berjalan secara aman, tertib, dan lancar. Pemerintah mempunyai peran yang cukup besar dalam memperlancar aktivitas masyarakat yang
beraneka ragam tersebut. c.
Direct Provision of Goods and Services Direct provision of goods and services adalah peran utama pemerintah
untuk menyediakan barang dan jasa publik pure public goods secara mudah bagi masyarakat meskipun pengelolaannya diserahkan ke pihak
swasta. Semakin kompleks dan meluasnya area sektor publik maka sebagian sektor publik mulai dilakukan privatisasi. Privatisasi
mengharuskan sektor publik masuk dalam mekanisme pasar. Pemerintah berperan dalam mengatur berbagai kegiatan produksi dan penjualan
barang atau jasa, public goods dan quasi public goods, meskipun sudah diprivatisasi oleh swasta. Peran sektor publik dalam hal ini adalah ikut
serta mengendalikan dan mengawasi dengan sejumlah regulasi yang tidak merugikan publik.
2.2 Penganggaran Pemerintahan
Penganggaran pemerintahan merupakan wujud pemerintah dalam melaksanakan peran utamanya dalam pengelolaan sektor publik. Penganggaran
merupakan salah satu proses perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia Mahsun; 2013. Penyusunan anggaran pemerintah daerah mengacu pada rencana strategis dan
rencana kerja. Rencana strategis mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD dan rencana kerja mengacu pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah RKPD. Berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja tersebut maka disusunlah anggaran pemerintah, yang pada tingkat daerah
disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Mahsun; 2013, terdiri dari:
a. Pendapatan
Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
b. Belanja
Belanja terdiri dari Belanja Aparatur Daerah, Belanja Pelayanan Publik, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, serta Belanja Tak Tersangka.
c. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah. Sistem penganggaran sektor publik dalam sejarahnya berkembang dan
berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan tuntutan masyarakat. Berikut ini adalah jenis penganggaran keuangan daerah
Ritonga; 2009: a.
Anggaran tradisional, ditandai dengan line item dan incrementalism. 1
Line Item Pendekatan line item didasarkan atas sifat nature dari penerimaan
dan pengeluaran. Pendekatan ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang telah ada
dalam struktur anggaran, walaupun ada beberapa item yang sudah tidak relevan untuk digunakan pada periode sekarang.
2 Incrementalism
Anggaran bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah ada
sebelumnya. Data yang digunakan sebagai dasar adalah data tahun sebelumnya tanpa ada kajian apakah pengeluaran periode sebelumnya
didasarkan atas kebutuhan yang wajar atau tidak. b.
Anggaran yang berorientasi pada kepentingan publik. 1
Zero Based Budgeting ZBB Pendekatan ini dapat mengatasi kelemahan pendekatan
incrementalism karena anggaran diasumsikan mulai dari nol. Pendekatan ini tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu dalam
penyusunan anggaran tahun ini. Kebutuhan anggaran didasarkan pada kebutuhan tahun ini.
2 Planning, Programming, and Budgeting System PPBS
Pendekatan ini didasarkan pada sistem perencanaan formal yang berorientasi pada output dan tujuan. Penekanan utamanya adalah
alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran ini tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri
dari divisi-divisi, tetapi berdasarkan program dengan pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
3 Performance Based Budgeting
Performance Based Budgeting disusun untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional, yaitu tidak adanya tolak ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Pendekatan ini sangat menekankan konsep
value for money, yaitu ekonomis, efisien, dan efektif. Anggaran dengan pendekatan ini merupakan suatu sistem anggaran yang
mengutamakan hasil kerja dan output dari setiap program dan kegiatan yang direncanakan.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 didasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. b.
Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. c.
Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
d. Transparan,
untuk memudahkan
masyarakat mengetahui
dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD.
e. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat.
f. Tidak
bertentangan dengan
kepentingan umum,
peraturan perundangundangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.
Proses penyusunan APBD Mahsun; 2013, yaitu: a.
Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKPD, sebagai landasasn penyusunan Rencana APBD RAPBD kepada DPRD.
b. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD,
pemerintah daerah bersama dengan DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD. c.
Dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran RKA SKPD tahun
berikutnya. d.
RKA SKPD disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai dan perkiraan belanja.
e. RKA disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD. f.
Hasil pembahasan RKA disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
APBD tahun berikutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang
APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.
h. Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan sesuai
dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD. i.
DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan peraturan daerah tentang
APBD, sepanjang tidak mengakibatkan defisit anggaran. j.
APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Apabila DPRD tidak
menyetujui rancangan peraturan daerah tersebut, untuk membiayai keperluan setiap bulan, pemerintah daerah dapat melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pemerintah daerah
menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan prognosis untuk enam bulan berikutnya, selambat-lambatnya pada akhir bulan Juli tahun
anggaran yang bersangkutan untuk dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah daerah. Penyesuaian APBD dapat dilakukan jika terjadi Mahsun;
2013: a.
Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja. c.
Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.
2.3 Pendapatan Asli Daerah PAD