Sistem Perencanaan Pendapatan Asli Daerah PAD pada Sektor

Setelah menerima SKRD, pemohon atau wajib retribusi dapat melunasi pembayaran retribusi izin gangguan HO dan mendapatkan validasi berupa cap dan tanda tangan bendahara penerima. Setelah dilakukan pembayaran retribusi izin gangguan HO, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya akan menerbitkan izin gangguan HO. Izin gangguan HO yang sudah selesai dapat diambil oleh pemohon di petugas loket Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya.

5.2 Analisis Data

5.2.1 Sistem Perencanaan Pendapatan Asli Daerah PAD pada Sektor

Retribusi Izin Gangguan HO Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD pada sektor retribusi izin gangguan sudah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai ketetapan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015. Selain itu, berpedoman juga pada Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15 Tahun 2013 tentang Izin Gangguan, Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 14 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15 Tahun 2013 tentang Izin Gangguan, Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Gangguan, dan Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 15 Tahun 2014 tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perubahan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Izin Gangguan Dalam Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Gangguan. Perencanaan Pendapatan Asli Daerah PAD pada sektor retribusi izin gangguan mencakup dua hal, yaitu menetapkan target penerimaan dan merencanakan upaya-upaya untuk mencapai target tersebut. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan salah satu komponen pendapatan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Target penerimaan yang sudah ditetapkan kiranya dapat tercapai sehingga dapat membiayai belanja daerah yang tentukan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, penetapan target retribusi daerah harus didasarkan pada data potensi retribusi daerah di masing-masing pemerintah kabupatenkota, serta memperhatikan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 yang berpotensi terhadap target pendapatan retribusi daerah dan realisasi penerimaan retribusi daerah tahun sebelumnya. Sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah PAD dibuat untuk mencapai suatu tujuan, yaitu penetapan target penerimaan kiranya dapat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh daerah. Ketika SKPD terkait hendak mengambil keputusan dalam penetapan target penerimaan berdasarkan potensi daerah maka SKPD terkait perlu mempertimbangkan pelaporan data masa lampau. Potensi Pendapatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Asli Daerah PAD pada sektor retribusi izin gangguan HO dapat diperkirakan dengan cara memproyeksikan pertumbuhan izin gangguan baru untuk tahun yang akan datang berdasarkan data masa lampau dan menghitung jumlah retribusi izin gangguan HO yang akan kadaluwarsa di tahun 2016 berdasarkan data tiga tahun sebelumnya dan satu tahun sebelumnya. Sedangkan di Pemerintah Kota Palangkaraya, pertimbangan dalam menetapkan target retribusi izin gangguan HO oleh Dinas Pendapatan Kota Palangkaraya untuk tahun 2016 adalah capaian realisasi penerimaan tahun sebelumnya dan mengingat masih banyak potensi yang belum tergali. Walaupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya telah mengusulkan target penerimaan berdasarkan analisis data aktual perkiraan izin gangguan HO yang akan memperpanjang di tahun 2016 dan asumsi perizinan yang baru dilihat dari tren data tiga tahun sebelumnya. Namun, pengusulan target tersebut belum disetai dengan perhitungan yang andal. Hal ini bisa saja belum mewakili potensi retribusi izin gangguan HO yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat pemisahan tugas antara pemberi otorisasi pemberian izin gangguan HO dengan penerima pembayaran retribusi izin gangguan HO. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya yang berhak untuk mengotorisasi pemberian izin gangguan HO dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu-Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya yang akan mengeluarkan izin gangguan HO serta memungut retribusi izin gangguan HO. Pelayanan perizinan di Kota Palangkaraya sudah satu atap, yaitu di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya. Jenis-jenis pelayanan perizinan dan non-perizinan yang dikelola oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya, yaitu Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Izin Gangguan HO, Izin Trayek, dan Izin Penanaman Modal. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya sudah memiliki Standard Operating Procedure SOP mengenai pengurusan perizinan. Hal ini sudah baik untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Namun, koordinasi antar SKPD pengelola izin gangguan HO masih belum baik dalam hal penyebaran informasi pembaharuan target. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya tidak mengetahui adanya perubahan penetapan target retribusi izin gangguan HO di dalam APBD-P 2015. Sehingga di dalam laporan penerimaan retribusi izin gangguan yang dibuat oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal BPPT-PM Kota Palangkaraya kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya target retribusi izin gangguan HO masih tertulis sesuai dengan APBD murni 2015. Oleh karena itu, perlu dibangun komunikasi yang baik antar SKPD pengelola retribusi izin gangguan HO guna meningkatkan kinerja bersama. Antar SKPD pengelola retribusi izin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI gangguan HO pun harus bekerja sama menyebarkan informasi mengenai pentingnya memiliki izin gangguan, jenis-jenis usaha yang wajib retribusi izin gangguan, dan tata cara menetapkan tarif retribusi izin gangguan melalui media massa, seperti koran atau website resmi karena masih banyak usaha yang belum memiliki izin gangguan HO. Informasi ini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai izin gangguan sehingga masyarakat akan dapat dengan senang hati membayar retribusi izin gangguan dan menghitung sendiri nominal yang perlu dibayarkan. SKPD pengelola retribusi izin gangguan pun harus lebih transparant mengenai perhitungan jumlah retribusi yang dikenakan dan jika terjadi kekeliruan perhitungan maka wajib retribusi dapat mengajukan keringanan dan pengurangan retribusi, atau sebaliknya. Di dalam Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 16 mengenai keringanan, pengurangan, dan pembebasan retribusi disebutkan bahwa pemberian keringanan dan pengurangan retribusi memperhatikan permohonan wajib retribusi sebagai akibat terdapatnya salah hitung atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta pembebasan retribusi diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana alam atau kerusuhan sosial. Pemerintah juga harus lebih memberikan informasi mengenai kriteria usaha yang dapat memperoleh keringanan dan pengurangan tarif retribusi. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keringanan bagi pelaku usaha dalam skala sedang dan besar karena dengan begitu wajib retribusi tidak akan merasa terbebani untuk membayar kewajibannya. Hal ini mengingat masih banyak usaha yang wajib retribusi izin gangguan HO, namun belum memiliki izin gangguan HO. Dengan begitu, hal ini hendaknya dilakukan untuk memperoleh peluang bertambahnya wajib retribusi baru. Jika merasa terbebani maka pelaku usaha dapat mencari kelemahan perda untuk menghindari pembayaran retribusi izin gangguan. Pemberian informasi juga dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada pelaku usaha. Namun, kendalanya yaitu SKPD pengelola retribusi izin gangguan HO belum memiliki basis data yang memadai mengenai jumlah usaha yang sudah memiliki izin maupun yang belum memiliki izin. Padahal dengan adanya basis data ini, SKPD pengelola dapat memberikan sosialisasi yang tepat sasaran kepada pemilik usaha wajib izin gangguan HO yang sudah beroperasi namun belum memiliki izin gangguan HO. Basis data ini juga memudahkan SKPD pengelola dalam menentukan target penerimaan retribusi izin gangguan HO guna mengoptimalkan pendapatan daerah. Seharusnya SKPD pengelola retribusi izin gangguan HO melakukan survei untuk mendata jumlah usaha yang sudah memiliki izin maupun yang belum memiliki izin. Dengan begitu, SKPD pengelola retribusi izin gangguan HO dapat menghitung potensi sesungguhnya yang dimiliki