Beberapa Hal Ketidaksesuaian Pelaksanaan Pemilu Malaysia dengan

E. Beberapa Hal Ketidaksesuaian Pelaksanaan Pemilu Malaysia dengan

Ketatanegaraan Islam. Islam mengajarkan kepada para pemimpin untuk berlaku adil dalam menetapkan hukum hal ini dapat dijumpai di dalam surat An-Nisaa’ ayat 58: ⌧ ☺ ☺ ……………………. Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkan dengan adil………. Q.S An-Nisaa’ ayat 58 Ayat diatas merupakan sebuah perintah yang ditunjukkan kepada para pemimpin baik itu sebagai eksekutif, legislatif maupun yudikatif apabila menetapkan sebuah hukum itu harus seimbang adil tidak berat sebelah dan memihak. Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa lebih baik dipimpin oleh pemimpin non-muslim apabila didalamnya menerapkan nilai keadilan daripada dipimpin oleh orang muslim yang zalim dan tidak menjalankan nilai keadilan. Hal tersebut menandakan bahwa nilai keadilan itu sangat esensi sekali dalam menjalankan roda pemerintahan. Kemudian Ibnu Taimiyah berkata : Jujur dalam setiap ucapan dan berlaku adil dalam perkataan dan perbuatan, cocok di setiap keadaan. Jujur dan adil ini selalu berdampingan. 108 Bahkan penerapan nilai musyawarah adalah dasar hukum dalam Islam dan jalan kehidupan kaum muslimin, yang pada hakikatnya berlandaskan keadilan yang sangat bertentangan sekali sekali dengan kesewenang-wenangan penguasa dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam membahas perkara. Nilai “mengkritik penguasa” termasuk diantara tuntutan keadilan. Rakyat adalah yang memilih penguasa agar dia melaksanakan hukum-hukum syariat dan 108 Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam, Jakarta : Amzah, 2005 Cetakan pertama, hal. 201 memperhatikan kemaslahatan mereka. Begitu juga halnya dengan nilai “persamaan hak” dan kebebasan serta hak asasi manusia, sesungguhnya berlaku adillah dasarnya. 109 Problematika Dalam Pelaksanaan Pemilu di Malaysia Setiap negara yang menjalankan proses demokrasi biasanya mendapatkan tantangan- tantangan, salah satunya di Negara Malaysia seperti telah disebutkan diatas Malaysia merupakan negara yang berdasarkan sistem demokrasi yang berparlemen. Salah satu problematika yang merupakan tantangan dari penegakan demokrasi di Malaysia diantaranya adalah pelaksanaan pemilihan umum. Di dalam pelaksanaan pemilihan umum ini banyak sekali terjadi penyimpangan- penyimpangan mulai dari badan pelaksana yang diamanahkan oleh negara SPR dimana lembaga ini membawa visi dan misi, kita tahu visi SPR adalah memelihara dan menjalankan sistem demokrasi berparlemen di Malaysia melalui pemilihan umum yang adil, cakap dan bersih sedangkan misi adalah untuk memastikan rakyat Malaysia berpeluang untuk memilih wakil-wakil mereka untuk membentuk Negara dan memelihara hak melalui pemilihan umum yang bebas serta adil. Namun dalam prakteknya terdapat permasalahan yang timbul, hal ini dibuktikan sendiri oleh SPR di dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh badan itu. Di dalam buletin itu SPR menyebutkan dari hasil penelitiannya mengenai alamat pemilih, dimana terdapat alamat pemilih yang didaftarkan lebih daripada tujuh orang dalam satu alamat. Penyelidikan ini ini diterima oleh SPR setelah menerima pengaduan dari banyak orang yang menyatakan terdapat banyak pemilih yang banyak terdaftar di alamat pada beberapa wilayah pemilihan, 110 hal ini bertentangan dengan pasal 119 2, mengenai penduduk tetap yang terdaftar dalam pemilihan umum harus terdaftar hanya dalam satu wilayah, tidak terdaftar di wilayah lain. 109 Ibid 110 Suruhanjaya Pilihan Raya, Laporan Tahunan 2005, h. 154 Dalam penemuan mengenai hal ini juga terjadi pada tanggal 31 Desember 2005, ditemukan sebanyak 37.946 alamat, yang termasuk alamat yang jelas dalam pengkajian pokoknya yang mengikutsertakan 365.311 orang pemilih dan sisanya merupakan alamat yang belum pasti kejelasannya. Contoh diatas merupakan problematika yang harus diperbaiki oleh pemerintahan Malaysia sehingga dikemudian hari dapat memperbaiki proses pemilihan umum yang lebih adil, bersih dan jujur sebagaimana visi dan misi dari lembaga yang menjalankan pemilihan umum Suruhanjaya Pilihan Raya. Beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 10 November 2007 di Malaysia terjadi aksi besar-besaran yang menentang pemerintahan Malaysia, mereka menamakan Himpunan Aman tidak mengganggu keselamatan Awam Bersih. Berikut adalah memorandum Bersih kepada Yang di-Pertuan Agung, yang disampaikan kepada wakil baginda pada malam 10 November 2007 setelah konpoi masa lebih dari 100.000 rakyat Malaysia yang merasa prihatin dengan kondisi Malaysia saat ini. Bersih merasakan perlu bagi semua rakyat untuk bahu membahu mengumpulkan tenaga untuk membawa perubahan menyeluruh dalam proses pemilihan umum. Pihak Bersih mengagendakan perubahan jangka panjang dan tiga sasaran kerja dengan segera, dan dalam perubahan jangka panjang itu terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji dan diadakan perubahan, diantaranya: 111

