Latar Belakang Masalah Strategi dakwah sanggar budaya betawi betawi si pitung dalam pembinaan pemuda di wilayah rawa bekong jakarta barat

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama dan kehidupan berbudaya merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Agama dan prilaku kebudayaan tumbuh dan berkembang dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan gaib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka, tempat mereka berkomunikasi untuk memohon bantuan terhadap al-khalik yakni terhadap Allah Swt. Agama dan prilaku kebudayaan merupakan bawaan dari hidup dan fitrah manusia. Banyak sekali keragaman budaya yang telah terjadi membuat nilai persatuan dan kesatuan Islam itu sendiri terbentuk. Kalau melihat sejarah Islam itu sendiri, cikal bakal terjadinya perpecahan dalam Islam berawal dari meninggalnya Rasulullah Saw yang semasa hidupnya berperan sebagai sumber solusi dari berbagai macam permasalahan umat Islam pada masa itu, perdebatan dari kalangan sahabat berkaitan dengan siapa yang pantas mengganti beliau sebagai kholifah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dalam Islam. Kaitannya pada zaman sekarang yakni zaman modern banyak sekali fenomena-fenomena yang timbul yakni hilangnya fungsi agama sebagai monitoring dan controlling dalam menselaraskan kehidupan manusia dengan syariat Islam. 2 Kalau kita perhatikan cirri-ciri urgensi dari study Islam pada masa sekarang ada dua hal yang perlu kita perhatikan: 1. Ukhuwah Islamiyah adalah hal yang perlu kita tingkatkan untuk menambah nilai persatuan dan kesatuan demi mencegah adanya perpecahan dalam internal masyarakat. 2. Ukhuwah Insaniyah yakni pentingnya menimbulkan toleransi terhadap sesama manusia tanpa membedakan agama, budaya, ras, dan warna kulit. Di era globalisasi dan informasi merupakan kenyataan yang tidak dapat ditolak dan Islam menghadapi tantangan yang tak bisa dielakkan. Nilai-nilai dan sistem budaya modern yang bersifat sekuler dengan begitu bebas bisa memasuki lingkungan kehidupan umat Islam, konsekuensinya adalah akan membawa kehancuran dalam budaya umat Islam. 1. Di bidang akhlaq. Krisis akhlaq merupakan salah satu dampak dari modernisasi. Sebagai contoh; kurangnya rasa saling menghargai dan menghormati dari yang muda terhadap yang lebih tua. 2. Di bidang ibadah. Sudah banyaknya masyarakat Islam yang enggan melaksanakan shalat lima waktu, puasa, dan zakat yang kita kenal sebagai ibadah sosial yang berupaya meningkatkan ekonomi Islam. 3. Di bidang tauhid. Banyaknya masyarakat Islam yang terjerumus terhadap kekafiran dikarenakan kurangnya nilai keimanan masyarakat modern. 3 Umat Islam sebagai umat moderat menyatukan pluralitas melalui keadilan. QS. Al-Baqarah: 143                                                   Artinya: Dan demikian pula kami Telah menjadikan kamu umat Islam, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatan kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu sekarang melainkan agar kami mengetahui supaya nyata siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh pemindahan kiblat itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. QS. Al- Baqarah: 143 Perbedaan, keikhasan dan keunikan merupakan kenischayaan yang ada dimana-mana, pada orang kembar, keluarga, komunitas dan masyarakat sehingga kemanapun kita pergi menemukan perbedaan dan kita harus menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Keikhlasan kita tercermin dari menerima dan memberikan ruang dan peluang kepada orang lain yang berbeda pendapat, kelompok, dan komunitas. 1 Dakwah lewat budaya harus dilihat bagaimana komunikasi terhadap budaya itu sendiri dilihat dari berbagai level, komunikator, level keluarga, komunikasi antarpribadi, orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras. 1 Armawati Arbi, MSi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta:UIN Jakarta Press, 2003Cet-1, hal. 169 4 Komunikasi antar kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi politik tingkat nasional dan internasional. 