1. Siswa menunjukkan perubahan kemampuan yang dimilikinya.
2. Siswa mengalami proses berpikir sehingga dapat dikatakan
kegiatan belajar dilakukan secara sadar. 3.
Siswa memiliki ide-ide dari proses berpikir dalam dirinya. 4.
Siswa mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sehingga proses belajarnya lebih bermakna dalam dirinya.
Dalam penelitian ini, siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan belajar. Untuk mengetahui siswa melakukan kegiatan belajar, peneliti
menggunakan tanda-tanda siswa belajar yang diperoleh dari teori-teori belajar menurut Hamzah B. Uno. Dengan demikian, peneliti dapat
mengetahui keaktifan siswa untuk mempelajari materi dalam penelitian ini. Pembelajaran yang baik dan berhasil akan terlihat dari prestasi belajar
siswa yang tinggi dan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Pembelajaran
Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani 2014:130- 131, istilah pembelajaran identik dengan proses dan usaha yang dilakukan
oleh guru atau pendidik untuk melakukan proses penyampaian materi kepada siswa melalui proses pengorganisasian materi, siswa, dan
lingkungan yang umumnya terjadi di dalam kelas. Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani 2014:131 juga menjelaskan bahwa secara lebih
operasional, pembelajaran didefinisikan sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan menyampaikan
ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu sistem lingkungan belajar secara optimal. Konsep pengertian pembelajaran
tersebut pada dasarnya menitikberatkan pada proses pembelajaran sebagai sebuah aktivitas yang direncanakan, dilakukan dan dievaluasi oleh guru.
Pembelajaran dilaksanakan secara sengaja untuk mengubah dan membimbing siswa dalam mempelajari sesuatu dari lingkungan dalam
bentuk ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik menuju kedewasaan siswa. Pembelajaran
memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sarana belajar bagi siswa.
Dalam melaksanakan
pembelajaran, guru
atau pendidik
membutuhkan metode pembelajaran untuk mengorganisasi materi dan siswa serta lingkungan agar siswa dapat belajar secara optimal. Muhamad
Irham dan Novan Ardy Wiyani 2014:133 menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan dan pelaksanaan prosedur
dan langkah-langkah pembelajaran sampai pada metode penilaian atau evaluasi yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran terdiri dari
beberapa jenis dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode demonstrasi. Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani 2014:136, metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran
yang dilakukan guru dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan materi pelajaran. Metode ini
membantu siswa dalam memahami suatu proses atau cara kerja suatu benda dengan jelas melalui pengamatan dan contoh yang konkret. Metode
ini menghendaki adanya keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan cara guru melakukan
demonstrasi atau siswa yang melakukan demonstrasi secara individual maupun kelompok dengan bimbingan guru.
Dengan demikian,
pembelajaran dalam
penelitian ini
membutuhkan perencanaan materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, serta metode pembelajaran untuk menciptakan lingkungan
belajar siswa yang optimal. Untuk itu, rincian untuk pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Materi yang Disampaikan
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan alat peraga kartu hitung pada materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
Untuk itu, materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran adalah operasi hitung yang mencakup operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat. Dengan menggunakan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, materi tersebut merupakan materi awal bagi siswa kelas VII SMP dengan rincian identitas materi sebagai berikut.
Tabel 2.1. Rincian Identitas Materi Pembelajaran
Materi : Bilangan Bulat
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
Indikator : 1.1.1. Siswa dapat melakukan operasi
penjumlahan pada bilangan bulat. 1.1.2.
Siswa dapat melakukan operasi pengurangan pada bilangan bulat.
1.1.3. Siswa dapat melakukan operasi
perkalian pada bilangan bulat. 1.1.4.
Siswa dapat melakukan operasi pembagian pada bilangan bulat.
2. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan kompetensi dasar pembelajaran, tujuan pembelajaran dengan materi operasi hitung bilangan bulat adalah
siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
3. Metode Pembelajaran
Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode demonstrasi, yaitu memperagakan proses
operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah memahami
konsep dari operasi hitung bilangan bulat. C.
Motivasi
Menurut Herman Hudojo 1988:106, “kekuatan pendorong yang
ada dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai suatu tujuan disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut motivasi.
”Herman Hudojo
1988:106 juga menjelaskan bahwa “dilihat dari alasan timbulnya motivasi, terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi ekstrinsik dan
intrinsik. ” Menurut Herman Hudojo 1988:106, motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul karena adanya stimulus dari luar, sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya memang dari dalam diri
orang itu sendiri. Menurut Herman Hudojo 1988:106-107, motivasi untuk
melakukan sesuatu ada kalanya meningkat, namun ada kalanya menurun. Karena itu, motivasi berkaitan dengan bertambah atau berkurangnya
kegiatan individu. Dalam hal belajar matematika, guru harus berusaha selalu meningkatkan kegiatan belajar siswa. Dilihat dari timbulnya
motivasi, terdapat tiga kunci pokok untuk meningkatkannya, yaitu motif, tujuan dan ganjaran.
1. Motif
Minat, sikap dan kehendak berasal dari dalam diri setiap orang. Namun, sesuatu yang menarik bagi individu satu belum
tentu menarik bagi individu lain. Untuk itu, guru harus meningkatkan motif belajar siswa agar siswa siap untuk belajar.
Dengan kata lain, pendidik harus memberi motivasi belajar untuk menciptakan situasi belajar dalam diri siswa.
2. Tujuan
Kunci ini menuntut guru untuk mengetahui tujuan tujuan siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar, meskipun setiap
siswa memiliki tujuan yang beragam. Hal ini dikarenakan respon siswa dalam situasi belajar cukup selektif.Siswa akan melakukan
suatu hal ketika hal tersebut sesuai dengan tujuannya. 3.
Ganjaran Ganjaran akan membantu siswa agar bertingkah laku untuk
menuju pencapaian tujuan. Belajar disertai ganjaran, biasanya lebih mendorong belajar daripada belajar yang disertai hukuman. Belajar
yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar yang dimotivasi dengan kegagalan.
Hubungan keberhasilan belajar dan motivasi menurut Herman Hudojo 1988:109, ketika seorang siswa mempunyai motivasi belajar
matematika, maka ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sehingga ia mempunyai pemahaman lebih dalam. Ia dengan mudah
mencapai tujuan belajar matematika. Ini berarti peserta didik itu berhasil dalam belajar matematika. Keberhasilan ini akan semakin meningkatkan
motivasinya dalam belajar matematika. Sebaliknya, suatu kegagalan dapat menghasilkan harga diri turun yang berarti motivasi belajarnya turun.
Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menyangkut dengan beragam motivasi yang dimiliki siswa menuntut pengajar harus bertindak
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar para siswa siap untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan sikap sebagai berikut.
1. Siswa merespon secara aktif dan positif setiap kegiatan belajar.
2. Siswa menunjukan kesungguhannya untuk memperdalam ilmu
yang sedang dipelajari. 3.
Siswa menunjukkan keteraturan dalam melakukan kegiatan belajar. Bila siswa tidak menunjukkan sikap-sikap di atas, maka siswa
dapat dikatakan tidak memiliki motivasi belajar. Ketika siswa tidak memiliki motivasi belajar, maka peneliti dapat menggunakan motif, tujuan
ataupun ganjaran untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, motivasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya
dan berlangsungnya suatu motif yang dapat ditandai dengan adanya respon aktif dan positif, kesungguhan dan keteraturan untuk melakukan
suatu tindakan.
D. Alat Peraga Pendidikan