Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang tua

Crutchfield merumuskan bahwa sifat persepsi yang pertama adalah bersifat selektif dan fungsional. Hal ini berarti seseorang mempersepsikan sesuatu hal akan memberikan tekanan yang sesuai dengan tujuan orang tersebut. Misalnya dalam sebuah warung makan terdapat dua orang yang haus dan lapar. Orang pertama yang haus akan lebih tertarik dengan minuman dan orang kedua yang lapar akan lebih tertarik dengan makanan. b. Faktor Struktural Faktor ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu Krech dan Crutchfield, 1975. c. Faktor Situasional Faktor situasional ini berkaitan dengan bahasa nonverbal. Hal ini yang memnyebabkan terjadinya persepsi. d. Faktor Personal Faktor personal ini juga yang mempengaruhi persepsi yang terdiri dari pengalaman, motivasi, kepribadian Rakhmat, 1994. Leather dalam sobur, 2003 membuktikan bahwa pengalaman membantu seseorang dalam meningkatkan persepsi. Pengalaman ini tidak selalu melewati proses belajar formal. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan diproses yaitu motivasi. Misalnya orang lapar akan cenderung memperhatikan makanan, sedangkan faktor lain yaitu kepribadian. Kepribadian merupakan ragam tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik individu. Misalnya orang yang suka melemparkan perasaan bersalahnya kepada orang lain disebut proyeksi. Persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua sangat mempengaruhi karena persepsi memiliki beberapa faktor seperti adanya objek yang dipersepsi, alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf, perhatian, faktor fungsional, faktor stuktural, faktor situasional dan faktor personal. Faktor- faktor tersebut yang mempengaruhi siswa-siswi dalam memandang dan menilai pola asuh yang orang tua mereka terapkan kepadanya, dengan kata lain persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua merupakan cara pandang siswa-siswi terhadap pola asuh orang tua meraka yang terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diketahui bahwa apabila anak menerima pola asuh orang tua yang diterapkan akan memiliki dampak yang positif juga dalam perkembangannya.

D. Usulan Program Layanan Bimbingan

1. Pengertian Program Bimbingan Winkel 2006 mengartikan bahwa program bimbingan yaitu suatu kegiatan yang bimbingan yang terencana, terorganisasi, terkoordinasi, selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. 2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Sukardi 2008 mengatakan bahwa ada sejumlah pelayanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya sebagai berikut: a Pelayanan Orientasi di Sekolah Pelayanan orientasi merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan sekolah yang baru dimasukin konseli, yang bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan yang baru. Pelayanan orientasi ini bertujuan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama orang tua siswa guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahkannya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi untuk orang tua siswa ialah dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. Contoh materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada beberapa cara, yaitu: sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, kurikulum yang sedang berlaku, penyelenggaraan pendidikan, organisasi siswa, organisasi orang tua siswa, dan lain-lain. b Pelayanan Informasi Pelayanan informasi merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan sekolah yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli dilingkungan baru. Pelayanan informasi bertujuan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama untuk orang tua siswa guna memberikan pamahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah baru yang baru dimasukinya. Hasil yang diharapkan yaitu mempermudah penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Diharapkan orang tua dapat memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anakanya. Fungsi utama bimbingan dalam pelayanan informasi fungsi pemahaman dan pencegahan. Contoh materi yang dapat diangkat dalam pelayanan ini adalah informasi pengembangan diri; informasi pendidikan; informasi jabatan; informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman sosial budaya, dan lingkungan. c Pelayanan Penempatan dan Penyaluran Pelayanan Penempatan dan Penyaluran merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik konseli atau klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat misalnya penempatan atau penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau