Aspek-aspek Aspirasi Perkembangan Aspirasi Karir

21 idealnya individu memiliki kedua tujuan aspirasi tersebut. Aspirasi jangka pendek perlu ditentukan agar individu dapat menyusun tindakan untuk mengasah bakat maupun keterampilan tertentu dalam rangka mempersiapkan aspirasi karir di masa mendatang. Begitu pula dengan aspirasi jangka panjang yang perlu ditentukan agar individu dalam melakukan tindakan berupa persiapan-persiapan berkarir dapat semakin termotivasi untuk meraih cita-cita karir yang diinginkan.

3. Aspek-aspek Aspirasi

Hurlock 1980: 45 mengemukakan tentang aspek-aspek aspirasi yang terdiri dari tiga hal, yaitu: a. Cita-cita Cita-cita adalah sesuatu yang dinilai penting dan ingin dicapai oleh individu. Cita-cita merupakan sesuatu yang ingin dicapai, diwujudkan dalam dunia untuk waktu yang akan datang dan merupakan idealisasi dari suatu bentuk kehidupan yang diinginkan, serta kehendak yang selalu ada di dalam pikiran individu. b. Hasrat Apa yang diharapkan individu dari apa yang dinilainya penting dan ingin dicapai tersebut, selanjutnya disebut hasrat atau keinginan. Hasrat merupakan yang ingin diperoleh dari apa yang dilakukan baik untuk waktu 22 dekat, maupun untuk jangka panjang. Hasrat lebih berkaitan dengan kemajuan diri dan peningkatan prestasi. c. Ketetapan Hati Ketetapan hati merupakan sesuatu yang dinilai penting dan ingin dicapai, sebagai standar pencapaian dari apa yang dilakukan, tingkat kepuasan yang ingin dicapai dari apa yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek aspirasi karir terdiri dari: 1 Cita-cita karir dengan adanya tujuan atau gol tertentu. 2 Adanya hasrat dengan melakukan sesuatu yang disukai atau kesenangan yang berhubungan dengan karir. 3 Ketetapan hati dengan adanya penetapan atas keyakinan untuk standar pencapaian dari apa yang ingin dilakukan pada karirnya di masa depan.