2 Yusuf Al-Qardawi menganjurkan menjaga keseimbangan antara Inklusif dan Ekslusif, terlalu inklusif melupakan identitas diri dan terlalu ekslusif kurang bergaul dan tidak mengenal orang lain. 3 Inilah yang dikenal dengan khazanah budaya kita dan dikenal dengan israiliat. Israiliat ini laris diantara para ulama dari kalangan mufasir dan ahli hadist. Mereka mengambil riwayat-riwayat yang shahih saja, dalil aqli yang jelas saja dan ilmu yang kukuh saja. Tetapi mereka juga mengambil hal-hal yang menyebarluas dikalangan awam, bukan ilmu yang dipercaya atau yang tertulis dikalangan mereka. Seorang muslim sesungguhnya tidak akan mengambil segala-galanya, yang hak maupun yang bathil. Ia hanya akan mengambil hal-hal yang sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan didalam Al- Qur‟an dan As-Sunnah. Dakwah adalah panggilan atau seruan bagi umat manusia untuk menuju Allah Swt, yaitu jalan menuju Islam. Islam bersumber dari wahyu Allah Swt dan Sunnah Rasulullah Saw, ia merupakan nilai yang akan memberikan corak, warna, dan bentuk kebudayaan Islam. Suatu bentuk kebudayaan yang berisikan pesan atau nilai-nilai Islami menurut kacamata Al- Qur‟an dan As-Sunnah, sekalipun ia muncul dari orang atau masyarakat yang bukan agama Islam. demikian juga sebaliknya, tidak dikatakan budaya Islam. 2 Ibid, hal. 171 3 Ibid. hal. 180 5 meskipun ia lahir dari orang atau masyarakat penganut agama Islam, jika tidak memuat pesan atau nilai-nilai Islami. 4 Dalam perspektif dakwah Islam, budaya atau kebudayaan adalah aktualisasi dari sikap tunduk ibadah atau peribadatan manusia kepada Allah Swt. Salah satu simbol dan nilai budaya sebagai sikap tunduk kepada Allah Swt, tertera dalam Al- Qur‟an Surat Asy Syuaara 26 ayat 224-227                                        Artinya: “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya?. Kecuali orang-orang penyair-penyair yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” Strategi menjadi sebuah keharusan dalam memajukan sebuah organisasi, tatanan strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan kepada suatu pencapaian tujuan yang diinginkan. Pada hakikatnya strategi merupakan serangkaian perencanaan atau suatu keputusan menejerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan 4 Artikel Diakses Pada Tanggal 20 Desember 2010 dari http: www.google.comdocDakwah dan Budaya 6 dakwah, jika strategi yang diterapkan dalam berdakwah baik, maka aktivitas dakwah akan tersusun secara sistematis dan teratur. Sesuai dengan perkembangan saat ini, dakwah harus mampu memtransformasikan dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan konteks zaman sekarang, dakwah harus mampu beradaptasi dengan fenomena yang ada namun dengan tetap menjaga kandungan dakwah itu supaya tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam yang termuat dalam Al- Qur‟an dan As-Sunnah. Risalah Islamiyah yang dibawa Nabi Muhammad adalah untuk seluruh umat manusia dimanapun dan kapanpun. Oleh sebab itu, kegiatan dakwah cakupannya sangat luas, sehingga Allah Swt memberi peringatan pada setiap manusia agar selalu mengajak kepada manusia untuk melakukan amar ma’ruf dan nahyi mungkar. Berdakwah memang merupakan tugas yang berat, namun mulia disisi Allah, karena para ulama mubaligh itu adalah ahli waris dari para Nabi sebagai pembawa agama yang benar, yaitu agama Allah, agama Islam, agar umat manusia tidak terjerumus kedalam lembah nista dan nestapa, yakni lembah kekafiran dan kemusyrikan. “Tiada hari tanpa kegiatan dakwah.” 5 Raf‟iudin mengatakan bahwa: Sebagai orang Islam, kita hendaknya sepakat dengan semboyan seperti itu. Namun mengingat diri sendiri adalah yang terpenting, maka kita harus berbekal diri dengan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta mengetahui 5 Rafi‟udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah Bandung: Pustaka Setia, 2001 hal. 13-14 7 berbagai ilmu dan kejadian yang berkembang dewasa ini. Ini berarti bahwa disamping mempelajari ilmu agama, umat Islam juga dituntut untuk menambah pengetahuan serta keterampilan untuk membawa dan mengarahkan umat Islam lainnya kearah kemajuan yang sesuai dengan tuntunan zaman. Karena pada dasarnya dakwah tidak hanya terletak pada majelis dakwah pengajian umum semata, tetapi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Misalnya pada suatu perjanjian atau tempat kita berkerja dan beraktivitas, kita melihat kemungkaran, maka kita harus mencegahnya. Itupun sudah termasuk berdakwah. 6 Budaya sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. 