orang yang mempunyai pendidikan tinggi, akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang yang
memiliki pendidikan yang rendah. Menurut Lindenfield 1997, kepercayaan diri dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya: a.
Cinta Anak perlu terus menerus dicintai tanpa syarat dengan cara dihargai
keadaan anak sesungguhnya, bukan keadaan anak yang seharusnya atau seperti yang diinginkan orang lain. Dengan cara ini, anak
mengembangkan kepercayaan diri. b.
Rasa aman Anak yang selalu khawatir bahwa kebutuhan dasarnya tidak
terpenuhi akan sulit mengembangkan pandangan positif tentang dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Bila anak-anak
merasa aman, anak mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan serta berani mengambil resiko dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kepercayaan diri anak akan berkembang.
c. Model peran
Anak mengembangkan sikap dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk percaya diri dari orang-orang yang berada
disekitarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hubungan
Anak-anak perlu mengalami beraneka ragam hubungan untuk mengembangkan rasa percaya diri. Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dengan orang dekat dirumah sampai pada orang yang lebih asing. Melalui hubungan sosial anak juga membangun rasa sadar diri
dan pengenalan diri. e.
Kesehatan Anak yang memiliki kesehatan yang baik memungkinkan dirinya
untuk menggunakan kekuatan dan bakat yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian
kepercayaan diri
anak berkembang, namun jika anak memiliki kurang gizi, dia tidak akan
dapat belajar efektif, sehingga tidak dapat menggunakan kemampuan sepenuhnya.
f. Sumber daya
Sumber daya seperti buku, mainan, alat musik, dan fasilitas lainnya merupakan hal yang penting dalam perkembangan kepercayaan diri
anak. g.
Dukungan Anak-anak
membutuhkan dorongan
dan pembinaan
dalam mengembangkan kepercayaan dirinya.
h. Upah atau hadiah
Anak-anak mengembangkan kepercayaan dirinya ketika anak mampu mempertahankan keinginan alamiah untuk menghadapi tantangan.
Keinginan alamiah tersebut dapat dibentuk dengan memberikan upah atau barang secara teratur atas usaha anak.
Menurut Hakim 2002:121, faktor yang mempengaruhi terbentuknya percaya diri, yaitu:
a. Faktor internal
1 Konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri.
Terbentuknya konsep diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam sosialisasi
dengan lingkungan. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya memiliki konsep diri yang negatif, sebaliknya
seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki konsep diri yang positif.
2 Kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Penampilan fisik dan ketidakmampuan fisik seseorang juga bisa
menyebabkan rasa rendah diri pada diri orang tersebut. 3
Pengalaman hidup Kepercayaan diri yang terbentuk dalam diri setiap orang
merupakan hasil dari pengalamannya sepanjang hidup. Biasanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang yang memiliki pengalaman mengecewakan, akan menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pada dirinya. Terlebih
jika pada dasarnya seseorang memilih rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang perhatian.
b. Faktor eksternal
1 Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah cenderung akan membuat seseorang dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya
seseorang yang memiliki agar pendidikan yang tinggi akan lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Seseorang
tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya.
2 Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang diterima dari
lingkungan keluarga, seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya
diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka
seseorang akan berkembang menjadi lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian diatas menurut Ghufron, Lindenfield, dan Hakim, kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
konsep diri, pendidikan, dan pengalaman.
3. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri
Hakim 2002 menyebutkan bahwa ciri-ciri orang yang
mempunyai kepercayaan diri antara lain:
a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.
b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai
situasi. d.
Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi. e.
Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya.
f. Memiliki kecerdasan yang cukup.
g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
h. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang
kehidupannya, misalnya keterampilan bahasa asing. i.
Memiliki kemampuan bersosialisasi. j.
Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik. k.
Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah,
misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah.
4. Upaya-upaya Memupuk Percaya Diri
Krisis percaya diri adalah persoalan yang sangat penting untuk diselesaikan, karena kepercayaan diri adalah modal awal untuk siapa saja
dalam menghadapi hidup yang penuh dengan persaingan. Tentu saja banyak cara yang dapat dilakukan bahkan dilatih untuk meningkatkan
kepercayaan diri dalam jangka waktu panjang. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, maka
individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa
kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Setiawan Pongky 2014:46 menyatakan cara memupuk rasa percaya diri yaitu, menilai diri secara
objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri, positive thinking, berani mengambil resiko, dan belajar mensyukuri dan menikmati rahmat
Tuhan.
5. Aspek-aspek Percaya Diri
Percaya diri dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu yakin akan kemampuan diri sendiri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, rasional,
memiliki kemandirian, berani berpendapat, berani mencoba hal baru, dan dapat merasa diterima oleh lingkungan.
Menurut Ghufron 2012, ada beberapa aspek rasa percaya diri. Yaitu:
a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif individu tentang
dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang
dilakukannya.
b. Optimis, yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik
dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan
atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan individu untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e.
Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan kenyataan. f.
Berani mencoba hal yang baru tanpa ada rasa takut salah, yaitu mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
g. Merasa dapat diterima oleh lingkungan tempat berinteraksi, individu
mempunyai keyakinan bahwa dirinya akan dapat diterima ditengah- tengah lingkungan tempat ia berinteraksi.
6. Tingkah Laku Orang yang Rendah Diri
Kelemahan yang dimiliki oleh seseorang, baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya dapat menimbulkan perasaan rendah diri.
Orang yang merasa rendah diri dapat dilihat dari tingkah lakunya. Setiawan Pongky 2014:21 menyebutkan tingkah laku orang yang rendah
diri antara lain sebagai berikut: a.
Penyendiri Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Orang yang
menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan yang berarti biasanya tidak mau bergaul dan menarik dari pergaulan. Mereka
mungkin menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain yang mereka anggap lebih baik dalam setiap aspek.
b. Peragu
Selalu ragu dalam bertindak. Orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan yang berarti akan selalu ragu-ragu dalam bertindak,
perasaan seperti itu akan merugikan diri sendiri. c.
Lemah dalam persaingan Orang yang rendah diri tidak mau bersaing positif. Ia merasa tidak
mampu untuk mengikuti persaingan seperti orang lain. Karena ia merasa tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri.
d. Tidak sportif
Orang yang rendah diri menolak untuk berpasrtisipasi dalam semua jenis kompetisi, dimana kemampuan mereka akan diuji melawan orang
lain. Meski ia melakukannya, sikap yang suka mencela sepertinya akan muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, waktu itu
mungkin bukan atas usahanya sendiri. e.
Sangat sensitif Orang yang punya rasa rendah diri sangat sensitif terhadap pujian dan
kritikan. Jika dipuji, dia akan mempertanyakan ketulusan dari orang yang memuji, dan jika dikritik, dia akan segera mempertahankan diri.
Dia tidak bisa merespon humor ringan dengan baik. f.
Memancing pujian Orang yang rendah diri itu sangat suka memancing pujian dari orang
lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali dipuji, dia mungkin tidak mau menerimanya dan percaya bahwa orang yang memuji
tersebut hanyalah karena dipancing. g.
Takut membuat kesalahan Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru,
karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan kesalahannya tersebut.