Petani di Desa Ciburial memiliki luas lahan paling minimal sekitar 1.400 m
2
dan maksimal mempunyai luas lahan sekitar 9.800 meter persegi, dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki yaitu sebesar 4.873 meter persegi. Petani yang
memiliki luas lahan kurang dari 2.700 meter persegi terdapat 7,69 persen. Sedangkan petani yang memiliki luas lahan antara 2.700 – 7.046 meter persegi
sebanyak 80,77 persen. Dan petani yang memiliki luas lahan lebih dari 7.046 meter persegi sebanyak 11,54 persen. Luas lahan dapat menentukan
keuntungan dan efisiensi produksi. Pada umumnya status kepemilikan lahan petani adalah sewa yaitu sebesar 69 persen.
Tabel 9. Persentase Petani Berdasarkan Luas Lahan di Desa Ciburial, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut
Luas lahan m
2
Jumlah Persentase
2700 2
7.69 2700 - 7046
21 80.77
7046 3
11.54 Jumlah
26 100
5.5 Karakteristik Pedagang
Pedagang yang telah ditelusuri terdapat enam orang, terdiri dari dua orang pengumpul, dua orang bandarsupplier, satu pabrik rokok lokalguntingan,
dan satu orang pedagang pengecer. Pedagang tembakau yang paling muda yaitu berusia 45 tahun,
sedangkan paling tua berusia 70 tahun dengan rata-rata usia pedagang tembakau yaitu berusia 58 tahun. Pedagang tembakau yang berusia kurang dari
48 tahun sebanyak 16,67 persen, sedangkan pedagang yang berusia antara 48 – 68 tahun sebanyak 66,67 persen. Dan pedagang yang berusia lebih dari 68
tahun sebanyak 16,67 persen. Seluruh pedagang berjenis kelamin laki-laki. Berikut data mengenai persentase berdasarkan sebaran usia pedagang dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Persentase Pedagang Berdasarkan Sebaran Usia
Usia th Jumlah Persentase
48 1
16.67 48 – 68
4 66.67
68 1
16.67 Jumlah 6 100.00
Tingkat pendidikan pedagang paling besar adalah lulusan SLTA yaitu terdapat 50 persen, sedangkan pedagang lulusan SLTP sebanyak 16,67 persen
dan SD sebanyak 33,33 persen. Data dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persentase
SD 2 33.33
SLTP 1 16.67 SLTA 3 50.00
Jumlah 6 100,00 Pedagang tembakau minimal mempunyai pengalaman berdagang 10
tahun sedangkan maksimal pengalamannya yaitu 29 tahun dengan rata-rata pengalaman berdagang yaitu 23 tahun. Pegalaman pedagang tembakau kurang
dari 15 tahun sebanyak 16,67 persen. Pengalaman berdagang antara 15 – 31 tahun sebanyak 83,33 persen. Sedangkan pedagang yang mempunyai
pengalaman berdagang lebih dari 31 tahun tidak ada. Pengalaman pedagang dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Persentase Pedagang Berdasarkan Pengalamannya
Pengalaman Berdagang Tahun
Jumlah Persentase
15 1
16.67 15 - 31
5 83.33
31 -
Jumlah 6 100
5.6 Budidaya Tembakau Mole
5.6.1 Penanaman Tembakau Mole
A. Pengolahan Tanah
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam pengolahan tanah adalah membersihkan tanah dari segala rerumputan, tanah digarpu sehingga bagian
bawah berada di bagian atas dan dibiarkan diperanginkan guna menghilangkan kemasaman. Lamanya tanah diperanginkan 2-3 minggu bagi tanah sawah, 1 – 2
bulan untuk tanah di tegalan, disesuaikan dengan keadaan. Waktu mengolah disesuaikan dengan rencana tanam. Dilanjutkan dengan
membuat saluran air dan petakan saluran sedalam 40 cm, dan lebar 25 cm. Jarak tanam 1 x 0,7; 1 x 0,5; atau 0,8 x 0,8, jarak yang lebih panjang mengarah
barat dan timur dan membuat lubang 20 x 20 x 20 cm, empat hari sebelum tanam. Kemudian mengisi pupuk pada lubang pupuk sudah tidak terlihat lagi
bahan mentah pupuknya warna coklat kehitaman setiap lubang ± 1 kg pupuk diaduk dengan tanah.