c. Sistem Pemilihan Umum

Beberapa hal yang mendasari agar dilakukan perubahan dalam sistem pemilihan umum, adalah : 1. Adalah perlu untuk membetulkan ketidakseimbangan yang tinggi antara pilihan rakyat dan kursi yang diperebutkan dalam pemilihan umum, dimana suara sebanyak 64 perseratus boleh diartikan dengan 91 perseratus kursi bagi partai pemerintah. Ini disebabkan pemilihan berlandaskan prinsip first past the post. 111 Diambil dari harian Fikrah Harakah pada tanggal 16 – 30 November 2007, h. 17 2. Adalah perlu memperkenalkan satu sistem yang mendaftarkan semua perwakilan partai, agar jumlah wanita minimal 30 persen di parlemen dapat terjamin. 3. Adalah perlu memperkenalkan kembali pemilihan umum dengan sistem pemilihan yang adil, termasuk memberikan kesempatan yang lebih kepada keterlibatan wanita dan kelompok terpinggir dalam masyarakat.

d. Pelaksana Pemilihan Umum

1. Adalah perlu untuk merubah SPR yang ternyata gagal bertindak sebagai sebuah institusi yang bebas dengan bergerak kearah struktur perwakilan untuk semua partai sebagaimana dilaksanakan di negara yang demokrasi. 2. Memberi hak undang-undang yang berkaitan dengan hak pemantau internasional dan nasional.

e. Penamaan Calon dan Pendaftaran Partai

Ketimpangan berikut harus diperbaiki : 1. Keputusan berat sebelah dan sewenang-wenangnya oleh petugas pelaksana pemilihan umum yang akhirnya akan menghapus kelayakan calon-calon yang kontra terhadap partai pemerintah ini adalah perbuatan tidak adil. 2. Pendapat kontroversi yang membenarkan calon menarik diri selepas penamaan yang akhirnya membawa kepada fitnah manipulasi dan kemenangan tanpa berkompetisi. 3. Bagi orang yang memiliki banyak uang secara langsung akan menghalangi keikutsertaan warga Malaysia yang kurang sumber keuangannya.

f. Kampanye Pemilihan Umum

Pengaturan undang-undang bagi masalah-masalah berikut : 1. Menetapkan satu waktu berkampanye wajib yang lebih panjang dari waktu 8 hari berkampanye dalam pemilihan umum, dimana 8 hari kurang berdampak langsung kepada rakyat. 2. Memberikan hak kebebasan bersuara dan berkumpul yang sebenarnya diatur di dalam Undang-Undang Dasar Malaysia. 3. Pengawasan secara ketat dan menyeluruh dalam proses pembiayaan kampanye agar tidak terjadi korupsi dalam pendanaan kampanye.

