132
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Diketahui: d
AB
= 100 km P
A
= 20.000 jiwa
P
B
= 30.000 jiwa
k =
1
Ditanyakan: titik henti?
Jawab :
= =
D
AB
= 44,9 km, diukur dari kota A jumlah penduduknya lebih sedikit.
= lokasi ideal penempatan lokasi industri sehingga terjangkau oleh penduduk dari kota A maupun B.
Berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah, Model Gravitasi
dan Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu pertimbangan faktor lokasi. Model Gravitasi dan Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayan-
an masyarakat, seperti pusat perdagangan pasar, super market, bank, kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri,
ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya.
A B
100 km 44,9 km
Lokasi penempatan pusat perdagangan
3. Teori Grafik
Salah satu faktor yang mendukung kekuatan dan intensitas interaksi antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang
menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya. Jumlah dan kualitas prasarana jalan, baik jalan raya, jalur udara, maupun laut,
tentunya sangat memperlancar laju dan pergerakan distribusi manusia, barang, dan jasa antarwilayah. Anda tentu sependapat bahwa antara
satu wilayah dan wilayah lain senantiasa dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola jaringan transportasi. Tingkat
kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah merupakan salah satu indikasi kuatnya arus interaksi.
Sumber: www.static-flickr.com
Gambar 5.4 Lokasi Pusat Perdagangan
Penentuan lokasi pusat perdagangan dapat menggunakan Teori Titik Henti.
Geografi regional merupakan bagian dari kajian geografi wilayah dengan
segala ruang lingkupnya. Dalam kajian geografi regional sangat
menentukan karakteristik dari suatu wilayah.
Sumber: Geography Dictionary, 2000
Geografia
Di unduh dari : Bukupaket.com
Konsep Wilayah dan Pewilayahan
133
Sebagai contoh, dua wilayah yang dihubung kan dengan satu jalur jalan tentunya memiliki kemungkinan hubungan penduduknya
jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua wilayah yang memiliki jalur transportasi yang lebih banyak.
Wilayah A Wilayah B
Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi,
K.J. Kansky
mengembangkan Teori Grafik dengan membandingkan jumlah kota atau daerah yang memiliki banyak rute jalan sebagai
sarana penghubung kota-kota tersebut. Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dengan Indeks Konektivitas. Semakin tinggi
nilai indeks, semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota atau wilayah yang sedang dikaji. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap potensi pergerakan manusia, barang, dan jasa karena prasarana jalan sangat memperlancar tingkat mobilitas
antarwilayah. Untuk menghitung indeks konektivitas ini digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
= indeks konektivitas e = jumlah jaringan jalan
v = jumlah kota
Contoh: bandingkan indeks konektivitas dua wilayah berikut ini.
Diketahui: Wilayah A: e = 9
v =
6 Wilayah B: e = 10
v =
7
Ditanyakan: indeks konektivitas ?
Sumber: www.hbp_usm.my
Gambar 5.5 Jalur Transportasi
Akses jalur transportasi menentukan kuat- lemahnya interaksi antara dua wilayah
yang berhubungan.
Diskusikan bersama teman sebangku Anda, apakah yang dimaksud
indeks konektivitas? Bagaimana pengaruhnya terhadap potensi
wilayah jika indeks konektivitas tinggi? Kerjakan dalam buku tugas
Anda.
Barometer
Alfred Weber mengembangkan teori lokasi yang dikemukakan pada
tulisannya yang berjudul The Theory of Industrial Location
1909. Weber membedakan antara biaya transportasi bahan mentah
dari sumber bahan mentah ke lokasi industri dan ke tempat penjualan.
Sumber: Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan
Analisa Keruangan, 1981
Geografika
Di unduh dari : Bukupaket.com
134
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII
Jawab: 1 Wilayah A
a jumlah kota v = 6 b jumlah jaringan jalan e = 9
c =
2 Wilayah B a jumlah kota v = 7
b jumlah jaringan jalan e = 10 c
= 3 Jadi, dilihat dari konektivitasnya, potensi interaksi antarkota
di wilayah A lebih tinggi jika dibandingkan wilayah B. Hal tersebut terjadi dengan catatan kondisi alam, sosial serta
kualitas prasarana jalan antara kedua wilayah relatif sama. Dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan
wilayah, analisis indeks konektivitas dapat dijadikan salah satu indikator dan pertimbangan untuk merencanakan pembangunan
infrastruktur jalan serta fasilitas transportasi lainnya. Dengan analisis indeks konektivitas dapat meningkat kan hubungan suatu
wilayah dengan wilayah-wilayah lainnya, serta memperlancar arus pergerakan manusia, barang, dan jasa yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Pengertian Pusat Pertumbuhan