untuk melakukan hal yang sama Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007.
a. Karakteristik Other Focused Moral Emotion
Other Focused Moral Emotion mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a Tidak mempunyai ciri-ciri raut muka yang dapat dikenali
secara umum. Sama halnya dengan self conscious emotion, other
focused moral emotion secara umum juga tidak dapat dikenali hanya melalui raut muka Tangney dkk., 2007;
Tracy Robins, 2007. b
Berorienasi pada individu lain. Other focused moral emotion cenderung dihasilkan
oleh tindakan moral individu lain Haidt, 2003 atau hanya dapat muncul setelah individu melihat tindakan moral yang
dilakukan oleh individu lain tersebut Tangney dkk., 2007.
b. Jenis Other Focused Moral Emotion
a Bersyukur
Bersykur merupakan
keadaan syukur,
hangat, menyenangkan, dan ramah ketika individu mendapatkan
keuntungan yang ditimbulkan oleh individu lain dan cenderung tidak terduga Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007.
Sedangkan Guralnik dalam A Prototype Analysis of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gratitude: Varieties of Gratitude Experiences, lebih mendeskripsikan beryukur sebagai suatu pengalaman akan
rasa terima kasih atas kebaikan atau kemurahan hati yang diterima Lambert, Graham, Fincham, 2009.
Rasa syukur juga berkaitan dengan meningkatnya kesehatan mental dan perilaku yang adaptif karena dapat
memotivasi individu yang menerima keuntungan untuk cenderung bertindak altruis atau melakukan tindakan yang
sama kepada individu lain Tangney dkk., 2007; Trivers, 1971.
b Elevation
Elevation ditinggikan merupakan perasaan hangat dan terbuka
karena melihat
atau melakukan
tindakan kemaanusiaan yang mulia dan patut dipuji Haidt, 2003;
Tangney dkk., 2007. Elevation ditinggikan dapat mendorong individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik
dengan menolong dan mencontoh tindakan mulia lainnya yang terlebih dahulu dilakukan oleh Tuhan atau contoh
kudus lainnya Fredrickson, 1998; Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007.
c Empati
Berbeda dengan simpati, empati lebih fokus pada pengalaman emosi dan kebutuhan orang lain Tangney
dkk., 2007; Prinz, 2011. Batson 1995 dalam Is Empaty Necessary for Morality, melihat empati sebagai respon
emosi yang berorientasi di luar diri dan sesuai dengan kesejahteraan individu lain.
Empati merupakan respon emosi yang berorientasi yang saling berbagi antara individu yang mengamati
dengan individu yang mengalami kejadian tertentu, sehingga memerlukan komponen afektif dan kognitif
Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007. Kemampuan kognitif diperlukan untuk mengambil dan memahami perspektif
individu lain,
kemudian mengakurasikan
dan menggambarkan
pengalaman emosi
individu lain
Tangney dkk.,
2007; Prinz,
2011. Sedangkan
kemampuan afeksi diperlukan untuk ikut merasakan secara personal emosi yang dialami oleh individu lain
Hatfield, Cacioppo, Rapson, 1994; Hoffman, 2000; Tangney dkk., 2007. Empati seringkali muncul jika
melihat penderitaan individu lain sehingga mendorong keinginan menolong untuk mengurangi penderitaan
individu tersebut Haidt, 2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. EMOSI DALAM TINDAKAN
Proses emosi dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari proses kognitif yang dapat mengevaluasi stimulus atau
keadaan, sehingga menghasilkan respon emosi tertentu Ekman, 2003; Fredikson Barbara, 2001; Izard, 2007; Candald dkk., 1977; Tracy Robins,
2007. Disamping itu, proses evaluasi yang berkaitan dengan standart moral
akan memunculkan emosi moral, seperti malu, bersalah, embarrassment, bangga, elevation, empati, dan bersyukur Batson dkk., 1995; Miller, 1990;
Haidt, 2003; Lewis; 2011; Tangney dkk., 2007. Sedangkan proses evaluasi yang berkaitan dengan tujuan bertahan hidup survival akan memunculkan
emosi dasar, seperti senang, sedih, marah, jijik, dan takut Candald dkk., 1977; Ekman, 2003; Tracy Robins, 2007.
Meskipun demikian, individu di dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami dilema ketika akan bertindak. Dilema tersebut terjadi karena
individu mengevaluasi satu situasi atau keadaan secara ganda atau multiple, yaitu dapat dievaluasi baik sekaligus buruk Candald dkk., 1977. Selain itu,
stimulus atau keadaan yang bersifat netral terkadang oleh individu dievaluasi secara kurang tepat, sehingga emosi yang muncul juga kurang tepat. Misalnya
individu yang mengevaluasi seutas tali sebagai seekor ular akan memunculkan rasa takut, sehingga cenderung mendorong individu tersebut untuk menghindar
bahkan lari Ekman, 2003; Candald dkk., 1977; Keltner Kring, 1998. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI