35 Hal ini membuat AB, AD dan AE merasa bersalah setelah melakukan
kekerasan dalam pacaran terhadap pacarnya. Karenanya penulis bermaksud mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan, faktor-faktor penyebab, dampak
setelah melakukan kekerasan serta strategi mengatasi masalah agar kekerasan tidak terjadi lagi.
C. Pertanyaan Penelitian
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, peneliti menguraikan pokok masalah yang akan diteliti dalam bentuk pertanyaan penelitian.
Berdasarkan kerangka pikir yang dipaparkan di atas maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Kekerasan fisik apa yang dilakukan oleh AB, AD dan AE terhadap pacarnya?
2. Kekerasan psikis apa yang dilakukan oleh AB, AD dan AE terhadap pacarnya?
3. Kekerasan seksual apa yang dilakukan oleh AB, AD dan AE terhadap pacarnya?
4. Kekerasan ekonomi apa yang dilakukan oleh AB, AD dan AE terhadap pacarnya?
5. Kekerasan spiritual apa yang dilakukan oleh AB, AD dan AE terhadap pacarnya?
6. Faktor individu apa yang menyebabkan AB, AD dan AE melakukan kekerasan terhadap pacarnya?
36 7. Faktor lingkungan apa yang menyebabkan AB, AD dan AE melakukan
kekerasan terhadap pacarnya? 8. Apa dampak yang dialami oleh AB, AD dan AE setelah melakukan
kekerasan terhadap pacarnya? 9. Bagaimana strategi mengatasi masalah yang dilakukan oleh AB, AD dan
AE agar kekerasan dalam pacaran tidak terjadi lagi?
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong
2007:4, metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku orang dapat diamati. Penelitian kualitatif ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif seperti pendapat Lincoln
dan Guba dalam Moleong 2007:8 yaitu: mempunyai latar alamiah, menggunakan manusia sebagai alat instrumen, menggunakan metode
kualitatif pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen, analisa data dilakukan secara induktif, deskriptif, lebih mementingkan proses
daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain bersifat sementara, hasil penelitian
dirundingkan dan disepakati bersama. Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada
penggunaan metode
studi kasus.
Burhan Bungin
2006:20, mendefinisikan studi kasus adalah suatu studi yang bersifat komprehensif,
intens, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian.
Suharsimi Arikunto 2006:142 mengemukakan bahwa studi kasus adalah