Sejarah Pemilihan Umum di Malaysia

yang mengharamkan pelaksanaan pemilu, maka sewajarnya umat Islam mengambil sikap untuk meninggikan syariat hukum Islam dan Negara, kemudian penulis juga melihat kondisi sosial di Malaysia yang memberi peluang kepada semua partai untuk menyuarakan visi dan misi sehingga rakyat dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani mereka.

BAB III PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM DI MALAYSIA OLEH

SURUHANJAYA PILIHAN RAYA

A. Sistem Pemilihan Umum di Malaysia

1. Sejarah Pemilihan Umum di Malaysia

Malaysia merupakan sebuah Negara Kerajaan yang mengamalkan sistem demokrasi. Di dalam Negara yang mengamalkan sistem demokrasi sudah semestinya terdapat unsur-unsur demokrasi seperti, perlindungan terhadap hak asasi manusia, pelaksanaan pemilihan umum dan lain-lain. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, maka Malaysia yang menganut sistem demokrasi itu harus melaksanakan pemilihan umum yang dilaksanakan secara bebas dan bersih. Pemilihan umum diadakan untuk membolehkan rakyat menggunakan hak mereka dalam menentukan sebuah kerajaan pemerintahan yang pada pandangan mereka dapat memerintah dengan baik serta dapat memenuhi kehendak rakyat. Melalui pemilu ini partai yang paling banyak mendapat suara rakyat berhak menggunakan mandat itu untuk membentuk sebuah pemerintahan yang akan memerintah selama satu periode, yaitu selama lima tahun. 66 Setelah habis satu masa periode tersebut maka pemilihan umum dilakukan kembali, untuk memberi mandat kepada partai yang memenangkan dalam pemilu tersebut, untuk memerintah pada periode berikutnya. Dilihat dari sejarahnya bahwa keikutsertaan rakyat dalam sistem pemilihan perwakilan telah ada jauh sebelum Negara Malaysia merdeka, yaitu pemilihan untuk pertama kalinya dilakukan di negeri bagian Pulau Pinang dengan dibentuknya pejabat sementara yang dinamakan Jawatankuasa Penilai Committee of Assessors pada tahun 1801. 67 Pada awalnya pejabat ini bertanggungjawab atas aspek pembangunan kota supaya lembaga ini dapat memenuhi kebutuhan penduduk setempat, termasuk di dalamnya urusan jalan, pembangunan sistem saluran irigasi, pejabat pelaksana undang- undang, urusan keamanan, serta urusan pajak. Penduduk-penduduk Asia dan Britis yang kaya terlibat dalam musyawarah yang memilih anggota Jawatankuasa sukarela ini. Walau bagaimanapun, pengurus Jawatankuasa ini dilantik oleh Lieutenant Governor. 68 Yang kemudian Jawatankuasa ini berubah menjadi Majlis Perbandaran hingga sekarang. Pilihan Raya Majlis Bandaran 69 66 Institut Tadbiran Awam Negara INTAN Malaysia, Pentadbiran dan Pengurusan Awam Malaysia, Kuala Lumpur: Institut Tadbiran Awam Negara INTAN Malaysia, 2006, h. 61-62 67 Suruhanjaya Pilihan Raya, 50 Tahun Demokrasi dan Pilihan Raya di Malaysia, Kuala Lumpur: Suruhanjaya Pilihan Raya, 2007, h. 18 68 Lieutenant Governor adalah gubernur Negara Inggris ketika menjajah negeri-negeri Selat. 69 Yaitu pemilihan wakil rakyat di suatu daerah atau kota tertentu saja. Pemilihan umum Majlis Bandaran telah diperkenalkan oleh pihak Inggris sebagai suatu usaha ke arah memberikan keterbukaan dan pengalaman kepada pemimpin-pemimpin setempat dan rakyat untuk memerintah sendiri. Pada 1 Desember 1951, pemilihan umum yang pertama kali telah dilakukan di George Town, Pulau Pinang untuk memilih wakil-wakil rakyat dalam Majlis Bandaran Pulau Pinang. Dalam pemilihan umum itu dimenangkan oleh Partai Radikal yang beranggotakan berbagai kaum dengan meraih 6 kursi dari 9 kursi yang diperebutkan. 70 Sementara itu, pemiliha umum Majlis bandaran Kuala Lumpur yang dilaksanakan pada bulan februari 1952 telah memperlihatkan untuk pertama kalinya koalisi antara partai politik kaum Melayu dan kaum cina yaitu United Malay Organization UMNO dan Malayan Chinese Association MCA untuk menghadapi pemilu yang penting itu. Koalisi tersebut telah menjadikan UMNO-MCA sebagai sebuah pertumbuhan politik yang paling berpengaruh setelah memenangkan dalam pemilu dengan meraih 9 dari 12 kursi yang diperebutkan. Pilihan Raya Negeri 71 Pilihan Raya Negeri dilaksanakan pada tahun 1945. Pemilu ini bertujuan untuk memberi peluang kepada rakyat untuk membentuk pemerintahan yang akan memimpin pemerintahan setelah kemerdekaan. Pemilu ini penting karena ia telah membuktikan bahwa rakyat Tanah Melayu sangat memberikan dukungan dan ide kerjasama diantara kalangan dalam gabungan Partai Perikatan UMNO-MCA yang telah Berjaya dengan mengantongi 226 dari 268 kursi yang diperebutkan. Pilihan Raya Persekutuan 72 70 Haji Tajuddin Bin Haji Hussein, ed., Malaysia Negara Kita, Kuala Lumpur: MDC Publisher Sdn Bhd, 2007, cet. I, h. 269-270 71 Yaitu pemilihan wakil rakyat untuk negara bagian. 72 Pemilihan wakil rakyat untuk parlemen pusat Pada tahun 1953, Partai Persekutuan menuntut agar anggota Majlis Musyawarah Undangan Persekutuan dipilih melalui sistem pemilihan umum bukan oleh pihak Inggris. Ini akan memberikan peluang kepada pemimpin-pemimpin Partai Perserikatan untuk dapat menjadi anggota majlis Musyawarah kerajaan yang merupakan sebuah badan penting dalam penyelenggaraan Negara. Di samping itu, Partai Persekutuan juga menuntut pihak Inggris agar pilihan raya umum pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat dan parlemen agar diadakan selambat-lambatnya pada tahun 1954, dan anggota Majlis Musyawarah undangan Persekutuan yang dipilih melalui pemilihan umum hendaklah berdasarkan suara terbanyak dalam Majlis tersebut. 73 Akhirnya dengan persetujuan Inggris, pemilu Majlis Perundangan Persekutuan yang pertama bagi Negara Malaysia secara resmi dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 1955. Sehari sebelum yang bersejarah itu, setiap partai politik yang terlibat dalam pemilu akan mengadakan kampanye setelah mengumumkan calon pemimpinnya yaitu pada tanggal 15 juli 1955. Dalam pemilihan umum tersebut, kelompok-kelompok Partai Perikatan yaitu UMNO, MCA dan MIC telah mengadakan beberapa perundingan untuk membagikan wilayah pemilihan dan jumlah kursi yang akan diperebutkan. Hasilnya, UMNO memegang di 35 wilayah, MCA di 15 wilayah dan MIC di 2 wilayah. Dalam pemilu ini, Partai Perserikatan memenangkanya dengan memperoleh 51 kursi dari 52 yang diperebutkan, sedangkan 1 kursi lagi diraih oleh Partai Islam Se-Malaya PAS. 74

2. Wilayah Pemilihan Umum