7 Manusia belajar, berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Seiring dengan adanya sebuat keterikatan antara dakwah dan kebudayaan yang menjadi salah satu media yang efektif dalam menyampaikan segala bentuk informasi, maka mau tidak mau dakwah harus menggunakan fasilitas tersebut sebagai bentuk dari fleksibelitas dakwah dengan perkembangan zaman. Dengan demikian setidaknya dakwah dapat meminimalisir penyalahgunaan tentang kebudayaan yang berasal dari dunia barat yang berdampak pada perubahan dinamika sosial yang secara sistematis 6 Ibid, Hal. 13-14 7 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication Konteks-konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 237 8 telah menggeser pola-pola umum yang telah tertanam bertahun-tahun pada kebudayaan bangsa kita sendiri, kendatipun tidak semual hal tersebut buruk untuk diterima bahkan jika dapat memformulasikan akan menjadi suatu kemajuan tersendiri. Para ahli sosiologi menggambarkan ciri-ciri kelompok kedalam dua katagori yaitu primary group kelompok primair dan secondary group kelompok sekundair sebagai berikut: 1. Primary group kelompok primer adalah keluarga. Ia merupakan unit atau kesatuan organisasi sosial yang terdiri dari sistem nilai-nilai yang mengajar anggota-anggotanya bagaimana dia harus memuaskan kebutuhannya. Keluarga adalah suatu lembaga yang memberikan pola tingkah laku manusia, mengkoordinasikan serta mengintegrasikannya dan sampai tertentu ia dapat memberikan ramalan tentang perilaku manusia. Keluarga adalah mempunyai fungsi membentuk pribadi, mengendalikan tingkah laku dan mentransmisikan warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. 2. Secondary group kelompok sekunder adalah masyarakat itu sendiri dimana didalamnya berkembang berbagai organisasi sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya yang pengaruhnya tidak kecil terhadap perkembangan pribadi manusia. Kelompok ini sering juga disebut lembaga sekunder untuk menunjukkan bahwa sebagai suatu lembaga, kelompok sekunder ini memiliki suatu sistem nilai-nilai sosial 9 dan kultural yang berkembang menurut mekanisme perkembangan lembaga itu sendiri. Meskipun peranan lembaga sekunder dalam pembentukan kepribadian manusia tidak sebesar lembaga primer, akan tetapi peranannya dalam mempengaruhi arah perkembangan hidup manusia khususnya yang menyangkut sikap dan perilaku cukup besar pula, terutama yang terbesar pengaruhnya diantara lembaga-lembaga sekunder adalah lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan. 8 Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani teologis yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kulturan dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. 9 Dakwah artinya mengajak manusia dengan cara yang bijaksana agar manusia selalu berda pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dakwah Islamiyah yang di lakukan Nabi Muhammad Saw telah berasil membentuk masyarakat Islami. Oleh karena itu perjalanan yang menuju sebuah masyarakat ideal, mutlak memerlukan proses dakwah, hal ini disebabkan karena dakwah akan memberikan landasan filosofi serta memberikan kerangka dinamika dan 8 Social Psychology, An Interdisciplinary Approach; Hubert Bonner, hal, 320. 9 Amrullah Ahmad, editor, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Primaduta, 198 3, hal. … 10 perubahan sistem dalam proses perwujudan masyarakat yang adil dan makmur. 10 Yang menjadi salah satu permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi umat Islam sekarang adalah permasalahan yang berkaitan dengan generasi muda. Khususnya para pemuda. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Pemuda juga merupakan tumpuan harapan masa depan agama dan bangsa. Dikatakan bahwa: ٌﺪﻐ ﺟﺭ ﻡﻮﻴ ﻥ ﺒﺷ “Pemuda atau remaja yang sekarang adalah pemimpin dimasa yang akan datang.” Dengan demikian, jika pemuda itu baik, berilmu dan berakhlak mulia, akan cerahlah masa depan agama dan bangsa. Akan tetapi sebaliknya, jikalau pemuda itu rusak, akan rusaklah masa depan agama dan bangsa. Pada kenyataannya kalau diamati, generasi muda dewasa ini sangat memprihatinkan. Sebagian dari remaja kita sudah kehilangan moral dan lepas kendali agama. Hal ini dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak diantara mereka yang lebih suka nongkrong di pinggir jalan tanpa alasan yang jelas. Main di tempat hiburan, diskotik, dan bergaul bebas tanpa batas. Mengonsumsi narkotika, ekstasi, nipam, dan heroin dan minuman keras dan beberapa perbuatan yang kriminal dan tawuran. