpa adanya paksaan dari orang lain. Minat yang timbul merupakan faktor pendorong dalam melakukan usahanya. Minat sangat penting dalam pendidikan yang bersumber dari usaha, segala sesuatu pekerjaan tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukan menarik minat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat adalah sebagai berikut: Crow dan Crow berpendapat ada tiga factor yang menjadi timbulnya minat, yaitu: 1 Dorongan dari dalam diri individu,misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu seks 2 Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapatkan penghargaan dari masyarakat. 3 Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut 30 Dari pengertian diatas jelaslah factor yang mempengaruhi timbulnya minat ada bermacam-macam. Selain itu juga, factor yang memepengaruhi minat timbul karena dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Aspek-Aspek yang digunakan untuk mengukur minat adalah: a. aspek partipasiketerlibatan 29 .Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam....., h.102 30 Netty Hartati dan Abdurrahman shaleh ,Psikologi Umum 1. diktat 2003, h.69