110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Penanaman modal diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan dana yang dimiliki
dengan menanamkannya ke usahaproyek yang produktif baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan harapan selain mendapatkan
pengembalian modal awalnya dikemudian hari, tentunya pemilik modal juga akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari penanaman modal dimaksud.
Landasan hukum penanaman modal di Indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang mengikutinya. Diantaranya
adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang, Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1968 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, kemudian diubah dengan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 2.
Pengadaan Kawasan Ekonomi Khusus merupakan amanat Pasal 31 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 31 tersebut
menjelaskan bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan
untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus. Untuk itu pemerintah membentuk
Universitas Sumatera Utara
111
sejumlah peraturan dalam hal mengadakan kawasan ekonomi khusus tersebut dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan sejumlah peraturan perundang-undangan lainnya, seperti Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2009 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, dan peraturan perundangan lainnya yang mendukung penyelenggaraan Kawasan Ekonomi
Khusus. Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus bertujuan untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat
strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah.
3. Untuk meningkatkan minat pihak penanam modal dalam melakukan kegiatan
penanaman modal di Indonesia, maka pemerintah memberikan sejumlah fasilitas dan kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Hal ini dapat
dibuktikan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.
Sejumlah fasilitas dan kemudahan di Kawasan Ekonomi khusus menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan
Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus terbagi atas 6 bidang fasilitas dan kemudahan. Salah satu diantara ke 6 fasilitas dan kemudahan tersebut adalah
fasilitas dan kemudahan lalu lintas barang. Ketentuan larangan impor dan ekspor di Kawasan Ekonomi Khusus berlaku sesuai dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
112
peraturan perundang-undangan di bidang larangan dan pembatasan impor-dan ekspor. Pemasukan barang impor ke Kawasan Ekonomi Khusus belum
diberlakukan ketentuan pembatasan di bidang ekspor-impor kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengeluaran barang impor untuk dipakai dari Kawasan Ekonomi Khusus ke tempat lain dalam daerah pabean berlaku ketentuan pembatasan di bidang
impor, kecuali sudah dipenuhi pada saat pemasukannya. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor-ekspor dapat diberikan pengecualian dan.atau
kemudahan.
B. Saran