Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
b. People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR, seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan
yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. c.
Plannet Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman
hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan
pemukiman, pengembangan pariwisata ekoturisme.
Gambar 1: Triple Bottom Line dalam CSR Suharto,2007
2.2.1.4. Indikator Pengukur Program CSR
Menurut Edy Suharto 2005:68-69 terdapat lima langkah yang dapat dijadikan panduan dalam merumuskan dan mengukur program CSR sebagai berikut:
1. Engagement
Pendekatan awal perusahaan kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan relasi yang baik. Tahap ini juga bisa berupa sosialisasi mengenai rencana
pengembangan implementasi CSR. 2.
Assessment
Profit Keuntungan Perusahaan
People Kesejahteraan
Manusia Masyarakat
Planet Keberlanjutan
Lingkungan Hidup
Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan program. Tahapan ini bisa dilakukan bukan hanya
berdasarkan need-based approach aspirasi masyarakat, melaikan pula berpijak kepada right-based approach konvensi internasional atau standard
normatif hakhak sosial masyarakat. 3.
Plan of Action Merumuskan rencana aksi. Program yang ditetapkan sebaiknya
memperhatikan aspirasi masyarakat stakeholders disatu pihak dan misi perusahaan termasuk stakeholders di pihak lain.
4. Action and Facilitation
Menerapkan program yang telah disepakati bersama. Program bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau organisasi lokal. Namun bisa pula di
fasilitasi oleh LSM dan pihak perusahaan. Monitoring, supervisi, dan pendampingan merupakan kunci keberhasilan implementasi CSR.
5. Evaluation and Termination or Reformation
Menilai sejauhmana keberhasilan pelaksanaan CSR dilapangan. Apabila program akan diakhiri, maka perlu adanya semacam pengakhiran kontrak
termination dan exit strategy antara pihak-pihak yang terlibat. Bila ternyata program CSR akan dilanjutkan reformation, maka perlu dirumuskan lesson
learned bag pengembangan CSR berikutnya. Kesepakatan baru bisa dirumuskan sepanjang diperlukan.
2.2.1.5. Model Pelaksanaan CSR di Indonesia
Model pelaksanan CSR juga bemacam-macam. Setidaknya terdapat empat model pelaksanaan CSR yang umum digunakan di Indonesia. Keempat model
tersebut antara lain: 1.
Terlibat langsung. Dalam melaksanakan program CSR, perusahaan melakukannya sendiri tanpa melalu perantara atau pihak lain. Pada model ini
perusahaan memiliki satu bagian tersediri atau bisa juga digabung dengan
bagian yang lain, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sosial perusahaan termasuk CSR.
2. Melalui Yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Pada model ini biasanya perusahaan sudah menyediakan dana khusus untuk digunakan secara teratur
dalam kegiatan yayasan. Contoh yayasan yang didirikan oleh perusahaan sebagai perantara dalam melakukan CSR antara lain; Danamon peduli,
Sampoerna Foundation, kemudian PT. Astra International yang mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan PT. Unilever Indonesia yang mendirikan
Yayasan Unilever Indonesia. 3.
Bermitra dengan pihak lain. Dalam menjalankan CSR perusahaan menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti lembaga sosial non pemerintah, lembaga
pemerintah, media massa dan organisasi lainnya. Seperti misalnya Bank Rakyat Indonesia yang memiliki program CSR yang terintegrasi dengan
strategi perusahaan dan bekerjasama dengan pemerintah mengeluarkan produk pemberian kredit untuk rakyat atau yang dikenal dengan Kredit Usaha
Rakyat. 4.
Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu.
2.2.1.6. Manfaat Corporate Social Responsibility bagi Perusahaan Menurut Philip Kotler, ada enam hal yang menguntungkan untuk sebuah perusahaan
yang menerapkan CSR, yaitu :
1. Increase sales and market share
Kesadaran dan perhatian akan lingkungan hidup dan masalah-masalah sosial telah mengubah pola perilaku pembelian konsumen saat ini. Faktor-faktor
non-product seperti kepedulian sosial perusahaan telah memicu masyarakat
pembeli untuk lebih memilih merek yang perusahaannya berkomitmen dalam kegiatan sosial.
2. Strengthened brand positioning
Perusahaan ataupun merek yang mengkaitkan kegiatan operasinya dengan kegiatan sosial atau kegiatan amal dapat membentuk citra tersendiri bagi
merek tersebut. Konsumen tidak saja mempertimbangkan aspek kegunaan praktis produk yang rasional dapat diperoleh tetapi lebih dari itu, konsumen
telah mempertimbangkan aspek emosional dan psikologis dari sebuah Brand Personality and Image. Selain itu, praktik pemasaran yang mengintegrasikan
social content memiliki dampak yang lebih positif terhadap pemilihan merek dalam proses pembelian konsumen. Yang dimaksud dengan social content
adalah praktik pemasaran yang memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan kepedulian sosial.
3. Enhanced corporate image
Perusahaan yang mengutamakan etika bisnis yang baik, kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi dan memfokuskan pada perkembangan masyarakat
yang berkelanjutan Sustainability Community Development dalam setiap aktivitas perusahaan melebihi apa yang diharuskan secara legal dapat
menciptakan citra perusahaan yang baik. 4.
Increase ability to attract, motivate, and retain employees ConeRoper - melakukan penelitian yang membuktikan bahwa partisipasi
perusahaan dalam kegiatan sosial memberi dampak positi terhadap karyawan, dan juga jajaran eksekutif.
5. Decreased operating cost
Beberapa fungsi bisnis perusahaan telah meraskan adanya pengurangan biaya dan peningkatan pendapatan dengan melakukan Corporate Social Initiatives.
Secara sederhana, pengurangan biaya operasional memungkinkan untuk dilakukan oleh perusahaan apabila menerapkan 3R, yaitu Reduce waste, Reuse
materials, dan Recycle, penghematan air dan listrik. 6.
Increased appeal to investors and financial analysts
Berbagai bukti telah menyatakan bahwa perusahaan yang berkomitmen dalam CSR lebih diminati oleh investor. Mereka juga memperoleh kemudahan untuk
memperoleh pendanaan dari lembaga-lembaga keuangan.
2.2.2.7. Dasar Hukum CSR