menderita hipertensi ≥ 5 tahun berisiko mengalami glaukoma sebesar 4 kali lebih
besar.
31
g. Trauma
Kelainan mata seperti kelainan lensa, kelainan uvea, trauma, pembedahan katarak atau radang mata dan lain-lain, dapat menyebabkan terjadinya
glaukoma.
27
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang dapat disebabkan atau dihubungkan dengan kelainan mata yang telah diderita sebelumnya atau pada saat
itu.
23
h. Miopi
Bentuk anatomi dari mata merupakan faktor kunci untuk berkembangnya glaukoma. Bentuk anatomi mata orang yang dengan miop berkaca mata minus
biasanya yang lebih sering terkena glaukoma.
27
i. Obat-obatan
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya Glaukoma adalah Pemakaian obat-obatan yang mengandung steroid secara rutin dalam jangka waktu yang lama
misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi
dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Pemakai obat- abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter
spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
3
2.5 Gejala-gejala dan Keluhan Penderita Glaukoma
Gejala dini glaukoma tidak ada yang menunjukkan gejala yang berarti, karena sebagian orang hanya merasakan gejala yang hampir sama dengan penyakit mata
Henny Mahrani Hsb : Karakteristik Penderita Glaukoma Di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007, 2009 USU Repository © 2008
lainnya, seperti mata buram, sakit mata, atau timbul pelangi jika melihat sorot lampu adanya halo, yang terjadi karena adanya tekanan yang tinggi pada mata sehingga
membuat mata menjadi bengkak, akibatnya pembiasan cahaya menjadi terganggu.
3
Penderita dapat mengalami glaukoma dalam stadium dini dan menengah selama bertahun-tahun tanpa merasakan gejala awal. Sebagian besar penderita
glaukoma datang ke dokter spesialis mata setelah keluhan dirasakan pada stadium lanjut dan sudah mengalami kebutaan.
14
Ada dua keluhan pasien Glaukoma, yang pertama adalah pada glaukoma akut mendadak yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokular TIO atau
tekanan di dalam bola mata yang tinggi secara mendadak. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kebutaan dalam waktu relatif cepat yaitu dalam hitungan hari.
Gejalanya adalah mendadak nyeri pada mata, sakit kepala, kelopak mata bengkak, mata merah, melihat pelangi disekitar sumber cahaya atau lampu adanya halo, dan
mual sampai muntah.
22,23
Yang kedua adalah pada glaukoma kronis menahun yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokuler TIO atau
tekanan di dalam bola mata secara perlahan-lahan. Biasanya muncul diusia 40 tahun keataspada glaukoma kronis menahun saraf mata mengalami kerusakan dan
kematian yang spesifik, sehingga mengakibatkan kehilangan lapang pandangan sesuai dengan beratnya Glaukoma. Namun terkadang glaukoma kronis menahun terjadi
tanpa keluhan.
14
Henny Mahrani Hsb : Karakteristik Penderita Glaukoma Di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007, 2009 USU Repository © 2008
2.6 Tingkat Keparahan
33
2.6.1 Tingkat Keparahan Tekanan Intraokuler
11
Tekanan intraoluler TIO atau tekanan di dalam bola mata seseorang, tidaklah sama dari hari ke hari ataupun dari jam ke jam. Oleh karena itu, perlu
melakukan pemeriksaan teratur yakni 3-4 kali setahun. Tekanan bola mata yang norml berkisar antara 15-20 mmHg. Tekanan diatas 20 mmHg dianggap sudah ”high
normal” dan sudah harus diwaspadai.
2.7 Kerusakan Saraf Optik
11
Terdapat 1.200.000 sel saraf optik yang tersusun di belakang bola mata. Dokter mata dapat melihat saraf optik dengan alat oftalmoskop melalui manik mata
yang dilebarkan. Warna dan bentuk mangkok papil optik dapat menentukan adanya kerusakan akibat glaukoma disertai berat kerusakan yang terjadi.
2.8 Defek Lapang Pandangan