Prestasi Belajar Pembelajaran fisika dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry tentang viskositas dalam meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Hasil uji-t prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Uji T Prestasi Belajar Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hipotesis uji-t: Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis: Jika harga sig. 2-tailed 0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. 2-tailed 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima. Posttest Skor Rata-rata Signifikansi 2-tailed Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Prestasi Belajar Siswa 7,4579 7,9845 0,040 Berbeda Pembahasan Dari hasil uji-t pretest diperoleh kemampuan awal siswa kedua kelas adalah sama. Hasil ini ditunjukkan dari hasil pengujian pretest yang tidak signifikan. Artinya, tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen. Skor rata-rata posttest kedua kelas lebih tinggi daripada pretest. Hasil uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang sigifikan. Dengan demikian, baik pembelajaran inquiry maupun pembelajaran ceramah sama-sama meningkatkan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, skor rata-rata posttest pada pembelajaran inquiry lebih tinggi daripada pembelajaran ceramah. Hasil uji-t pun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, pembelajaran inquiry lebih meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran ceramah.

A. Keaktifan Siswa

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan melakukan observasi. Indikator yang digunakan adalah sebanyak 8 indikator keaktifan. Adapun hasil observasi keaktifan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.5. Kategorisasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Skor rata-rata keaktifan di kelas kontrol dan eksperimen dan hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Uji T Keaktifan Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen No Indikator Observasi Keaktifan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Kategori Frekuensi Kategori 1 Siswa berkomentar apabila guru salah menjelaskan materi pelajaran Sangat Rendah Sangat Rendah 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa 8 Rendah 20 Tinggi 3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan 7 Rendah 23 Tinggi 4 Siswa bertanya kepada siswa lain 2 Sangat Rendah 4 Sangat Rendah 5 Siswa bertanya kepada guru 10 Rendah 19 Tinggi 6 Membaca atas sumber tertentu 12 Sedang 4 Sangat Rendah 7 Siswa mampu memeriksa hasil pekerjaannya 5 Sangat Rendah 22 Tinggi 8 Siswa mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan 5 Sangat Rendah 27 Sangat Tinggi Keterangan Skor Rata-Rata Signifikansi 2-tailed Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Keaktifan 6,13 14,88 0,044 Berbeda Hipotesis uji-t: Ho: Tidak terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Ha: Terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis: Jika harga sig. 2-tailed 0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. 2- tailed 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima. Pembahasan Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata keaktifan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya adalah signifikan. Keaktifan siswa pada pembelajaran inquiry lebih tinggi daripada pembelajaran ceramah. Sesuai dengan teori fungsi inquiry yaitu membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran Hanafiah dan Suhana, 2009: 78 maka metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan keaktifan siswa.

B. Motivasi Belajar Siswa

Penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya mengukur prestasi belajar dan keaktifan siswa, tetapi juga mengukur tingkat motivasi belajar siswa pada pokok bahasan viskositas. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan instrument berupa kuisioner motivasi belajar siswa terhadap proses belajar mengajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Adapun hasil skor motivasi dinyatakan melalui tabel berikut: Tabel 4.7. Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen NO Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1 31 34 2 33 37 3 36 30 4 32 32 5 26 37 6 47 34 7 40 46 8 29 47 9 32 34 10 29 43 11 32 32 12 29 37 13 35 40 14 31 40 15 32 33 16 29 30 17 31 35 18 42 34 19 36 31 20 32 32 21 28 36 22 30 31 23 36 35 24 33 28 25 34 34 26 29 33 27 32 41 28 32 36 29 32 31 Skor rata-rata motivasi dan hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8. Hasil Uji T Motivasi Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hipotesis uji-t: Ho: Tidak terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Ha: Terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis: Jika harga sig. 2-tailed 0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. 2- tailed 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima. Pembahasan Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata motivasi kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya Keterangan Skor Rata-rata Signifikansi 2-tailed Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Motivasi 32,76 35,31 0,038 Berbeda

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 3 29

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PEMANFAATAN

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD NEGERI POPONGAN 02 KARANGAN

1 2 15

PENDAHULUAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 4 8

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 1 14

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN INTERACTIVE DEMONSTRATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

1 4 44

Pembelajaran fisika tentang persamaan kalor dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar, keaktifan dan minat siswa.

0 1 163

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 135

PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERSAMAAN KALOR DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 1 161