adalah mengatur tingkat saat timing dan sifat permintaan dengan cara yang dapat membentuk organisasi mencapai tujuan.
2.2.3. Konsep Pemasaran
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan
mengetahui adanya cara dan falsafah baru yaitu konsep pemasaran yang bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan
konsumen atau berorientasi pada konsumen. Konsep pemasaran menurut Kotler 1997 : 17 , falsafah
manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran dan penyampaian kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran menurut Swasta 1979 : 17 adalah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Dari definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik, keuangan dan pemasaran
harus diarahkan pada usaha untuk mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang
layak dalam jangka panjang.
2.2.4. Pengartian Perilaku Konsumen
Kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi perhatian dan acuan yang utama bagi perusahaan, yaitu dengan cara melihat konsumen yang
bersangkutan. Oleh karena itu perusahaan selalu dituntut untuk menyesuaikan dan menyempurnakan kemampuan akan produk yang
dibuatnya, serta mengamati kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini maupun yang akan datang.
Perilaku konsumen merupakan refleksi dari perilaku manusia yang komplek dan disebabkan oleh banyak factor yang saling mempengaruhi.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting bagi pengembangan program pemasaran suatu organisasi atau perusahaan.
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus melalui usahanya dengan mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen.
Selanjutnya merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dan kebijakan dibidang pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan konsumen.
Dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen serta bertambah banyaknya produk yang ditawarkan kepada konsumen
menyebabkan perilaku konsumen dapat berubah-ubah setiap saat. Perilaku konsumen pada hakekatnya merupakan salah satu bagian dari perilaku
konsumen secara keseluruhan. Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa yang dibeli, oleh karena itu perusahaan perlu
mengetahui tentang perilaku konsumen agar nantinya berhasil dalam usahanya.
Definisi perilaku konsumen menurut Setiadi 2003 : 3 , adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
maenghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Mowen, 2002 : 6. Sedangkan menurut
Sumarwan 2002 : 26 Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada
saat sebelum membeli, menggunakan, menghabiskan, produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Definisi diatas telah memperlihatkan kepada kita bahwa dengan mempelajari perilaku konsumen maka pemasar dapat mengetahui secara
jelas proses pengambilan keputusan yang dialkukan oleh konsumen dan pengaruh – pengaruh yang dihadapi dalam usaha memperoleh barang dan
jasa yang dibutuhkan.
2.2.5. Pengertian Jasa