Motivasi Kerja Hubungan antar pribadi

3. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Efektivitas pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian. 5. Kemandirian dalam melaksanakan pekerjaan. 6. Komitmen kerja yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.

2.2 Motivasi Kerja

2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Ilyas 1999 yang mengutip pendapat Stoner bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan dan mendukung perilaku seseorang. Sementara George menyatakan motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan beberapa tindakan. Dalam kehidupan organisasi yang menjadi sasaran utama pemberian motivasi oleh para pimpinan adalah peningkatan prestasi kerja para bawahan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi. Prestasi kerja tidak dapat ditingkatkan hanya dengan pemberian motivasi saja karena merupakan perkalian antara kemampuan dengan motivasi. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal dengan istilah motivasi internalintrinsik dan juga dapat berasal dari luar diri seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternalekstrinsik.

2.2.2 Teori-teori Motivasi

Menurut Hasibuan 2004 motivasi kerja merupakan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama dan bekerja efektif dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan. Sementara itu Universitas Sumatera Utara Siagian 2002 mendefenisikan motivasi kerja sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Menurut Hezberg dalam Munandar 2011 motivasi kerja pada seseorang pekerja dapat menimbulkan kepuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja terbagi dua yaitu : a. Faktor intrinsik yang terdiri dari : 1. Tanggung jawab responsibility, besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja untuk menjalankan fungsi jabatan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan kemampuan dan pengarahan yang diterima. 2. Kemajuan advancement, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat. 3. Pekerjaan itu sendiri the work it self, besar keilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan kerja yang aktual dapat dilihat dari rutinitas jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan. 4. Pencapaian achievement, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang optimal. Aspek ini meliputi keberhasilan atau kegagalan yang dinilai secara spesifik misalnya pelaksanaan kerja penyelesaian masalah dan usaha untuk mempertahankan keberhasilan. Universitas Sumatera Utara 5. Pengakuan recognition, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja. Aspek ini meliputi segala tindakan peringatan, pujian atau teguran yang dapat bersumber dari penyelia, manajemen sebagai suatu kekuatan interpersonal rekan kerja dan masyarakat umum. b. Faktor ekstrinsik yang terdiri dari : 1. administrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Aspek ini meliputi keadekuatan organisasi dan manajemen organisasi dan manajemen perusahaan peraturan dan administrasi perusahaan. 2. Penyeliaan supervisi, derajat keajaran penyelia yang dirasakan diterima oleh karyaan dari atasannya. Aspek ini meliputi keadilan atasan dalam memperlakukan karyaan ketika atasan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada keryaan. 3. Insentif, derajat kewajaran dari insentif yang diterima sebagai imbalan perilaku kerja karyawan. 4. Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lain. Aspek ini meliputi interaksi antara karyaan dengan penyelia baahan dan rekan kerjanya. 5. Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya. Aspek ini meliputi kondisi fisik tempat karyawan bekerja, termasuk fasilitas dan ciri-ciri ruangan. Universitas Sumatera Utara Apabila faktor intrinsik itu ada maka dapat memberikan motivasi yang kuat dan kepuasan dalam diri seseorang, namun tidak menyebabkan ketidakpuasan bila tidak ada faktor tersebut. Sedangkan faktor ekstrinsik, bila kurang atau tidak diberikan maka akan menyebabkan ketidakpuasan pada tenaga kerja tetapi dapat menyebabkan tidak ada ketidakpuasan jika faktor tersebut ada. Gomes 2013 membagi faktor-faktor motivasi kerja dalam dua bagian yaitu : a. Faktor individual yang mencakup kebutuhan-kebutuhan needs, tujuan- tujuan goals, sikap-sikap attitudes, dan kemampuan-kemampuan abilities. b. Faktor organisasional meliputi gaji pay, keamanan pekerjaan job security, sesama pekerja co-workes, pengawasan supervision, pujian praise, dan pekerjaan itu sendiri the work it self. Berdasarkan yang dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penggerak dari motivasi kerja pada diri seseorang terdiri atas faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau disebut faktor intrinsik dan faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau disebut juga faktor ekstrinsik.

2.2.3 Bentuk-Bentuk Motivasi Kerja

Pada umumnya bentuk motivasi kerja yang sering dianut perusahaan meliputi empat unsur utama Sastrohadiwiryo, 2003, yaitu : a. Kompensasi bentuk uang Salah satu bentuk yang paling sering diberikan kepada tenaga kerja adalah kompensasi yang sering diberikan berbentuk uang. Pemberian kompensasi dalam bentuk uang sebagai motivasi kerja para pegawai memiliki dua Universitas Sumatera Utara pengaruh perilaku yaitu keanggotaan dan tenaga kerja yang pendapatannya tidak lebih dari standar kehidupan yang layak. b. Pengarahan dan pengendalian Pengarahan yaitu menentukan apa yang harus mereka kerjakan atau tidak mereka kerjakan, sedangkan pengendalian yaitu menentukan bahwa tenaga kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. c. Penetapan pola kerja yang efektif Pada umumnya reaksi dari kebosanan kerja akan menghambat produktivitas kerja untuk menanggapinya digunakan beberapa teknik : 1. Memperkaya pekerjaan yaitu penyesuaian tuntutan pekerjaan dengan kemampuan tenaga kerja. 2. Manajemen partisipatif yaitu penggunaan berbagai cara untuk melibatkan pekerjaan dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka. 3. Mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan yang membosankan kepada instrumen alat, aktu luang untuk istirahat dan sarana lain yang lebih fantastis. d. Kebajikan Kebajikan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang diambil sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para tenaga kerja.

2.3 Program Keluarga Berencana