19 menyentuh bagian-bagian vital seperti dada, bokong, gurauan-
gurauan seksual serta pemerkosaan. 4. Kekerasan Ekonomi yaitu pemerasan terhadap korban seperti
mengambil uang korban, mengatur pengeluaran dari hal sekecil- kecilnya dengan maksud mengendalikan tindakan korban, memaksa
korban untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari. 5. Kekerasan Spiritual yakni dengan merendahkan keyakinan dan
kepercayaan korban, memaksa korban untuk meyakini hal-hal yang tidak diyakininya, memaksa korban mempraktikkan ritual dan
keyakinan tertentu.
3. Faktor – faktor penyebab Kekerasan dalam Pacaran
Menurut Rifka Annisa 2008:3, faktor–faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam pacaran terdiri dari:
a. Ideologi Gender dan Budaya Patriarki
Gender adalah pemberian sifat dan peran kepada laki – laki dan perempuan dimana bahwa laki–laki mempunyai sifat maskulin dan
perempuan feminin. Laki – laki itu pasti kuat, tegas, berani, cerdas,dsb. Sedangkan perempuan mesti lemah lembut, pemalu, kurang
cerdas,dsb. Karena persifatan ini membuat seakan–akan sifat laki-laki lebih unggul dari perempuan. Peran ini yang memberikan adalah
masyarakat berdasar pada kesepakatan dan adat yang mereka buat. Ideologi gender telah menempatkan perempuan pada posisi-posisi
20 tertentu yang menyebabkan ia lemah. Sedangkan budaya patriarkhi
selalu mengunggulkan kaum laki-laki.
b. Pengertian yang salah tentang makna pacaran
Pacaran sering dianggap sebagai bentuk pemilikan atau penguasaan atas diri pasangannya. Sehingga ketika telah menjadi pacar
seseorang, maka dianggap milik seseorang itu.
c. Adanya upaya untuk mengendalikan perempuan
Perempuan dibatasi hak dan wewenangnya untuk mengembangkan diri. Ada anggapan bahwa perempuan harus dikendalikan sebab jika
tidak maka akan “nglunjak” terhadap laki-laki.
d. Adanya mitos – mitos yang berkembang seputar pacaran
Mitos adalah keyakinan yang salah mengenai sesuatu hal yang disebabkan kurangnya informasi ataupun kesalahan pengertian,
misalnya laki-laki punya dorongan seks yang lebih besar daripada perempuan, sehingga bisa dimaklumi jika laki-laki bersifat agresif.
Selanjutnya perasaan cinta harus dibuktikan dengan berhubungan seksual, tidak mau berhubungan seksual berarti akan kehilangan pacar,
laki-laki yang mengajak hubungan seksual pasti akan menikahi. Selain itu, Murray dalam bukunya yang berjudul “ Domestic and
Dating Violence:
An Information
and Resource
Handbook”
21 repository.usu.ac.idbitstream123456789316993Chapter20II.pdf
menyatakan bahwa terdapat tujuh faktor yang berkontribusi dalam kekerasan dalam pacaran, yaitu:
a. Penerimaan Teman Sebaya