Isoniazid INH Pengobatan Tuberkulosis Paru

A. Isoniazid INH

Insiden dan beratnya efek samping dari INH berkaitan dengan dosis dan lamanya pemberian. • Reaksi alergi Demam, kulit kemerahan, dan hepatitis sering terjadi. • Toksisitas langsung: efek toksis yang paling sering 10-20 terjadi pada sistem saraf perifer dan pusat. Hal tersebut disokong dengan adanya defisiensi piridoksin, mungkin merupakan hasil kompetisi INH dengan piridoksal fosfat terhadap enzim apotriptofanase. Reaksi-reaksi toksik ini termasuk neuritis perifer, insomnia, lesu, sentak otot, retensi urin, dan bahkan konvulsi serta episode psikotik. Kebanyakan dari komplikasi ini dapat dicegah dengan pemberian piridoksin, dan kecelakaan akibat takar lajak INH dapat diobati dengan piridoksin dalam jumlah yang setara dengan INH yang di makan. INH berkaitan dengan hepatotoksisitas. Uji fungsi hati abnormal, penyakit kuning, dan nekrosis multilobular telah diketahui. Pada kelompok besar, lebih kurang 1 individu menderita hepatitis secara klinis dan lebih dari 10 mengalami gangguan abnormal subklinik. Beberapa keadaan fatal telah terjadi. Hepatitis dengan kerusakan hati progresif bergantung pada usia. Hal ini jarang terjadi pada umur dibawah 20 tahun, 1,5 pada umur antara 30-50 tahun, dan 2,5 pada orang tua. Resiko hepatitis lebih tinggi pada alkoholik. Pada defisiensi glukosa -6-fosfat dehidrogenase, INH dapat menyebabkan hemolisis. INH dapat menurunkan metabolisme fenitoin, sehingga meningkatkan kadar fenitoin dalam darah dan toksisitasnya. B. Rifampin Rifampin menimbulkan warna orange yang tidak berbahaya pada urin, keringat, air mata, dan lensa mata. Efek samping yang sering terjadi termasuk kulit kemerahan, trombositopenia, nefritis, dan gangguan fungsi hati. Rifampin biasanya menyebabkan proteinuria rantai ringan dan mungkin mengganggu respon antibodi. Bila obat ini diberikan kurang dari dua kali seminggu, rifampin Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan syndrome flu dan anemia. Rifampin menginduksi enzim mikrosomal misalnya, sitokrom P450. Jadi, obat ini dapat meningkatkan eliminasi antikoagulan dan kontrasepsi. Tambahan lagi, pemberian rifampin dengan ketokonazol, siklosporin, atau kloramfenikol menimbulkan menurunnya kadar serum dari obat tersebut secara bermakna. Rifampin meningkatkan ekskresi metadon dalam urin, menurunkan konsentrasi metadon dalam plasma, dan dapat menimbulkan gejala putus obatdari metadon.

2.1.9 Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis Paru