B. Penanaman Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk mencegah
bibit terkena panas matahari. Caranya yaitu : 1
Bibit ditanam kedalam lubang sedalam leher akarnya, akar jangan sampai terlipat.
2 Timbunkan tanah kedalam lubang dan padatkan dengan hati-hati.
3 Siram dengan air bersih untuk menjaga kekeringan.
4 Diberi perlindungan dengan daun pisang.
C. Pemeliharaan Tahap pemeliharaan dilakukan berbagai macam kegiatan seperti
menyiram pagi dan sore bila tidak ada hujan, menyulam saat tanaman berumur 1-2 minggu, menyiang pada umur 3-4 minggu, memupuk dua tahap yaitu tahap
pertama pada saat 7-10 Hari Setelah Tanam HST dengan menggunakan pupuk ZA sebanyak 100kg ha dan pupuk ZK sebanyak 100 kgha.
Pemupukan tahap kedua yaitu pada 21-25 HST dengan menggunakan pupuk ZK sebanyak 150 kgha. Kegiatan selanjutnya dari pemeliharaan adalah
Topping and Suckering memangkas tunas dengan maksud menghindari pemakaian hara yang banyak oleh bunga. Kegiatan ini dilakukan menjelang
berbunga atau sebelum berbunga.
5.6.2 Panen dan Pasca Panen Tembakau Mole
Kegiatan panen dilakukan setelah tembakau berumur 90 – 100 hari. Dengan ciri-ciri daun masak : warna daun kekuning-kuningan, permukaan daun
tidak rata, ujung helaian daun agak melengkung keluar dan waktu pemeliharaan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 8.00 – 9.00 WIB. Kualitas daun :
a. Kualitas 1 2 pucuk 7 lembar ± 75 500 – 700 kg moleHa b. Kualitas 3 4 tengah dan atas 6 lembar ± 15
c. Kualitas 5 daun kepel 2 lembar : 10 d. Kualitas 6 koseran 3 lembar : 10
Setelah dipanen daun tembakau diolah hal pertama yang dilakukan adalah memilih daun yang telah dipanen, memeramnya selama3 – 5 hari,
digulung, kemudian dirajang pada malam hari menjelang subuh agar pagi hari dapat dijemur. Pada saat menjemur digunakan anyaman bambusasag. Setelah
kering tembakau yang sudah dirajang diembunkan beberapa malam agar tidak rapuh, kemudian dikemas dengan memakai lembaran gedebog pisang yang
kering. Produksi tembakau darat biasanya menghasilkan 18 lembar untuk satu
pohon atau setara dengan satu kilogram daun tembakau basah, sedangkan
untuk 100 kg daun dapat menghasilkan 12 kg tembakau mole. Untuk luasan 1 ha dapat menghasilkan 1.200 kg tembakau mole.
Produksi tembakau sawah, untuk satu pohon dapat menghasilkan 18 – 20 lembar daun tembakau atau setara dengan 1,5 kg, sedangkan untuk 100 kg
daun dapat menghasilkan 15 kg tembakau mole, dan untuk 1 Ha dapat menghasilkan 1500 kg tembakau mole.
5.6.3 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Tembakau Mole
Hama yang menyerang tembakau mole adalah ulat tanah yang menyerang batang dan tangkai, semut yang menyerang biji yang belum tumbuh,
ulat jengkal yang menyerang daun dan batang, ulat pupus yang menyerang daun, penggerek batang yang menyerang batang, kutu penghisap cairan daun
dan cacing yang menyerang akar. Hama dapat ditanggulangi dengan cara mekanis yaitu dibunuh atau dengan cara kimia yaitu dengan menyemprotkan
dulsband 1.55ccliter air. Untuk semut yaitu dengan menaburkan biji jarakkemiri. Penyakit yang menyerang tembakau adalah penyakit lanas, patek, batang
hangus, buruk akar, buruk daun, layu, dan penyakit yang disebabkan oleh virus seperti : mozaik daun, krupuk dan keriting. Penyakit dapat ditanggulangi dengan
memberakan tanah 4-5 tahun, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan keluarga solanaceae dan kacang-kacangan selama 4-5 tahun atau memberi
fungisida Coper Oxy Chlorida KOC 3-5 grliter. Penyakit layu dapat diatasi dengan menanam jenis tembakau yang tahan layu, menyemprot bibit setelah
umur 3 minggu dengan Dithane M 45 dan 90 sebanyak 0,5 gr untuk 1 m
2
.
BAB VI SISTEM TATANIAGA TEMBAKAU MOLE