Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
21
b. Faktor dari Luar, misalnya:
1 Intensitas. Prinsip dari luar dapat dinyatakan bahwa semakin besar
intensitas stimulus dari luar, layaknya semkain besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
2 Ukuran. Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas diats, faktor ini
menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu objek maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
3 Keberlawanan atau kontras. Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa
stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau yang sama diluar sangkaan orang banyak, maka akan menarik banyak
perhatian. 4
Pengulangan. Prinsip nii dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sekali dilihat. 5
Gerakan. Prinsip gerakan ini diantaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam
jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.Hal-hal yang baru. Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru
maupun yang sudah dikenal dapat digunakan sebagai penarik perhatian.
22 Menurut Siagian 1989:101-105 ada beberapa faktor yang berperan
dalam persepsi yaitu sebagai berikut: a.
Diri orang yang bersangkutan Dalam hal ini yang menentukan persepsi bukan jenis stimulus,
melainkan karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus tersebut. Apabila seseorang melihat sesuatu ia akan memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya, hal ini dipengaruhi oleh kerakteristik seperti sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan
harapan. 1
Sikap Seorang siswa yang ingin memperoleh bantuan dari guru
pembimbing akan datang pada guru pembimbing untuk melakukan konseling. Sebaliknya siswa yang tidak peduli atau justru takut
dengan guru pembimbing, akan cenderung menjauh dan tidak terbuka pada guru pembimbing.
2 Motif
Motif sangat berkaitan dengan pemuasan kebutuhan. Intensitas motif dipengaruhi oleh mendesak tidaknya pemuasan kebutuhan
tersebut. Seorang siswa yang kurang mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, akan berusaha untuk selalu dekat dengan guru
pembimbing atau guru lainnya agar kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi. Sedangkan siswa yang cukup mendapat kasih sayang,
23 mereka akan menjalin relasi dengan guru pembimbing atau guru
lainnya biasa-biasa saja. 3
Kepentingan Guru pembimbing yang baik dan bijiksana akan merasa
bahagia bila melihat para siswa mampu menjalin hubungan yang akrab dengan guru bidang studi, kepala sekolah maupun dengan
staf sekolah lainnya. Namun terkadang guru pembimbing merasa tidak senang atau khawatir melihat siswa dekat dengan para guru
dan kepala sekolah, karena takut apabila kekurangan mereka dalam memberi bimbingan diceritakan.
4 Pengalaman
Persepsi siswa terhadap layanan guru pembimbing pasti akan berbeda, tergantung pengalaman mereka saat berinteraksi dengan
guru pembimbing. Siswa yang memiliki pengalaman menarik dan sangat terbantu dengan kehadiran guru pembimbing dalam
mengembangkan dirinya, tentu akan memiliki penilaian dan kesan yang baik. Sedangkan siswa yang sering mendapat teguran dan
peringatan dari guru pembimbing akibat perilakunya, akan memiliki kesan dan penilaian bahwa guru pembimbing galak dan
tidak adil sehingga membuat mereka enggan berinteraksi dengan guru pembimbing.
24 5
Harapan Harapan para siswa kelas 3 setelah lulus SMA akan
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Maka persepsi para siswa yang berkembang yaitu semua siswa kelas 3 setelah lulus
SMA akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi pilihanya. Harapan dapat mewarnai persepsi seseorang sehingga apa yang
sesungguhnya dilihat sering diinterpretasikan lain supaya sesuai dengan apa yang diharapkan.
b. Sasaran persepsi
Sasaran persepsi dapat berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya sangat berpengaruh terhadap persepsi orang yang
melihatnya. Misalnya, guru pembimbing yang baik, bijaksana, dan perhatian akan banyak didekati oleh para siswa. Sedangkan guru
pembimbing yang tidak stabil emodinya, bersikap tidak adil dan kurang perhatian akan dijauhi dan dihindari oleh siswa. Contoh lain, seorang siswi
yang datang ke sekolah dengan dandanan yang mencolok akan menarik perhatian teman-temannya dan akan timbul persepsi yang beragam tentang
penampilan siswi tersebut. c.
Faktor situasi. Siagian 1989:105 menyatakan persepsi harus dilihat secara
kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam
perkembangan persepsi seseorang. Sebagai contoh, kehadiran seseorang
25 dengan pakaian renang di komplek kolam renang tidak akan
mengherankan karena orang akan berpersepsi bahwa orang tersebut akan berenang. Akan tetapi jika ia mengenakan pakaian renang di tempat yang
tidak ada hubungannya dengan kolam renang, tentu akan menarik perhatian karena kehadirannya itu bukanlah hal yang biasa.
Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, Walgito 2007;80 mengemukakan adanya beberapa faktor, yaitu: 1
objek yang dipersepsi: objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar
individu. 2 alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf: alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga
harus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan reseptor diperlukan syaraf motoris. 3 perhatian: merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa ada
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap
26 suatu objek. Faktor-faktor tersebut akan membuat individu mempuyai
persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang dilihatnya.