g. Media

1. Merubah undang-undang yang hanya membolehkan media cetak dan lembaga penyiaran di monopoli oleh partai pemerintah Barisan Nasional. 2. Jaminan undang-undang untuk membolehkan semua partai politik mendapat akses atau memberikan informasi melalui TV dan radio agar dapat sampai kepada rakyat secara adil. 3. Jaminan undang-undang untuk menjamin hak semua partai politik dan calon untuk menjawab segala bentuk tuduhan dan kritikan yang dilontarkan kepada mereka.

h. Daftar Pemilih

Mengenai daftar pemilih ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti : 1. Daftar pemilih perlu diperbaharui dengan tepat, untuk menghindarkan, pertama, pencoretan dan pemindahan secara tidak sukarela para pemilih yang sah, dan kedua, pemalsuan dan pemilihan dua kali oleh “pemilih hantu”. 2. Semua rakyat yang sudah layak memilih perlu secara automatik didaftarkan sebagai pemilih.

i. Suara

1. Melaksanakan penyelenggaraan tinta jari untuk menghindari pemilihan dua kali. 2. Mengambil sistem pemilihan pos kecuali untuk para diplomat dan pemilih yang berada di luar negara. Untuk jangka terdekat, Bersih menyeru kepada ketua dan pelaksana SPR, Tan Sri Abdul Rashid Abd Rahman dan Dato’kamaruzaman Mohd Noor untuk melaksanakan empat pembaharuan yang diperlukan dan harus dilaksanakan secara serentak : 1. Mengawali pembaharuan daftar pemilih yang lengkap demi memastikan segala kesalahan dan ketimpangan yang ada harus dihapuskan. 2. Penggunaan Tinta jari untuk menghindari pemilih dua kali mencoblos. 112 3. Menggunakan sistem pemilihan pos kecuali untuk para diplomat dan pemilih lain yang berada diluar negeri. 4. Akses media yang adil kepada semua pihak dalam pemilihan umum. SPR Batal Menggunakan Tinta Jari Untuk Pemilihan Umum Raya Ke-12 Seperti yang diberitakan dalam salah satu surat kabar di malaysia, bahwa Suruhan Jaya Pilihan Raya SPR membatalkan rencana menggunakan tanda tinta jari permanen atau jari tangan pemilih pada Pemilihan Raya Umum 8 April 2008. Ketua SPR Tan Sri Abdul Rahman Rashid Abdul Rahman ketika mengumumkan masalah itu berkata, keputusan itu dibuat pada musyawarah berdasarkan nasihat dari segi perundangan serta aspek ketenteraman dan keselamatan rakyat. 113 Hasil penyelidikan terhadap laporan yang diajukan kepada Polisi, mengesahkan bahwa terdapat pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab telah membeli tinta dari luar negeri untuk menjalankan aktivitas membujuk dan menyogok orang yang kurang paham mengenai penggunaan tinta untuk digunakan sebelum hari memilih. SPR merasa kecewa atas keputusan yang dibuat ini. Namun begitu, demi menunaikan kewajiban dan tanggungjawabnya dalam menjamin kelancaran proses 112 Ini adalah tuntutan rakyat Malaysia yang mengatasnamakan bersih, tuntututan ini terjadi pada saat sebelum pelaksanaan pemilihan umum raya ke 12. Kemudian pada saat sebelum pemilihan di dalam panduan pemilih yang diterbitkan oleh SPR ada keikhlasan dan keadilan yang di dalamnya memuat tentang pengunaan tinta. 113 “SPR Batal Cadangan Guna Dakwat”, Sinar Harian, 5 Maret 2008. pemilihan dan ketenteraman dan keselamatan rakyat. SPR perlu mengambil keputusan tegas dan mengikat ini. 114 Ketua SPR menjelaskan bahwa SPR ingin menjadikan tinta sebagai sistem sebagaimana telah dijelaskan di dalam buku Seri Panduan Memilih yang di dalamnya ada sistem keikhlasan dalam menggunakan tintan permanen. Namun keadaan yang tidak memungkinkan penggunaan tinta. Jadi harus sabar, jangan menuduh SPR tidak mahu melaksanakannya SPR mahu berbuat apa saja sebab kita tahu tidak akan ada penipuan tetapi orang masih mengatakan ada penipuan, saya tidak pernah terima sembarang bukti berlaku penipuan.

F. Analisis Ketetanegaraan Islam Terhadap Pengangkatan Kepala Negara