Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data

untuk mempersiapkan penelitian dengan GeoGebra diselanjutnya. Peneliti menanyakan kembali tentang bagaimana dengan proses pembelajaran dengan membawa laptop dan proyektor lcd, apakah anak-anak akan mengganggu dan merusak alat-alat? Dan juga peneliti meminta masukan dan pendapat selama proses pembelajaran yang sempat peneliti ajarkan adakah yang kurang. Hal ini berguna untuk peneliti agar informasi yang didapat bisa membantu proses pembelajaran dengan membawa program GeoGebra. 4. Rancangan Pembelajaran Bangun Datar dengan menggunakan Program GeoGebra a. Kegiatan Awal i. Salam ii. Mengkondisikan Kelas Dalam mengkondisikan keadaan kelas Peneliti dibantu oleh Guru kelas sangat memakan waktu lumayan lama. Disini karena sifat dari anak-anak Tunagrahita yang memiliki sifat yang hiperaktif membuat mereka sangat ribut dan tidak dapat dikontrol oleh Guru kelas. Peneliti harus menunggu sampai mereka benar-benar diam baru pembelajaran baru dimulai. b. Kegiatan Inti i. Peneliti menjelaskan mengenai bangun datar segitiga, bangun datar segi empat, dan bangun datar lingkaran. ii. Peneliti mulai menggambarkan macam-macam bentuk bangun datar segitiga, bangun datar segi empat, dan bangun datar lingkaran melalui media dengan Program GeoGebra. iii. Peneliti memanggil siswa-siswa secara satu persatu untuk menyebutkan bangun apakah yang digambarkan oleh peneliti. c. Kegiatan Akhir i. Peneliti menanyakan kembali kepada siswa mengenai pembelajaran bangun datar yang tadi masih belum jelas dipahami oleh para siswa. ii. Peneliti membagikan soal untuk evaluasi hasil belajar. 5. Pelaksanaan Pembelajaran Bangun Datar dengan menggunakan Program GeoGebra Pelaksanaan pembelajaran bangun datar ini dilaksanakan di kelas. Peneliti sudah mempersiapkan alat proyektor dan komputer untuk memberikan pelajaran bagi siswa-siswi SLB C ini. Disini peneliti yang menerangkan materi bangun datar kepada siswa-siswi SLB, anak-anak hanya cukup melihat, memperhatikan, dan menjawab pertanyaan dari peneliti. Pembelajaran ini diikuti oleh 5 siswa SLB, dan terkadang 4 siswa SLB sebab terdapat seorang siswa yang bersifat hiperaktif sehingga tidak dapat dikontrol oleh peneliti maupun guru kelas. Pembelajaran bangun datar dengan program GeoGebra ini sangat disukai oleh siswa-siswi SLB ini, karena mereka baru melihat adanya gambar-gambar bangun datar yang bisa digerak-gerakkan di layar. Hal ini dapat memacu semangat belajar mereka, sebab menurut metode fun learning yang diartikan metode pembelajaran di mana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam pembelajaran akan membuat peserta didik dapat menerima yang diajarkan oleh guru dengan mudah dan senang hati, dan bila informasi yang diberikan dapat dengan mudah diterima maka anak akan mudah melakukan suatu perubahan. Pada saat pembelajaran di hari pertama, mereka sangat maudalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan, bahkan sesekali mereka maju dan menunjukkan berapa jumlah titik yang terdapat pada bangun datar tersebut. Bahkan bila peneliti sedang menunjuk salah satu siswa yang akan disuruh maju untuk menunjukkan jawaban yang peneliti berikan, mereka semua dengan ramainya menjawab pertanyaan yang peneliti sampaikan. Bila terdapat siswa yang salah menjawab pertanyaan dari peneliti, siswa-siswa yang lain berteriak dan memberikan jawaban yang benar. Memang dari kelima siswa SLB ini, terdapat 3 siswa yang terbilang lebih cepat menangkap dan aktif daripada siswa yang lainnya. Namun dari kelima siswa SLB ini semua termasuk bisa untuk menjawab pertanyaan dari peneliti walaupun terdapat siswa yang lamban unutk memberikan jawaban. Berikut ini uraian kegiatan belajar selama penelitian berlangsung : 1. Pertemuan pertama Pembelajaran pada pertemuan pertama ini terdiri dari memperkenalkan bangun segitiga, segi empat, dan lingkaran. Rangkuman kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : P : Peneliti S : Siswa U : Siswa 2 A : Siswa 1 B : Siswa 4 F : Siswa 3 G : Guru Kelas Memperkenalkan bangun datar segitiga P : Pagi adik –adik… S : Pagi mbak..tidak semua menjawab dengan serentak P : Disini mbk sudah membawa dan mempersiapkan alat-alat untuk membantu kalian belajar bangun datar. Senang gak? S : Senang mbk, “Mbak itu apa namanya?” salah satu siswa menanyakan kepada peneliti sambil memainkan lampu pada proyektor LCD P : Ini namanya viewer agar gambar pada laptop dapat muncul besar di dinding. S : Sibuk dengan alat-alat yang peneliti bawa, lalu di bantu oleh Guru kelas agar kondisi kelas dapat tenang, walaupun tidak bisa tenang sekali karena kondisi anak-anak yang tidak dapat diperintah Baiklah kalau begitu, mbak ingin memperlihatkan ke kalian mengenai bangun datar segitiga. Sambil membuat bangun segitiga pada GeoGebra Nah ada yang tahu tidak ini bangun apa? P : A: Segitiga. P : Yang lain tahu tidak ini bangun apa? S : Segitiga sebab siswa1 sudah menjawab duluan sehingga siswa yang lain hanya mengikutinya saja. P : Iya benar ini bangun segitiga, kenapa siswa1 menyebutkan ini bangun segitiga? A: Tidak tahu. P : Yang lain tahu tidak kenapa ini disebut bangun segitiga? S : Tidak tahu.. P : Ini disebut bangun segitiga, sebab mempunyai tiga titik. Titik A, titik B, dan Titik C. Paham adik –adik? Peneliti hanya menekankan titik saja, karena pada GeoGebra ini Peneliti bisa menggerakkan atau memainkan titik-titik tersebut untuk membentuk segitiga yang lain dan juga dikhawatirkan siswa tidak mengerti mengenai sisi pada bangun segitiga S : Iya. P : Ini bangun apa lagi? sambil memindahkan salah satu titik pada segitiga yang sebelumnya, membentuk segitiga yang lebih besar dan beda bentuk dari segitiga yang sebelumnya S : Diam sejenak A: Segitiga disini siswa1 memang lebih pintar sedikit dari teman-temannya P : Kenapa disebut bangun segitiga siswa1? A: Tidak tahu. P : Lho kok tidak tahu? Tadi kan mbak bilang, karena memiliki 3 titik, yaitu Titik A, Titik B, dan Titik C. sambil diikuti oleh siswa1. Coba ini bangun apa lagi namanya? peneliti menggerakkan sedikit salah satu titik pada bangun segitiga tersebut S : Segitiga semua menjawa serentak P : Wah sudah mulai pintar. Coba siswa4 ini bangun apa? peneliti mulai mengubah bangun segitiga tersebut B: Agak bingung dan sedikit malu untuk menjawab F: Segitiga A: Segitiga P : Hayoo…siapa yang punya nama siswa4 ya? B: Segitiga karena sudah mendengar siswa1 dan siswa3 menjawab bangun segitiga P : Coba maju, tunjukkan ke mbk berapa banyak titik pada bangun ini? B: 1, 2, 3 sambil menunjukkan titik-titik pada bangun tersebut walau dengan sedikit keraguan dan keliruan P : Hayo mana coba titiknya? Sebutkan nama titiknya Kan disitu sudah ada hurufnya. A: A, B, C P : Mbak nyuruh siswa4 lho siswa1. B: Titik A, B, C Sambil menunjukkan huruf-huruf pada bangun segitiga tersebut P : Ada berapa banyak titik? B: 3 P : Titik apa saja? B: A,B,C sambil diikuti oleh siswa1 dan siswa3, disini siswa1 dan siswa3 memang sedikit lebih aktif P : Siwa4 paham ya? Peneliti melanjutkan kembali mengenai bangun segitiga. Disini peneliti hanya menggerakkan salah satu titik pada bangun segitiga tersebut secara berulang-ulang sampai para siswa maksud dan mengerti. Para siswa pun asik menjawab bahkan dapat maju kedepan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 15

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 38

PENUTUP IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 61

Pemanfaatan bola sebagai alat peraga untuk membantu siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB A) memahami konsep perkalian : studi kasus pada siswa kelas II SLB A Yaketunis Yogyakarta.

0 4 146

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.

0 0 208

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189