Latar Belakang Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dan arah pembangunaan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas Periode 2005-2025 yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, di mana masyarakat yang adil dan makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang, di antaranya bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan sektor-sektor ekonomi yang terdapat di Negara kita ini, seperti; sektor pertanian, kehutanan, perikanan, petternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. Pelaksanaan pembangunan memerlukan modal dalam jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh pemerintah atau masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh pemerintah dan atau duniaa usaha swasta dalam negeri. 1 Jika dicermati secara seksama apa yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini sungguh menakjubkan yakni bagaimana menyejahterakan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar UUD 1945. Namun patut disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak 1 Ilmar Aminuddin, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Jakarta:Kencana, 2004 , hlm.1-2. Universitas Sumatera Utara 2 segampang membalik telapak tangan, namun memerlukan kerja keras semua pihak. Sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut yakni melalui pranata pembangunan. 2 Mencermati peranan penanaman modal cukup signifikan dalam membangun perekonomian, tidak mengherankan jika di berbagai negara di dunia , baik negara-negara maju maupun negara-negara berkembang berusaha secara optimal agar negaranya dapat menjadi tujuan penanaman modal asing. Di lain pihak, dari sudut pandang pihak penanam modal adanya keterbukaan pasar di era globalisasi membuka peluang untuk melakukan kegiatan penanaman modal di berbagai negara. Tujuannya sudah jelas yakni bagaimana mencari untung, sedangkan negara penerima modal berharap ada partisipasi penanam modal atau investor dalam pembangunan nasionalnya Untuk melaksanakan pembangunan tersebut tidak dapat dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bila hanya mengandalkan modal dari sumber dana pemerintah, hampir dapat dipastikan akan sulit mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini. Untuk itu perlu dicari sumber dana lain. Salah satu sumber modal yang dapat dimaanfaatkan adalah melalui pranata hukum penanaman modal. Lewat pranata hukum penanaman modal diharapkan ada payung hukum yang jelas bagi pihak penanam modal jika ingin menanamkan modalnya. 3 Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut diperlukan untuk membangun kembali perekonomian Indonesia 2 Lili rasjidi dan Putra Wyasa , Hukum Sebagai Suatu Sistem Bandung:Mandar Maju,2003, hlm.25. 3 Ibid.,26. Universitas Sumatera Utara 3 yang ada di kawasan regional maupun kawasan global. Adapun salah satu sumber dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan nasional tersebut diperoleh melalui kegiatan penanaman modal atau investasi. Dengan adanya kegiatan penanaman atau invesatasi Indonesia dapat mengolah segala potensi ekonomi yang ada menjadi kekuatan riil. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. 4 Pihak penanam modal semakin leluasa dalam melakukan kegiatan penanaman modal di era liberalisasi perdagangan yang ditandai dengan megacompetition . Untuk itu penerima modal harus menyiapkan berbagai sarana dalam menarik investor. Sebagaimana dikatahui, pada era tahun tujuh puluhan, motivasi investor asing untuk berinvestasi di berbagai kawasan adalah memperoleh sumber daya alam dan memproduksi dari lokasi yang lebih murah. Namun, pada era tahun delapan puluhan, motivasi relokasi menjadi lebih penting. Hal ini disebabkan, karena biaya produksi semakin tinggi. Lebih penting lagi adalah perusahaan-perusahaan transnasional telah mengglobal, lalu mereka mulai menciptakan jaringan produksi antar berbagai lokasi berdasarkan sumber daya Penanaman Modal berperan penting dalam perekonomian Negara. Penanaman modal memberi lapangan kerja bagi penduduk setempat, membantu menggerakkan perekonomian dalam negeri, menyumbang skill dan terutama modal ke dalam negeri penerima modal. 4 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Universitas Sumatera Utara 4 alam dan tenaga kerja serta kapabilitas teknologi, proses produksi yang dapat dibagi antarlokasi yang berbeda. Jaringan produksi dibentuk, umumnya produk kahir diekspor ke negara lain. Pola tersebut telah menciptakan kaitan antara perdagangan dan investasi di berbagai kawasan dan merupakan tuntutan proses integrasi yang didorong oleh tuntutan pasar. 5 Penanaman modal didorong oleh suatu proses pengembangan ekonomi di suatu wilayah tertentu. Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus. 6 Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu daam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dn memperoleh fasilitas tertentu. 7 5 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Bandung:NUANSA AULIA,2010, hlm. 59. 6 Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 7 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Pada dasarnya, Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, diselenggarakan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi nasional, serta memberikan dampak yang besar pada peningkatan lapangan kerja dalam negeri. Universitas Sumatera Utara 5 Perkembangan ekonomi global Indonesia perlu memfokuskan pada peningkatan ekspor dan investasi pada beberapa kawasan khusus yang memang mendapatkan fasilitas perpajakan dan kepabeanan. Beberapa keunggulan Indonesia dapat menjadi peluang dalam menarik investasi, diantaranya, letak geografis Indonesia yang sangat ideal bagi pengembangan pusat logistik dan distribusi karena dilewati oleh jalur maritim internasional dan posisi Indonesia terletak di tengah pasar yang sangat besar, yaitu pasar ASEAN. Sementara itu, pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Pasalnya pada tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU NO. 1970, dilanjutkan pada tahun 1972 dikebangkan pula Kawasan Berikat Bounded Warehouse Kemudian tahun 1989 dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu pada tahun 1996 dikembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET, dan terakhir pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2009. 8 Pada dasarnya KEK dibentuk untuk menjadikan lingkungan kondusif bagi akitivitas penanaman modal, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Untuk ide ini diinspirasi dari keberhasilan beberapa negara yang lebih dulu mengadopsinya, seperti Cina dan India. Bahkan data-data empiris melukiskan bahwa KEK di negara tersebut mampu menarik para investor, terutama investor asing untuk berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja. Hal itu tak lain karena kemudahan yang didapat para investor, kemudahan itu berbentuk kemudahan di bidang fiskal, 8 Ayu Prima Yesuari, Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus Jakarta:ERLANGGA,2010, hlm. 73. Universitas Sumatera Utara 6 perpajakan dan kepabeanan. Bahkan ada juga di bidang non-fiskal, seperti kemudahan birokrasi, pengaturan khusus di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian, serta pelayanan yang efisien dan ketertiban di dalam kawasan. 9 Untuk meningkatkan penanaman modal pada KEK, yang dapat menunjang pengembangan ekonomi nasional dan pengembangan ekonomi di wilayah tertentu serta untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, perlu memberikan fasilitas dan kemudahan di KEK. Pada dasarnya investor, baik investor domestik maupun investor asing yang menanamkan modal di Indonesia diberikan berbagai kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah dimaksudkan agar investor domestik maupun investor asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Investasi itu sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mempercepat proses pembangunan. 10 Pemasukan barang impor ke KEK, belum diberlakukan ketentuan pembatasan di bidang impor kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengeluaran barang impor untuk dipakai dari KEK, ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di bidang impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapat diberikan pengecualian danatau kemudahan. Fasilitas dan kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia salah satunya berupa fasilitas dan kemudahan Lalu Lintas Barang. 11

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

5 47 148

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 2 23

Kajian Yuridis Terhadap Kemudahan Perpajakan Bagi Investor Dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Sektor Penanaman Modal Indonesia

0 0 30

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 8

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 15

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 1 40

Kajian Yuridis Terhadap Fasilitas dan Kemudahan Lalu Lintas Barang di Kawasan Ekonomi Khusus Sebagai Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

0 0 3