4. Perkembangan Aspirasi Karir

a. Teori Tahapan Perkembangan Karir Donald Super Kajian teori perkembangan aspirasi karir dalam penelitian ini salah satunya adalah teori yang dikembangkan oleh Donald Super. Super dalam Didi Tarsidi, 2007: 11-12 mengemukakan formulasi tentang tahapan perkembangan karir, yakni sebagai berikut: 23 1 Growth atau fase pengembangan sejak lahir hingga 14-15 tahun, ditandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri. 2 Exploration atau fase eksplorasi usia 15-24, ditandai dengan fase tentatif di mana kisaran pilihan karir dipersempit tetapi belum final. 3 Establishment atau fase pemantapan usia 25-44, ditandai dengan adanya usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman selama menjalani karir tertenttu. 4 Maintenance atau fase pembinaan usia 45-64 ditandai dengan individu yang telah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya 5 Decline atau fase kemunduran usia 65+ ditandai dengan bila individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya. Kelima tahap di atas merupakan acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam karir, yang nampak dalam tugas perkembangan karir Vocational development tasks. Berikut adalah tugas-tugas perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super yang disajikan dalam bentuk tabel: 24 Tabel 1. Tugas-tugas Perkembangan Karir Menurut Donald Super Tugas Perkembangan Karir Usia Karakteristik Umum Kristalisasi 14-18 Periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan karir umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai Spesifikasi 18-21 Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju preferensi vokasional yang spesifik Implementasi 21-24 Periode menamatkan pendidikan atau pelatihan untuk pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja Stabilisasi 24-35 Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat Konsolidasi 35+ Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan, status, dan senioritas. b. Teori SCCT Social Cognitive Career Theory Lent dalam Tang dan Russ, 2007 memaparkan teori karir sosial kognitif Social Cognitive Career Theory yang diperoleh dari teori belajar sosial social learning theory Bandura yang meramalkan efek efikasi diri self efficacy yang umum pada perilaku individu. 25 Lent dalam Tang dan Russ, 2007 memperkenalkan SCCT sebagai kerangka kerja sosial kognitif untuk memahami minat karir, pilihan karir, dan proses kinerja individu. Lent, Brown, dan Hackett 2000: 36 memfokuskan penggunaan variabel-variabel cognitive person untuk mempengaruhi perkembangan karir dengan penekanan pada variabel- variabel kontekstual yang mempengaruhi individu. Beberapa variabel kontekstual dan individual yaitu jenis kelamin, ras, etnis, keturunan genetik, status sosial ekonomi, dan situasi ekonomi Lent, Brown, dan Hackett, 2000: 36. Menurut Tang dan Russ 2007 efikasi diri self efficacy menempatkan peran sebagai media utama antara perkembangan minat karier, pilihan karier, dan pribadi individu serta variabel kontekstual. SCCT melakukan konsolidasi pada variabel-variabel yang mempengaruhi pilihan dan perkembangan karir. Salah satu kajian pokok SCCT adalah pengenalan pengaruh kontekstual pada perkembangan karir individu dan peran efikasi diri sebagai media perilaku individu untuk pencapaian suatu bidang karir. Para ahli telah melakukan penelitian penerapan SCCT pada kelompok minoritas seperti orang Asia Amerika, Hispanic Amerika, dan mahasiswa Amerika kulit hitam, sebagai variabel-variabel karier mencakup; prestasi akademik, ketekunan, kinerja, minat kerja, dan pilihan karier Tang dan Russ, 2007. Hasil penelitian para ahli tersebut menunjukkan bahwa SCCT secara khusus berkualitas sebagai teori karier yang secara rinci menyelidiki bagaimana lingkungan pribadi dan kepercayaan budaya mempengaruhi 26 pilihan-pilihan karier individu. Berikut gambaran model dari teori SCCT Social Cognitive Career Theory yang disajikan pada gambar di bawah ini: Model of Person, Contextual, and Experiental Factor Affecting Career Related Choice Behavior Brown and Lent, 2005: 108 Gambar 1. Gambaran Model Teori SCCT Social Cognitive Career Theory Berdasarkan Gambar 1 .model SCCT tersebut di atas, maka model pengembangan aspirasi karir pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor atau latar belakang yang meliputi sifat atau kepribadian individu, jenis kelamin, ras atau etnik, kecacatan, kesehatan, dan lingkungan budaya. Pada model SCCT ini aspirasi karir individu berkembang setelah terjadinya pengalaman belajar baik dari lingkungan maupun dari diri pribadi yang menimbulkan adanya efikasi diri self efficacy dan keinginan atau harapan untuk berhasil pada individu. Lebih lanjut, ketika efikasi diri self efficacy Karakteristik - Sifat - Jenis Kel - Rasetnik - - Kecacatan - Kesehatan Lingkungan dan budaya Penga- laman belajar Efikasi diri Harapan berhasil Minat karir Aspirasi karir Pilihan perilaku Latar belakang perilaku memilih Penampilan dan upaya 27 dan keinginan atau harapan untuk berhasil di masa depan telah berkembang pada individu, maka arah minat karirnya akan mulai dipersempit yang mengarah pada cita-cita atau aspirasi karir yang disuka. Berdasarkan teori tahapan perkembangan karir menurut Donald Super, di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan karir individu terbagi atas lima periode, yakni periode pengembangan growth, periode eksplorasi exploration, periode pemantapan establishment, periode pembinaan maintenance, dan periode kemunduran decline. Perkembangan aspirasi karir berada pada periode eksplorasi yang ditandai dengan fase tentatif di mana kisaran pilihan karir dipersempit tetapi belum final. Pada periode tersebut usia individu berkisar dari usia 15-24 tahun. Dengan demikian, subjek penelitian mengenai aspirasi karir remaja ini merupakan siswa SMA kelas X dan pada umumnya berusia 15-16 tahun berada pada tahap perkembangan karir pada fase tentatif. Menurut Super remaja yang berada pada usia 14-18 tahun memiliki tugas perkembangan karir yang khas yakni periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan karir umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disuka atau yang biasa dikenal dengan istilah aspirasi karir. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja yang berada pada fase tentatif dalam tahapan perkembangan karir Donald Super ditandai dengan remaja mulai sadar dengan kemampuan yang dimiliki untuk menentukan aspirasi karirnya, hal 28 ini mengarah pada bagaimana bentuk efikasi diri atau keyakinan atas kemampuan diri yang dimiliki remaja dalam menentukan aspirasi karirnya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aspirasi