Kota Palangkaraya atas retribusi izin gangguannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kendala yang dihadapi SKPD pengelola izin gangguan HO dalam pengumpulan PAD, yaitu masih terdapat SKPD pengelola retribusi daerah yang ego sektoral sehingga mengakibatkan banyak retribusi yang tidak terpungut. Izin gangguan HO dijadikan salah satu persyaratan izin usaha atau izin usaha perluasan bagi perusahaan yang berlokasi di luar kawasan industri, izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal merger, izin mendirikan bangunan, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu terjalin kerja sama antar SKPD pengelola retribusi daerah untuk memperhatikan persyaratan-persyaratan izin lainnya sebelum SKPD pengelola mengeluarkan izin yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu dibangun kerja sama antar SKPD pengelola retribusi daerah yang saling terkait satu sama lain dalam menyebarkan informasi persyaratan izin apa saja yang harus diurus sebelum melakukan permohonan izin lainnya. Kendala lain yang dihadapi SKPD pengelola izin gangguan HO dalam pengumpulan PAD yaitu, pelaku usaha dapat memanfaatkan kelemahan Peraturan Daerah untuk menghindari retribusi izin gangguan HO. Contohnya, berdasarkan undang-undang, pelaku usaha yang hendak membangun barak lebih dari 10 pintu wajib mengajukan permohonan izin gangguan HO sebelum mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan IMB. Namun, pelaku usaha dapat menghindari retribusi izin gangguan HO dengan cara membangun barak kurang dari sepuluh pintu terlebih dahulu, kemudian dalam waktu yang berdekatan pelaku usaha yang sama membangun barak kurang dari sepuluh pintu di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lokasi yang sama atau bersebelahan. Dengan begitu, pelaku usaha dapat mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB tanpa perlu mengurus izin gangguan HO. Jika dibangun bersamaan maka pelaku usaha menjadi wajib retribusi izin gangguan HO, tapi dikarenakan barak tidak dibangun secara bersamaan maka pelaku usaha tidak menjadi wajib retribusi izin gangguan HO dan dapat langsung mengurus Izin Mendirikan Bangunan IMB. Pemerintah pun perlu mengevaluasi perda terhadap penerapannya di lapangan secara berkala untuk memastikan bahwa peraturan perundang-undangan tersebut masih relevan dengan fakta di lapangan. Berikut ini adalah analisis SWOT izin gangguan HO berdasarkan uraian di atas. Tabel 5.1 Analisis SWOT Izin Gangguan HO Analisis SWOT Peluang O Ancaman T - Masih banyak usaha yang belum memiliki izin gangguan HO. - Pelaku usaha dapat mencari kelemahan perda untuk menghindari retribusi. Kekuatan S Strategi S-O Strategi S-T - Sudah ada pemisahan tugas untuk pelayanan retribusi izin gangguan. - Pelayanan perizinian di Kota Palangkaraya sudah satu atap. - BPPT-PM sudah memiliki SOP yang baik mengenai pengurusan izin. - Lebih transparant dalam menghitung jumlah retribusi izin gangguan dan memberikan kesempatan kepada wajib retribusi untuk menghitung sendiri retribusinya sebelum melakukan pembayaran. - Pemerintah melakukan evaluasi terhadap penerapan perda di lapangan secara berkala. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.1 Analisi SWOT Izin Gangguan HO Lanjutan Kelemahan W Strategi W-O Strategi W-T - Koordinasi antar SKPD yang menangani retribusi izin gangguan HO masih belum optimal. - Penyebaran informasi mengenai izin gangguan masih belum optimal. - SKPD pengelola retribusi izin gangguan belum memiliki basis data mengenai jumlah usaha di Kota Palangkaraya. - Antar SKPD pengelola retribusi daerah masih ada yang ego sektoral. - SKPD dapat membangun komunikasi yang lebih baik agar dapat meningkatkan kinerja bersama. - Penyebaran informasi dapat dilakukan menggunakan media cetak maupun media internet website resmi. - Melakukan pendataan jumlah usaha yang sudah dan belum memiliki izin gangguan. - Menjalin kerja sama antar SKPD pengelola retribusi daerah untuk memperhatikan persyaratan- persyaratan izin lainnya sebelum SKPD pengelola mengeluarkan izin yang bersangkutan. - Pemerintah dapat memikirkan untuk memberikan keringanan bagi pelaku usaha dalam skala sedang dan besar.

5.2.2 Perkiraan Potensi Pendapatan Asli Daerah PAD pada Sektor