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, umat Islam menghadapi kenyataan ini tentunya memiliki rasa tanggung jawab, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Bila melihat Betawi secara umum, maka akan terlihat adalah pola hidupnya, bagaimana mengsinkronisasikan antara kebudayaan dan agama, 10 Amrullah Ahmad, editor, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Primaduta, 1983, hal. 285. 11 dalam bidang seni misalnya, orang Betawi memiliki kesenian bela diri yang disebut Cingkrik yang berasal dari Rawa Belong yang dibawa oleh Si Pitung. Hal itulah yang menjadi sumber nilai agama Islam yang dianut oleh masyarakat Betawi sangat berkaitan erat dengan kehidupan mereka sehari-hari misalnya pada zaman dahulu masyarakat Betawi khusunya para pemuda Betawi ada sebuah kebiasaan yang berbeda dari budaya-budaya daerah lainnya yaitu, di rumah mereka mengaji dan belajar tentang Islam, di luar rumah mereka belajar beladiri. Hal ini lah yang menjadi nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat Betawi yang sangat kental. Perubahan di zaman sekarang ini yang berdampak pada berbagai dinamika kehidupan menjadikan suatu keharusan bagi umat Islam untuk mengikutinya. Keterpaduan antara dakwah dan kebudayaan sebagai salah satu strategi berupa mengembangan akhlakul karimah dan kecintaan serta kepedulian kita terhadap pemuda kita, ditunjukan oleh sebuah lembaga kebudayaan betawi Sanggar Si Pitung yang telah melestarikan kebudayaan betawi dan ingin berdakwah untuk menjaga generasi muda sampai sekarang yang berlandaskan untuk perkembangan dakwah di Jakarta. Hal ini sesuai dengan semboyan kaum nahdliyin yang berbunyi: Artinya: “Memelihara tradisi terdahulu yang baik serta mengambil yang lebih baik dari yang baru”. Kemampuan sebuah lembaga kebudayaan dalam menghadapi tantangan global terus ditingkatkan, jaringan komunikasi dibangun dan 12 dikembangkan melalui seni dan kebiasaan kehidupan sehari-hari yang semakin hari semakin besar peranannya dalam menciptakan regenerasi yang solid dan semakin besar pula pengaruhnya dalam dunia dakwah dan kebudayaan itu sendiri. Sanggar Kebudayaan Betawi Si Pitung tampil dengan gagasan-gagasan dakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat Rawa Belong, ditengah- tengah gemparnya dinamika sosial yang kompleks, keragaman budaya asing yang masuk, bahkan dengan munculnya banyak pemikiran-pemikiran yang radikal yang menggerogoti kesatuan dan persatuan umat Islam. Minimnya pendidikan agama dan pengaruh lingkungan merupakan penuntun manusia untuk hidup lebih arif dan berakhlak mulia. Seseorang yang tidak memiliki pendidikan agama, akan rentan keimanan dan akidahnya. Bahkan ada yang terjerumus kedalam jurang kehidupan yang nista penuh dosa. Oleh karenanya tanamkan nilai-nilai agama sedini mungkin pada para pemuda sekarang. Banyaknya pengaruh negatif dari barat, merupakan salah satu proyek kaum Zionis, Komunis, Yahudi, dan Nasrani yang akan menghancurkan akidah umat Islam dan bangsa Indonesia. Mereka mengemasnya dengan media masa, televisi, video, film, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita harus mampu membendung pengaruh negatif itu dengan memberikan pengarahan dengan intensif kepada anak-anak kita. Ambilah yang positif dari arus globalisasi dan buanglah yang negatif, yang bertentangan dengan moral agama dan bangsa. 13 Ribuan bahkan ratusan kebudayaan asing yang masuk mengandung unsur-unsur kemaksiatan yang telah beroperasi di Jakarta yang ditimbulkan dengan sengaja oleh orang-orang pencari keuntungan atau yang memang mempunyai misi untuk merusak moral masyarakat kita. Jika hal ini tidak dicegah dengan cepat maka kebobrokan moral akan semakin merajalela dan mengakar pada kebudayaan masyarakat itu sendiri. Dalam upaya menjaga eksistensi serta membina para pemuda tersebut pada arah dakwah, perlu adanya manajemen yang strategis, relevan, dan efektif dalam menyikapi dan menghadapi berbagai macam kesempatan, hambatan maupun tantangan yang semakin kompleks dan serba cepat ini yang terjadi terhadap pemuda kita sekarang. Sanggar Kebudayaan Betawi Si Pitung merupakan nama sebuah lembaga kebudayaan Betawi yang didalamnya menjalankan peran dan fungsinya adalah sebagai pelestarian kebudayaan adat Betawi, konsolidasi organisasi serta media dakwah yang sejuk, toleran dan mengedepankan Islam di Rawa Belong melalui kebudayaan. Dari deskripsi diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “ Strategi Dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Dalam Pembinaan Rohani Islam Pemuda di Wilayah Rawa Belong ”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah