4.5 Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Sumatera Utara setiap tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah ini sebesar
57,34 persen, tahun 2004 naik menjadi 68,95 persen dan tahun 2005 menjadi 71,94 persen.
Angkatan kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah. Persentase angkatan kerja golongan ini mencapai 41,96 persen,
angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing sekitar 26,42 persen dan 26,49 persen sedangkan sisanya 5,14 persen
berpendidikan diatas SMTA. Dengan masih rendahnya pendidikan angkatan kerja memungkinkan produktivitasnya juga masih belum optimal.
Jika di lihat dari status pekerjaanya sepertiga 28,44 persen penduduk yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang
berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai sekitar 17,67 persen, sedangkan penduduk yang yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 23,24
persen. Hanya 2,08 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha yang mempekerjakan buruh tetapbukan anggota keluarganya.
Jumlah penduduk Sumatera Utara yang merupakan angkatan kerja adalah sebanyak 5,80 juta jiwa yang terdiri dari 5,17 juta jiwa terkategori bekerja dan
sebesar 636 ribu jiwa terkategori mencari kerja dan tidak bekerja pengangguran terbuka. Penduduk Sumatera Utara yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada
sektor pertanian yaitu 52,68 persen. Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu
Udur Basaria Pakpahan : Analisis Pengaruh Ekspor Kayu Lapis Dan Kerajinan Tangan Terhadap…, 2008 USU Repository © 2009
sebesar 17,67 persen. Sektor lain yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa, baik jasa perorangan, jasa perusahaan, dan
jasa pemerintahan yaitu sebesar 10,55 persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor industri hanya sekitar 6,01 persen saja.
4.6 Hasil Penelitian
Adapun data yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut: Tabel 2 Ekspor Kayu Lapis, Ekspor Kerajinan Tangan dan Total Industri
Ekspor Kayu Lapis X1
Ekspor Kerajinan Tangan X2
Total Industri Y
No Juta-Rp Juta-Rp
Juta-Rp
1987 1080.770 1338.350
2730.945 1988 1950.600
1663.670 3519.523
1989 1419.890 3069.220
4042.774 1990 1193.690
3759.480 4042.774
1991 1709.150 448.442
4050.687 1992 2154.470
2449.507 6093.705
1993 1834.090 1355.577
6096.661 1994 1582.470
1423.291 7594.446
1995 1670.540 1308.614
9460.164 1996 204.368
345.040 1076.519
1997 181.815 300.090
1243.267 1998 975.580
234.450 2295.193
1999 1246.040 1785.700
2254.558 2000 1363.490
1024.500 2819.418
2001 1447.410 3091.800
5107.309 2002 1388.470
3454.360 5545.927
2003 1222.170 3607.300
4192.657 2004 1400.870
1574.390 4100.867
2005 1294.520 3564.350
4956.999 2006 1280.220
2500.410 6037.425
Sumber: Badan Pusat Statistik
Udur Basaria Pakpahan : Analisis Pengaruh Ekspor Kayu Lapis Dan Kerajinan Tangan Terhadap…, 2008 USU Repository © 2009
Model estimasi dari penelitian ini adalah: μ
β β
α +
+ +
=
2 2
1 1
X X
Y
Jadi hasil dari model estimasi ini adalah: Y= 313.7986 + 2.668638 X
1
+ 0.261065 X
2
Tabel 3 Koefisien pengaruh Ekspor kayu lapis dan kerajinan tangan terhadap sektor industri
Dependent Variable: INDUSTRI Method: Least Squares
Date: 013008 Time: 19:59 Sample: 1987 2006
Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C 313.7986 1123.729 0.279248
0.7834 KAYULAPIS 2.668638 0.800340
3.334380 0.0039
KERAJINANTANGAN 0.261065 0.326343 0.799970 0.4348
R-squared 0.462001 Mean dependent var
4363.091 Adjusted R-squared
0.398707 S.D. dependent var 2089.412
S.E. of regression 1620.194 Akaike info criterion
17.75596 Sum squared resid
44625505 Schwarz criterion 17.90532
Log likelihood -174.5596 F-statistic
7.299287 Durbin-Watson stat
0.911272 ProbF-statistic 0.005148
Hasil Analisa: 1.
Konstanta sebesar 313.7986 menyatakan bahwa jika tidak ada ekspor kayu lapis dan ekspor kerajinan tangan, maka yang terjadi adalah jumlah sektor
industri adalah Rp313.7986 Juta 2.
Ekspor Kayu Lapis mempunyai pengaruh positif terhadap sektor Industri, dengan nilai koefisien yaitu 2.668638, artinya bila tingkat ekspor kayu
Udur Basaria Pakpahan : Analisis Pengaruh Ekspor Kayu Lapis Dan Kerajinan Tangan Terhadap…, 2008 USU Repository © 2009
lapis naik sebesar 1 maka sektor industri akan naik sebesar Rp2.668638 juta.
3. Ekspor Kerajinan Tangan mempunyai pengaruh positif terhadap sektor
Industri, dengan nilai koefisien yaitu 0.261065 , artinya bila tingkat ekspor kerajinan tangan naik sebesar 1 maka sektor industri akan naik sebesar
Rp 0.261065 juta
4.6.1 Hipotesis Variabel
a. Variabel Ekspor Kayu Lapis
1. Hipotesis:
Ho: b1 = 0, koefisien regresi tidak signifikan Ha: b2
≠ 0, koefisien regresi signifikan 2.
Keputusan: Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel.
Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima Jika t hitung t tabel, maka Ha diterima
3. t hitung
Dari tabel output diatas terlihat bahwa t hitung adalah 3.334380 4.
t tabel Tingkat signifikansi = 5 = 0.05, derajat kebebasan df = jumlah
data-3 atau 20-3=17. Uji dilakukan dua sisi menjadi ½ = 0.025, maka di dapat angka adalah 2.11
Udur Basaria Pakpahan : Analisis Pengaruh Ekspor Kayu Lapis Dan Kerajinan Tangan Terhadap…, 2008 USU Repository © 2009
5. Keputusan
Persamaan regresi bahwa jika t hitung t tabel, maka Ha diterima 3.334380 2.11, maka Ha diterima, artinya bahwa variabel Ekspor kayu
lapis nyata mempengaruhi sektor industri pada tingkat kepercayaan 95. 6.
Berdasarkan Probabilitas Jika probabilitas 0.05 maka Ho diterima
Jika probabilitas 0.05 maka Ha diterima 7.
Keputusan Terlihat bahwa pada kolom Prob Probabiliti adalah 0.0039 . maka
probabilitas 0.05, maka Ha diterima artinya variabel Ekspor kayu lapis nyata mempengaruhi sektor industri pada tingkat kepercayaan 95.
b. Variabel Ekspor Kerajinan Tangan