dan niat awal sistem ekonomi nasional. Pengaturan larangan tindakan nasionalisasi dalam undang-undang penanaman modal yang begitu eksplisit merupakan wajah
liberalisasi pemerintah yang lebih tunduk kepada negara-negara maju. Bila ditelusuri larangan nasionalisasi tersebut adalah hasil dari Ketentuan-ketentuan yang disusun
berdasarkan praktik perjanjian internasional di bidang promosi dan perlindungan penanaman modal yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan lebih dari 60 negara
yang telah diratifikasi berdasarkan Undang-Undang tentang Perjanjian Internasional. Jika kita cermati ketentuan-ketentuan dari perjanjian bilateral serta konvensi-
konvensi internasional adanya syarat mutlak sebagai pijakan yang melegalkan tindakan nasionalisasi tersebut dapat dilakukan yaitu kepentingan publik public
interest. Namun sayangnya, syarat mutlak tersebut tidak dirumuskan dalam pengaturan undang-undang penanaman modal. Hal ini semakin memperjelas
kedudukan pemerintah yang begitu tunduk terhadap asing.
25
1. Kemanfaatan dan Dampak Positif Nasionalisasi Modal Asing
Tindakan nasionalisasi akan memberikan banyak sekali manfaat baik itu dari segi hukum, ekonomi, politik dan tentunya sumber daya alam. Jeremy Bentham
melalui teori utilitasnya berpendapat bahwa tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Jadi hukum harus memberikan manfaat atau
kegunanaan bagi orang banyak to serve utility. Konsep utilitas mencoba
25
“Larangan untuk melakukan tindakan nasionalisasi dan pengambilalihan kecuali untuk kepentingan publik dari negara tuan rumah sesuai dengan ketentuan hukum yang b
erlaku”. Lihat IBR Supancana, dkk. Ikhtisar Ketentuan Penanaman Modal, Jakarta: The Indonesia Netherlands National
Legal Reform Program NLRP, 2010, h. 423.
menjelaskan bahwa setiap kebijakan hukum ekonomi haruslah dapat mewujudkan kebahagiaan ekstra serta kesejahteraan.
26
Jika kita kaitkan konsep utilitas dengan teori ketergantungan dependencia yang menyatakan bahwa:
a. Penanaman Modal Asing dan bantuan luar negeri dalam jangka pendek
memperbesar pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang 5-20 tahun menghambat pertumbuhan ekonomi.
b. Makin banyak negara bergantung pada penanaman modal asing dan bantuan luar
negeri seperti IMF dan World Bank, makin besar perbedaan penghasilan dan pada gilirannya tujuan pemerataan tidak tercapai.
27
Maka kekayaan sumber daya alam dan kekayaan industri suatu bangsa yang masih terjajah oleh modal asing tidak akan pernah merasakan kesejahteraan dan
kebahagiaan dalam jangka panjang. Nasionalisasi dengan berbagai ragam agendanya seperti ekspropriasi
langsung maupun yang tidak langsung seperti divestasi saham kepemilikan
28
, akan memberikan banyak manfaat jangka panjang dan dampak positif yang akan
26
Salim. HS, Hukum Divestasi di Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2010, h. 55
27
Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Pembangunan: Masalah Kebijakan dan Politik, h. 359.
28
Divestasi adalah pelepasan, pembebasan dan pengurangan modal dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya, di Indonesia tindakan divestasi ini sering dikaitkan dengan divestasi yang
dilakukan oleh perusahaan asing ke pemilik modal lokaldomestik. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan ketiga atas PP No. 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Kegiata Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Perusahaan asing wajib mendivestasikan saham kepemilikan modal mereka hingga 51 kepada pemilik lokaldomestik secara bertahap setelah 5
tahun produksi. Akan tetapi, peraturan tersebut mengalami kelonggaran terhadap perusahaan asing pertambangan yang telah membangun smelter pemurnian.